Waspada, Aksi Peretasan Email Berisi Ancaman Virus Corona

Jum'at, 07 Februari 2020 - 13:35 WIB
Waspada, Aksi Peretasan Email Berisi Ancaman Virus Corona
Waspada, Aksi Peretasan Email Berisi Ancaman Virus Corona
A A A
JAKARTA - Masyarakat diminta mewaspadai aksi peretasan lewat surat elektronik atau email palsu berisi ancaman virus Corona.

“Kehebohan virus Corona yang muncul pertama kali di Wuhan dimanfaatkan beberapa pihak untuk melakukan aksi peretasan,” ungkapnya dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Kamis 6 Februari 2020.

Pratama mengatakan di Jepang telah ditemukan sejumlah malware yang disebarkan lewat email dengan teknik phising. Pelaku memanfaatkan ketakutan masyarakat dunia akan serangan virus corona yang muncul di Wuhan China.

“Pelaku diketahui menyertakan malware pada file dokumen berupa txt, pdf, exe dan beberapa ekstension file dokumen lain untuk melakukan peretasan,” katanya. (Baca Juga: Simak, Begini Cara Pencegahan Virus Corona Menurut ACT)

Modusnya, kata dia, pelaku juga meminta penerima email membuka dan mendowload file yang berisi malware tersebut. Pelaku berharap malware dalam dokumen tersebut bisa masuk dalam sistem komputer dan mengambil alih sistem target.

Pratama menjelaskan, upaya peretasan yang mendompleng wabah virus Corona sangat berbahaya. Apalagi, pemberitaan virus Corona sudah sangat mendunia dan diketahui oleh banyak orang. “Artinya dengan model serangan ini, sangat besar kemungkinan target email phising ini akan men-download dan membuka file. Pelaku tahu benar calon korban akan men-download dan membuka file. Karena caption dalam email pelaku berisi imbauan cara menghindari wabah virus corona, sehingga para korban sangat tertaik untuk membukanya. Cara ini jelas lebih efektif dibanding email phising berisi iming-iming hadiah,” tutur Pratama.

Dia mengimbau masyarakat untuk terlebih dahulu mengecek siapa pengirim email. Para pelaku akan menyamarkan diri seolah-olah lembaga resmi. Setiap email dari lembaga resmi bisa dilihat dari alamat email dan itu bisa dicocokkan di website lembaga aslinya.

“Paling penting jangan sampai men-download dan membuka file. Itu adalah jalan masuk malware ke smartphone dan komputer kita. Sekali masuk, malware bisa mengambil username dan password akun-akun kita,” ungkap Chairman Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC ini.

Pratama menambahkan pentingnya masyarakat meng-update anti virus dan juga mengupdate sistem Windows ke patch level paling baru. Pastikan juga melakukan update sistem dari lokasi setting di smartphone maupun komputer, bukan dari email asing.

Menurut dia, ada kemungkinan pelaku juga mengirimkan email phising yang meminta kita melakukan klik untuk mengupdate sistem, model phising ini sering menyerang pengguna iPhone. Pelaku ingin meretas iCloud korban.

“Upaya phising yang terjadi di Jepang ini juga sangat presisi. Karena mengetahui lokasi korban. Jadi pelaku memberikan penjelasan bahwa wabah virus Corona sudah masuk ke daerah tertentu di Jepang yang juga kota tempat tinggal calon korban. Pada akhirnya di tengah kepanikan, korban akan membuka, mendownload bahkan menyebarkan lagi link atau file berisi malware ke koleganya,” tuturnya.

Pratama mengatakan, email palsu ini tidak hanya berbahaya karena adanya malware, namun juga membawa pesan hoaks yang akan membuat masyarakat bertambah panik.

“Baiknya aparat Cybercrime Polri, BSSN, Deputi Siber BIN dan Kominfo bisa berkolaborasi mencegah aksi serupa hadir di Tanah Air,” tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4984 seconds (0.1#10.140)