Fenomena Kerajaan Khayalan Manfaatkan Kekuatan Medsos dan Budaya Instan

Minggu, 19 Januari 2020 - 14:17 WIB
Fenomena Kerajaan Khayalan Manfaatkan Kekuatan Medsos dan Budaya Instan
Fenomena Kerajaan Khayalan Manfaatkan Kekuatan Medsos dan Budaya Instan
A A A
JAKARTA - Munculnya sejumlah kerajaan khayalan atau rekaan di Tanah Air menjadi fenomena yang menjadi sorotan publik beberapa waktu belakangan ini. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melihat bahwa fenomena tersebut muncul dengan memanfaatkan kekuatan media sosial (medsos) dan budaya instan masyarakat yang ingin cepat kaya.

“Fenomena muncul kerajaan berapa daerah menunjukkan bagaimana kekuatan komodifikasi media sosial yang dibalut dengan mitos membuat publik mudah tertipu oleh janji palsu,” ujar Anggota Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo dalam keterangannya, Minggu (19/1/2020). (Baca juga: Tanggapi Munculnya Kerajaan Baru, Wapres: Banyak Orang Sakit )

Benny melihat, munculnya kerajaan-kerajaan ini merupakan fenomena sosial bagian dari masyarakat utopis yang berharap akan masa depan yang lebih makmur dengan cepat, tanpa harus bekerja keras. “Berharap akan masa depan lebih makmur, cepat kaya tanpa bekerja keras,” ucapnya.

Menurut rohaniawan ini, budaya instan yang seperti inilah justru berbahaya ditambah dengan kesadaran kritis masyarakat yang rendah. Sehingga, publik akan mudah terkecoh dengan janji utopis lewat kerajaan-kerajaan tersebut.

“Dalam situasi ekonomi yang sulit, beban hidup yang berat maka pelariannya mencari mimpi untuk mewujudkan kemakmuran semu,” terang Benny. (Baca juga: Pengikut Keraton Agung Sejagat Menyebar hingga Solo Raya )

Dengan kondisi tersebut, lanjut dia, mimpi-mimpi yang instan tersebut dijual oleh mereka yang menggunakan mitos dan dikombinasikan dengan kekuatan media sosial sehingga, nalar dan akal sehat masyarakat direduksi oleh mimpi dan janji tersebut. “Dampaknya kerugian sosial dan ekonomi bagi rakyat miskin jadi korban,” imbuhnya.

“Maka, pentingnya kesadaran kristis masyarakat tidak mudah terpesona janji tidak masuk akal dan menipu nalar sehat,” pesan Benny. (Baca juga: Ternyata Kekaisaran Sunda Pakai Sarana Kampus UPI Bandung untuk 500 Anggotanya )
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0765 seconds (0.1#10.140)