SBY Bicara Kasus Jiwasraya, Pengamat: Memang Sifat Bapernya Sering Terbawa
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menilai pernyataan Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berbicara mengenai kasus Jiwasraya dan dipublikasikan melalui artikel yang ditulisnya bentuk kegalauan dan keprihatinan terhadap isu tersebut.
"Nah, ini bentuk komunikasi verbal bahkan non verbal SBY dimana harapan mantan presiden ini akan terkuak misteri Jiwasraya," ujar Jerry saat dihubungi SINDOnews, Kamis (30/1/2020). (Baca juga: SBY Beberkan Kasus Jiwasraya: Kebenaran Akan Datang, Lambat tapi Pasti )
"Memang sifat bapernya masih sering terbawa bahkan curhatnya ini saya lihat memberikan sinyal di balik dugaan korupsi Jiwasraya," imbuhnya.
Kata Jerry, dulu ada mega korupsi Bank Century Rp8 triliun ada juga dugaan korupsi Asabri Rp10 triliun dan yang terbesar Jiwasraya Rp13 triliun yang kemudian mengaitkan terjadi di era pemerintahannya.
Menurut dia, ada sejumlah pihak yang diduga membuat 'public opinion' atau opini publik bahwa kasus ini sejak 2006 kala SBY berkuasa. Tapi semua dibantah oleh Ketua Umum Partai Demokrat itu.
"Saya pikir tuding-tudingan antara Demokrat yang berkuasa kala itu dengan partai penguasa Parlemen dan Pemerintahan PDIP akan tersaji," jelasnya. (Baca juga: PKS Nilai Skandal Jiwasraya Tak Cukup Diserahkan ke Panja )
Sementara itu, lanjut Jerry, publik akan menyaksikan 'psywar, political and psychological warfare' perang urat syaraf dan perang politik dan psikologi. Jerry mengaku dirinya mencoba mengambil istilah beken "Fiat Justitia Fuat Caelum" sekalipin langit runtuh hukum harus ditegakkan. Siapa pun pelakunya harus bertanggung jawab dan dihukum.
"Tapi saya berikan apreasiasi terhadap kerja Pak Burhanuddin sebagai Jaksa Agung yang menetapkan 5 tersangka dalam kasus ini. Bahkan Bank BTN pun belum lama ini ditetapkan dua orang tersangka."
"Adapula yang berasumsi dan berargumen duit korupsi PT Jiwasraya diduga dipakai dana kampanye Jokowi," sambung dia.
Menurut Jerry, entah asumsi itu hanya rekayasa politik atau tidak yang jelas publik semakin bingung. Namun demikian, publik juga menginginkan kebenaran kendati lama akan terbongkar juga. Sehingga, ia melihat di kasus ini saling tuding akan terus bergulir. Di sisi lain, lemahnya hukum tidak bisa membawa entah presiden bahkan mantan presiden untuk bersaksi di meja hukum. (Baca juga: PKS dan Demokrat Usul Bentuk Pansus Jiwasraya, Gerindra Wait and See )
Dikatannya, dari bahasa linguistik verbal SBY ini ada sesuatu yang disembunyikan. Memang baru saja di sita aset dari Soeharto tapi itu anaknya. "Di sini taji lembaga penegak hukum membongkar kasus ini akan dibuktikan. Seperti menyimak ulasan mantan Presiden SBY. Jadi 'Fiat Justitia Pereat Mundus' keadilan harus ditegakan walapun dunia binasa," pungkasnya.
"Nah, ini bentuk komunikasi verbal bahkan non verbal SBY dimana harapan mantan presiden ini akan terkuak misteri Jiwasraya," ujar Jerry saat dihubungi SINDOnews, Kamis (30/1/2020). (Baca juga: SBY Beberkan Kasus Jiwasraya: Kebenaran Akan Datang, Lambat tapi Pasti )
"Memang sifat bapernya masih sering terbawa bahkan curhatnya ini saya lihat memberikan sinyal di balik dugaan korupsi Jiwasraya," imbuhnya.
Kata Jerry, dulu ada mega korupsi Bank Century Rp8 triliun ada juga dugaan korupsi Asabri Rp10 triliun dan yang terbesar Jiwasraya Rp13 triliun yang kemudian mengaitkan terjadi di era pemerintahannya.
Menurut dia, ada sejumlah pihak yang diduga membuat 'public opinion' atau opini publik bahwa kasus ini sejak 2006 kala SBY berkuasa. Tapi semua dibantah oleh Ketua Umum Partai Demokrat itu.
"Saya pikir tuding-tudingan antara Demokrat yang berkuasa kala itu dengan partai penguasa Parlemen dan Pemerintahan PDIP akan tersaji," jelasnya. (Baca juga: PKS Nilai Skandal Jiwasraya Tak Cukup Diserahkan ke Panja )
Sementara itu, lanjut Jerry, publik akan menyaksikan 'psywar, political and psychological warfare' perang urat syaraf dan perang politik dan psikologi. Jerry mengaku dirinya mencoba mengambil istilah beken "Fiat Justitia Fuat Caelum" sekalipin langit runtuh hukum harus ditegakkan. Siapa pun pelakunya harus bertanggung jawab dan dihukum.
"Tapi saya berikan apreasiasi terhadap kerja Pak Burhanuddin sebagai Jaksa Agung yang menetapkan 5 tersangka dalam kasus ini. Bahkan Bank BTN pun belum lama ini ditetapkan dua orang tersangka."
"Adapula yang berasumsi dan berargumen duit korupsi PT Jiwasraya diduga dipakai dana kampanye Jokowi," sambung dia.
Menurut Jerry, entah asumsi itu hanya rekayasa politik atau tidak yang jelas publik semakin bingung. Namun demikian, publik juga menginginkan kebenaran kendati lama akan terbongkar juga. Sehingga, ia melihat di kasus ini saling tuding akan terus bergulir. Di sisi lain, lemahnya hukum tidak bisa membawa entah presiden bahkan mantan presiden untuk bersaksi di meja hukum. (Baca juga: PKS dan Demokrat Usul Bentuk Pansus Jiwasraya, Gerindra Wait and See )
Dikatannya, dari bahasa linguistik verbal SBY ini ada sesuatu yang disembunyikan. Memang baru saja di sita aset dari Soeharto tapi itu anaknya. "Di sini taji lembaga penegak hukum membongkar kasus ini akan dibuktikan. Seperti menyimak ulasan mantan Presiden SBY. Jadi 'Fiat Justitia Pereat Mundus' keadilan harus ditegakan walapun dunia binasa," pungkasnya.
(kri)