Cegah Corona, BNPB Ajak Viralkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
A
A
A
JAKARTA - Sebagai upaya meningkatkan pencegahan penyebaran corona virus (Covid-19), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengajak semua masyarakat melakukan pencegahan dan kesiapsiagaan melalui kampanye Gerakan Masyarakat (Germas).
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Wisnu Widjaja mengatakan Germas adalah sebuah gerakan yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat. (Baca juga: Sudah 4 Jam, #BersatuHadapiCorona Masih Bertengger di Trending Topic)
“Hal ini sangat penting bagi Indonesia untuk menyusun strategi implementasi percepatan Germas untuk pencegahan maupuan upaya menghadapi corona virus,” ungkap Wisnu saat rapat koordinasi strategi percepatan Germas dalam menghadapi corona virus (Covid-19) di Kantor BNPB dalam keterangan yang diterima SINDOnews (5/3/2020).
Wisnu menyampaikan Germas merupakan langkah baik untuk memperluas edukasi kepada masyarakat tentang hidup bersih, seperti cuci tangan. “Dalam menyambut hari kesiapsiagaan bencana juga bisa digunakan untuk wadah simulasi dalam penanggulangan corona, dengan cuci tangan dan hidup sehat baik di tingkat sekolah dan masyarakat,” kata Wisnu.
Di samping itu, Wisnu menilai pentingnya untuk melakukan intervensi melalui sekolah dalam penyebaran informasi Covid-19. “Pemanfaatan media sosial dalam edukasi Covid-19 perlu dimassifkan baik media offline dan media mainstream,” tambah Wisnu. (Baca juga: Cegah Corona, RI Larang Masuk Pendatang dari Iran, Italia dan Korsel)
Pada kesempatan yang sama, Abdul Malik dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menekankan saat ini telah disiapkan 15 rumah sakit milik Muhammadiyah untuk menghadapi virus ini. “MDMC juga melihat platform Keluarga Tangguh Bencana atau Katana dapat digunakan untuk penyebaran informasi di tingkat terkecil, yaitu keluarga,” tambah Abdul.
Sementara itu, Joko Suprianto dari Sekretariat Satuan Pendidikan Aman Bencana Kemendikbud menjelaskan telah berkoordinasi dengan dinas pendidikan di Jawa Barat, DKI, Kemenkes, Polri dan Kemendagri. “Adapun hasil rapat tersebut adalah imbauan untuk satuan pendidikan dalam menghadapi virus ini. Sejauh ini, Jawa Barat telah melakukan imbauan ke sekolah untuk meningkatkan peran UKS, berkolaborasi dengan satker lainnya dalam penangganan Covid-19.”
Sementara, perwakilan dari Yayasan Sayangi Tunas Cilik, Ance mengusulkan untuk menyusun business continuity plan pada sekolah-sekolah terkait Covid-19, seperti jika sekolah libur apa saja yang harus dilakukan, baik dari guru, pengajar maupun murid-muridnya.
Selain itu, perwakilan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Listiana Aziza menjelaskan, berbagai upaya sudah dilakukan terkait dengan komunikasi risiko. Sejauh ini, Kemenkes telah menyediakan call center, leaflet, website khusus untuk corona, media sosial dan berkolaborasi dengan organisasi lainnya.
"Sosialiasi mengenai penanganan Covid-19 sebenarnya sudah dilakukan oleh Kemenkes melalui Biro Komunikasi Publik, sudah ada hotline, leaflet dan website khusus untuk Covid-19 akan tetapi untuk mass education Kementerian Kesehatan sebenarnya memerlukan kendaraan yang sangat efektif. Kemenkes merasa momentum HKB merupakan opsi terbaik. Informasi yang diberikan seperti penanganan seperti karantina berbasis masyarakat. Pelaksanaan Germas harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian,” tambah Listiana.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Wisnu Widjaja mengatakan Germas adalah sebuah gerakan yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat. (Baca juga: Sudah 4 Jam, #BersatuHadapiCorona Masih Bertengger di Trending Topic)
“Hal ini sangat penting bagi Indonesia untuk menyusun strategi implementasi percepatan Germas untuk pencegahan maupuan upaya menghadapi corona virus,” ungkap Wisnu saat rapat koordinasi strategi percepatan Germas dalam menghadapi corona virus (Covid-19) di Kantor BNPB dalam keterangan yang diterima SINDOnews (5/3/2020).
Wisnu menyampaikan Germas merupakan langkah baik untuk memperluas edukasi kepada masyarakat tentang hidup bersih, seperti cuci tangan. “Dalam menyambut hari kesiapsiagaan bencana juga bisa digunakan untuk wadah simulasi dalam penanggulangan corona, dengan cuci tangan dan hidup sehat baik di tingkat sekolah dan masyarakat,” kata Wisnu.
Di samping itu, Wisnu menilai pentingnya untuk melakukan intervensi melalui sekolah dalam penyebaran informasi Covid-19. “Pemanfaatan media sosial dalam edukasi Covid-19 perlu dimassifkan baik media offline dan media mainstream,” tambah Wisnu. (Baca juga: Cegah Corona, RI Larang Masuk Pendatang dari Iran, Italia dan Korsel)
Pada kesempatan yang sama, Abdul Malik dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menekankan saat ini telah disiapkan 15 rumah sakit milik Muhammadiyah untuk menghadapi virus ini. “MDMC juga melihat platform Keluarga Tangguh Bencana atau Katana dapat digunakan untuk penyebaran informasi di tingkat terkecil, yaitu keluarga,” tambah Abdul.
Sementara itu, Joko Suprianto dari Sekretariat Satuan Pendidikan Aman Bencana Kemendikbud menjelaskan telah berkoordinasi dengan dinas pendidikan di Jawa Barat, DKI, Kemenkes, Polri dan Kemendagri. “Adapun hasil rapat tersebut adalah imbauan untuk satuan pendidikan dalam menghadapi virus ini. Sejauh ini, Jawa Barat telah melakukan imbauan ke sekolah untuk meningkatkan peran UKS, berkolaborasi dengan satker lainnya dalam penangganan Covid-19.”
Sementara, perwakilan dari Yayasan Sayangi Tunas Cilik, Ance mengusulkan untuk menyusun business continuity plan pada sekolah-sekolah terkait Covid-19, seperti jika sekolah libur apa saja yang harus dilakukan, baik dari guru, pengajar maupun murid-muridnya.
Selain itu, perwakilan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Listiana Aziza menjelaskan, berbagai upaya sudah dilakukan terkait dengan komunikasi risiko. Sejauh ini, Kemenkes telah menyediakan call center, leaflet, website khusus untuk corona, media sosial dan berkolaborasi dengan organisasi lainnya.
"Sosialiasi mengenai penanganan Covid-19 sebenarnya sudah dilakukan oleh Kemenkes melalui Biro Komunikasi Publik, sudah ada hotline, leaflet dan website khusus untuk Covid-19 akan tetapi untuk mass education Kementerian Kesehatan sebenarnya memerlukan kendaraan yang sangat efektif. Kemenkes merasa momentum HKB merupakan opsi terbaik. Informasi yang diberikan seperti penanganan seperti karantina berbasis masyarakat. Pelaksanaan Germas harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian,” tambah Listiana.
(cip)