Ucapan Rocky Gerung, Pengamat Anggap sebagai Koreksi kepada Elite Bangsa
A
A
A
JAKARTA - Analis Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, A Bakir Ihsan menganggap pernyataan pengamat politik Rocky Gerung yang menyebut Pancasila bisa diubah dan menyebut Presiden Jokowi tidak paham Pancasila merupakan koreksi kepada elite bangsa.
Bakir menyebut koreksi itu yakni seringnya kepentingan politik mengalahkan ideologi dan kepentingan berbangsa. (Baca juga: Rocky Gerung Sebut Jokowi Tak Paham Pancasila, Jubir Presiden Tersenyum)
"Jadi pernyataan Rocky Gerung lebih sebagai ekspresi atas khutbah Pancasila harga mati, akan tetapi perilaku elite masih jauh panggang dari api, yakni dari korupsi dan kolusi bahkan kecenderungan dinasti politik yang masih terus merajalela," kata Bakir, Jumat (6/12/2019).
Menurut dia, pernyataan Rocky Gerung lebih sebagai gugatan atas realitas yang berjarak antara pidato, khutbah, dan segala macam pengagungan Pancasila dengan kenyataan ekonomi, politik, dan budaya yang berkembang di negeri ini.
Bakir menilai, sejauh ini, Pancasila hanya dihafal, dipidatokan, diseminarkan, setelah semua selesai, orang dihadapkan pada kenyataan yang paradoks. (Baca juga: Soal Pernyataan Rocky Gerung, Pendukung Jokowi Disarankan Jangan Baperan)
"Jadi persoalan keamanan bangsa adalah karena kegagalan elite mempraktikan Pancasila, sehingga sebagian rakyat mencari keyakinan lain untuk merasakan rasa yang dimimpikan," tandasnya.
Bakir menyebut koreksi itu yakni seringnya kepentingan politik mengalahkan ideologi dan kepentingan berbangsa. (Baca juga: Rocky Gerung Sebut Jokowi Tak Paham Pancasila, Jubir Presiden Tersenyum)
"Jadi pernyataan Rocky Gerung lebih sebagai ekspresi atas khutbah Pancasila harga mati, akan tetapi perilaku elite masih jauh panggang dari api, yakni dari korupsi dan kolusi bahkan kecenderungan dinasti politik yang masih terus merajalela," kata Bakir, Jumat (6/12/2019).
Menurut dia, pernyataan Rocky Gerung lebih sebagai gugatan atas realitas yang berjarak antara pidato, khutbah, dan segala macam pengagungan Pancasila dengan kenyataan ekonomi, politik, dan budaya yang berkembang di negeri ini.
Bakir menilai, sejauh ini, Pancasila hanya dihafal, dipidatokan, diseminarkan, setelah semua selesai, orang dihadapkan pada kenyataan yang paradoks. (Baca juga: Soal Pernyataan Rocky Gerung, Pendukung Jokowi Disarankan Jangan Baperan)
"Jadi persoalan keamanan bangsa adalah karena kegagalan elite mempraktikan Pancasila, sehingga sebagian rakyat mencari keyakinan lain untuk merasakan rasa yang dimimpikan," tandasnya.
(shf)