Target Kemiskinan 0%, Jokowi Dinilai Ambisius dan Warning bagi Menteri
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan target penurunan angka kemiskinan esktrem di Indonesia hingga 0 persen pada 2024.
Target ini sesuai dengan data Bank Dunia yang menyatakan, jumlah penduduk yang sangat miskin sebanyak 9,9 juta jiwa atau 3,371 %. (Baca juga: Jokowi Targetkan Kemiskinan 0%, Politikus PKB: Sah-sah Saja)
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menganggap, apa yang ditargetkan Jokowi cukup ambisius dan layak diapresiasi.
Menurutnya, apa yang ditargetkan Presiden sebenarnya menjadi mimpi semua orang di Republik ini agar kemiskinan ekstrem bisa ditekan hingga 0% di 2024.
"Ini jadi warning bagi para pembantu presiden (menteri kabinet) untuk merealisaaikan semua," ujar Adi saat dihubungi SINDOnews, Kamis (5/3/2020).
Di sisi lain kata Adi, target penurunan kemiskinan yang disampaikan Jokowi juga dimaksudkan mantan Gubernur DKI Jakarta itu dapat meninggalkan legacy baik bahwa ia akan menjadi presiden pertama di negara ini yang bisa menghilangkan kemiskinan ekstrim di akhir jabatannya.
"Cita-cita mulia yang mesti didukung semua pihak," ungkap Analis Politik asal UIN Jakarta itu.
Target ini sesuai dengan data Bank Dunia yang menyatakan, jumlah penduduk yang sangat miskin sebanyak 9,9 juta jiwa atau 3,371 %. (Baca juga: Jokowi Targetkan Kemiskinan 0%, Politikus PKB: Sah-sah Saja)
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menganggap, apa yang ditargetkan Jokowi cukup ambisius dan layak diapresiasi.
Menurutnya, apa yang ditargetkan Presiden sebenarnya menjadi mimpi semua orang di Republik ini agar kemiskinan ekstrem bisa ditekan hingga 0% di 2024.
"Ini jadi warning bagi para pembantu presiden (menteri kabinet) untuk merealisaaikan semua," ujar Adi saat dihubungi SINDOnews, Kamis (5/3/2020).
Di sisi lain kata Adi, target penurunan kemiskinan yang disampaikan Jokowi juga dimaksudkan mantan Gubernur DKI Jakarta itu dapat meninggalkan legacy baik bahwa ia akan menjadi presiden pertama di negara ini yang bisa menghilangkan kemiskinan ekstrim di akhir jabatannya.
"Cita-cita mulia yang mesti didukung semua pihak," ungkap Analis Politik asal UIN Jakarta itu.
(maf)