Prof Yunahar Ilyas bagi Keluarga Figur Ayah yang Inspiratif dan Teladan
A
A
A
YOGYAKARTA - Keluarga almarhum Prof Yunahar Ilyas yang meninggal di RSUP Sardjito Yogyakarta, Kamis (2/1/2020) pukul 23.47 WIB terlihat sangat berduka. Meksi terlihat tegar, namun raut muka kesedihan tampak terpancar dari istri dan anaknya serta kerabatnya. Isak tangis lirih terdengar dan air mata membasahi pipi mereka saat para takziah mengucapkan bela sungkawa.
Prof Yunahar Ilyas meninggal setelah menjalani perawatan intensif sejak 28 Oktober 2019 lalu di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebelum dipindahkan ke RSUP Sardjito 11 November 2020 untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut karena kondisi kesehatannya terus memburuk. Namun, meski iktiar sudah dilakukan namun Allah berkehendak lain.
Muhammad Hasnan Nahar, anak ketiga almarhum Prof. H. Yunahar Ilyas mengatakan ayahnya menderita sakit setelah lebaran dan harus opname di rumah sakit. Opname terakhir di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada 28 Oktober 2019 hingga 11 November 2019. Oleh dokter dirujuk ke RSUP Dr Sardjito. Namun, pada 14 November kehilanggan kesadaran hingga akhir hayatnya tidak sadar diri.
Menurut Muhammad Hasnan Nahar, ayahnya sebenarnya akan melakukan persiapan cangkok ginjal di RSUP Dr Sardjito namun ditengah-tengah persiapan terkena paru-paru sehingga sebelum cangkok ginjal melakukan pengobatan intensif paru-paru.
"Ini cara Allah untuk mengurangi rasa sakit bapak," kata Muhammad Hasnan Nahar di sela-sela menerima petakziah di kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Ditiro Yogyakarta, Jumat (3/1/2020). (Baca juga: Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof KH Yunahar Ilyas Wafat )
Almarhum Yunahar Ilyas sendiri dimata Muhammad Hasnan Nahar merupakan sosok tauladan bagi keluarga. Kata dan perbuatannya selaras dan dalam memberi contoh tidak dengan kata namun dengan perbuatan. "itulah alasan kami memanggil bapak Buya," terangnya.
Selain itu hidup ayahnya sudah dihibahkan untuk umat sehingga hampir seminggu banyak kegiatan di luar. "Meski begitu keluarga tetap senang dan bahagia. Di satu sisi tetap figur ayah di sisi lainya tokoh inspirasi bagi banyak pihak," ungkapnya.
Prof Yunahar Ilyas meninggal setelah menjalani perawatan intensif sejak 28 Oktober 2019 lalu di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebelum dipindahkan ke RSUP Sardjito 11 November 2020 untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut karena kondisi kesehatannya terus memburuk. Namun, meski iktiar sudah dilakukan namun Allah berkehendak lain.
Muhammad Hasnan Nahar, anak ketiga almarhum Prof. H. Yunahar Ilyas mengatakan ayahnya menderita sakit setelah lebaran dan harus opname di rumah sakit. Opname terakhir di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada 28 Oktober 2019 hingga 11 November 2019. Oleh dokter dirujuk ke RSUP Dr Sardjito. Namun, pada 14 November kehilanggan kesadaran hingga akhir hayatnya tidak sadar diri.
Menurut Muhammad Hasnan Nahar, ayahnya sebenarnya akan melakukan persiapan cangkok ginjal di RSUP Dr Sardjito namun ditengah-tengah persiapan terkena paru-paru sehingga sebelum cangkok ginjal melakukan pengobatan intensif paru-paru.
"Ini cara Allah untuk mengurangi rasa sakit bapak," kata Muhammad Hasnan Nahar di sela-sela menerima petakziah di kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Ditiro Yogyakarta, Jumat (3/1/2020). (Baca juga: Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof KH Yunahar Ilyas Wafat )
Almarhum Yunahar Ilyas sendiri dimata Muhammad Hasnan Nahar merupakan sosok tauladan bagi keluarga. Kata dan perbuatannya selaras dan dalam memberi contoh tidak dengan kata namun dengan perbuatan. "itulah alasan kami memanggil bapak Buya," terangnya.
Selain itu hidup ayahnya sudah dihibahkan untuk umat sehingga hampir seminggu banyak kegiatan di luar. "Meski begitu keluarga tetap senang dan bahagia. Di satu sisi tetap figur ayah di sisi lainya tokoh inspirasi bagi banyak pihak," ungkapnya.
(pur)