Komisi II DPR Cecar Ketua BPIP Soal Pernyataan Agama Musuh Pancasila

Rabu, 19 Februari 2020 - 04:17 WIB
Komisi II DPR Cecar Ketua BPIP Soal Pernyataan Agama Musuh Pancasila
Komisi II DPR Cecar Ketua BPIP Soal Pernyataan Agama Musuh Pancasila
A A A
JAKARTA - Sejumlah Anggota Komisi II DPR mencecar Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi terkait pernyataannya bahwa agama musuh Pancasila yang menuai kontroversi publik. Hal ini disampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi II DPR bersama BPIP.

“Tentu saya merasa prihatin orang yang saya elu-elukan ternyata belum bekerja sudah mendapatkan, oleh karena itu pada momen hari ini adalah sangat tepat, saya ingin minta klarifikasi walaupun di beberapa medsos, juga sudah ada klarifikasi itu. Tapi kalimatnya itu menurut hemat saya sangat menyinggung umat dan agama apapun karena terkesan dari komentar yang diungkapkan itu melecehkan agama,” kata Anggota Komisi II Supardi Gaus di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Menurut Politisi PAN itu, apapun alasan Ketua BPIP ini, nasi sudah menjadi bubur, anggapan orang sudah bermacam-macam dan wajah Ketua BPIP sudah terlanjur dijadikan meme di platform media sosial. Untuk itu, dia meminta agar kepercayaan publik dipulihkan meskipun ini adalah tugas yang sangat berat.

“Oleh karena itu nasehat saya adalah tentu bagaimana supaya elok, bagaimana supaya damai, bagaimana supaya tentram. Ya pancasila itu kan gitu. Damai tentram harmoni dan lain sebagainya. Oleh karena itu saya berharap ke depan dengan kondisi yang tidak kondusif ini mudah mudahan prof bisa mengembalikan kondisi yang sangat luar biasa ini,” pintanya.

Senada, Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDIP Johan Budi mengatakan bahwa pernyataan Ketua BPIP telah merusak bau melati setelah pelantikan BPIP baru, menjadi bau busuk.

“Jadi, bau melatinya sudah hilang, belum sampai seminggu (setelah pelantikan) sudah hilang,” kata Johan disambut tawa Anggota Komisi II DPR.

Menurut mantan Juru Bicara (Jubir) Presiden ini, banyak hal yang bisa diambil pelajaran dari insiden tersebut. Dia yakin bahwa apa yang disampaikan Yudian ini jauh lebih dalam penjelasannya ketimbang sebuah judul yang beredar di media yang mana, penjelasan kepada media dan di lingkungan kampus berbeda. Tetapi, tugas BPIP itu bukanlah menjelaskan pada media, melainkan membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila dan juga melaksanakan standarisasi pendidikan.

Karena itu, Johan menyarankan agar Yudian tidak lagi perlu berbicara di media dan fokus saja pada tugas utama BPIP. Ketua BPIP baiknya menyerahkan tugas kehumasan kepada Anggota BPIP lainnya yang bisa menyejukkan.

“Saya menyarankan Pak Yudian fokus saja kepada Tugas kepala BPIP dan tidak lagi bicara dengan media. Karena kalau bicara dengan media, lebih banyak mudharatnya Pak. Bapak wakilkan saja, tadi kan Bapak mengakui, bahwa karena terbiasa dengan dunia kampus sehingga bicara dengan media memang harus lebih memahami soal konteks Pak,” usulnya.

“Bapak lebih fokus kepada tugas sebagai kepala BPIP saja. Yang memberi laporan kepada presiden karena mandatnya adalah itu. Ini saya lihat ada Romo Benny yang juga biasa bicara dengan media, mungkin bisa menugaskan Romo Benny atau Deputi daripada nganggur, enggak ada kerjaan,” imbuh Johan.

Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PKB Sukamto mempertanyakan kesadaran Yudian saat membuat pernyataan tersebut, atau sekedar mengincar popularitas dengan pernyataan seperti itu. Atau bahkan, dia menduga pernyataan itu merupakan misi dari pihak ketiga.

“Atau kah memang bapak ini misi dari pihak ketiga, ini yang paling berbahaya. Ataukah memang bapak tidak sadar, itu spontanitas yang tidak terpikirkan,” tukas Sukamto.

Karena itu, dia melanjutkan, ada dua hal yang ia garisbawahi. Pertama, kalau memang tidak secara sadar terlontar kalimat itu dan kemudian meminta maaf, dia memaklumi itu karena manusia tidak aa yang smepurna dan pasti ada kekurangan. Tetapi jika ada kemungkinan kedua bahwa, ada misi lain dari pihak ketuga maka dia mengajak Anggota Komisi II lainnya untuk meminta kepaa Presiden Jokowi untuk melengserkan Yudian dari Ketua BPIP.

“Ini saja saya kira, saya ingin mendengarkan bapak-bapak ini terpeleset atau memang direncanakan atau mungkin titipan pihak ketiga,” tandasnya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6389 seconds (0.1#10.140)