Hasto Tegaskan PDIP Bukan Partai Elite
A
A
A
JAKARTA - Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengaku partainya akan terus melakukan konsolidasi partai menjelang Pilkada 2020. Beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur terus diperkuat konsolidasi tersebut.
Bagi Hasto tiada hari tanpa konsolidasi. Maka dia meminta kader untuk selalu menggelorakan semangat konsolidasi dan menyatu dengan pergerakan rakyat. Sampai di satu momen, Hasto tersadar bahwa dirinya telah melewati perjalanan antar kota yang cukup jauh.
"Salah membaca peta saya. Saya kira Bojonegoro dekat dari Jember," canda Hasto saat memberikan pengarahan kepada kader di Tuban, Senin (9/12/2019).
Hasto mengatakan kekuatan PDIP adalah bersama dan dekat dengan rakyat. Jadi sudah sepantasnya elite partai mendekatkan diri dengan rakyat dan menyerap aspirasi yang berkembang.
"PDIP bukan partai elite. PDIP besar karena rakyat. Jadi kata kuncinya harus turun, turun, turun, temui rakyat. Kalau elite PDIP tidak turun tak pantas disebut kader PDIP," kata Hasto.
Menurut Hasto, pilkada bagi PDIP menjadi momentum untuk memperkuat struktur partai sekaligus menggali potensi daerah seperti Bojonegoro dan Tuban. Sementara terkait para calon kandidat di Pilkada 2020, Hasto mengatakan PDIP membuka pintu bagi putra putri terbaik bangsa untuk bergabung PDIP dalam kontestasi pilkada.
"PDIP mendengarkan aspirasi rakyat sehingga calon yang diusung perpaduan internal dan eksternal partai. Itu menjadi pola," jelas Hasto.
Hasto menambahkan kandidat dan kader PDIP diharapkan bersama-sama memperkuat semangat gotong-royong untuk menyukseskan Pilkada 2020.
"Karena Pancasila itu kalau disaripatikan maknanya gotong royong. Jadi di setiap pilkada manapun, kandidat dan kader bergerak karena gotong royong bukan karena diberi upah atau janji. Tak ada orang yang hebat. Pilkada itu kerja kolektif," tandas Hasto.
Bagi Hasto tiada hari tanpa konsolidasi. Maka dia meminta kader untuk selalu menggelorakan semangat konsolidasi dan menyatu dengan pergerakan rakyat. Sampai di satu momen, Hasto tersadar bahwa dirinya telah melewati perjalanan antar kota yang cukup jauh.
"Salah membaca peta saya. Saya kira Bojonegoro dekat dari Jember," canda Hasto saat memberikan pengarahan kepada kader di Tuban, Senin (9/12/2019).
Hasto mengatakan kekuatan PDIP adalah bersama dan dekat dengan rakyat. Jadi sudah sepantasnya elite partai mendekatkan diri dengan rakyat dan menyerap aspirasi yang berkembang.
"PDIP bukan partai elite. PDIP besar karena rakyat. Jadi kata kuncinya harus turun, turun, turun, temui rakyat. Kalau elite PDIP tidak turun tak pantas disebut kader PDIP," kata Hasto.
Menurut Hasto, pilkada bagi PDIP menjadi momentum untuk memperkuat struktur partai sekaligus menggali potensi daerah seperti Bojonegoro dan Tuban. Sementara terkait para calon kandidat di Pilkada 2020, Hasto mengatakan PDIP membuka pintu bagi putra putri terbaik bangsa untuk bergabung PDIP dalam kontestasi pilkada.
"PDIP mendengarkan aspirasi rakyat sehingga calon yang diusung perpaduan internal dan eksternal partai. Itu menjadi pola," jelas Hasto.
Hasto menambahkan kandidat dan kader PDIP diharapkan bersama-sama memperkuat semangat gotong-royong untuk menyukseskan Pilkada 2020.
"Karena Pancasila itu kalau disaripatikan maknanya gotong royong. Jadi di setiap pilkada manapun, kandidat dan kader bergerak karena gotong royong bukan karena diberi upah atau janji. Tak ada orang yang hebat. Pilkada itu kerja kolektif," tandas Hasto.
(kri)