Kubu Bamsoet Ancam Munas Tandingan, Dedi Mulyadi: Publik Ingin Golkar Utuh

Rabu, 27 November 2019 - 16:53 WIB
Kubu Bamsoet Ancam Munas...
Kubu Bamsoet Ancam Munas Tandingan, Dedi Mulyadi: Publik Ingin Golkar Utuh
A A A
JAKARTA - Ancaman para pendukung Bambang Soesatyo (Bamsoet) untuk menggelar Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar tandingan ditanggapi kubu Airlangga Hartarto.

Ketua DPD I Golkar Jabar Dedi Mulyadi yang merupakan loyalis Airlangga Hartarto mengatakan pelaksanaan Munas tandingan di luar yang sudah ditentukan DPP Golkar pada 3-6 Desember mendatang justru membuat partai berlogo pohon beringin berpotensi terpecah. ”Yang mau munas tandingannya siapa? Kita bisa memahami kehendak publik Golkar secara umum ingin Golkar ini utuh, ingin Golkar ini menjadikan momentum tahun ini sebagai tahun konsolidasi,” ujar Dedi Mulyadi kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (27/11/2019).

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini mengatakan dulu ketika Golkar mengalami dualisme kepemimpinan di era Aburizal Bakrie dan Agung Laksono, para kader Golkar di daerah banyak yang hampir tidak bisa maju sebagai calon kepala daerah dari Golkar. ”Dulu kita mengalami, para bupati, wali kota hampir saja tidak bisa mengikuti pilkada karena dualisme kepemimpinan, bahkan ada yang mencalonkan independen dan dicalonkan partai lain,” katanya.

Dedi berharap partai besar yang menjadi tempat bernaungnya puluhan ribu dan jutaan orang untuk mengelola pepolitikan di Indonesia secara baik, tercederai oleh hal-hal yang bersifat sepele. ”Sehingga, saat katakan kemarin, kalau misalnya perdebatan urusan menjelang munas ini karena kekecewaan urusan AKD (alat kelengkapan dewan), sudah deh saya mundur saja (dari Wakil Ketua Komisi IV). Jadi anggota biasa saja. Gitu lho. Kalau kemarin ada bendahara umum dipindahkan ke Komisi X, ya bisa kembalikan saja ke Komisi IV. Saya ke Komisi X jadi anggota biasa saja,” tuturnya.

Menurutnya, sebagai partai besar, sebaiknya pertarungan yang ada di Golkar adalah pertarungan gagasan besar. ”Bukan hal remeh temeh itu menjadi hal yang krusial dan menjadi besar. Nanti Golkar tidak menarik lagi. Harus ada pertarungan gagasan besar,” urainya.

Mengenai pernyataan Bamsoet yang menyebutkan Airlangga Hartarto menyimpang dari komitmen yang telah disepakati karena banyak menggusur pendukung Bamsoet di AKD maupun partai termasuk di kepanitiaan Munas, Dedi mengatakan bahwa jika hal itu dipermasalahkan maka sebaiknya diselesaikan dengan cara yang baik.

“Selesaikanlah. Kalau perlu difasilitasi oleh DPD I, kita fasilitasi. Kita dan teman-teman bersekapat untuk memfasilitasi, membuat pertemuan, membuat kesepakatan baru, membangun partai secara bersama-sama. Kita siap memfasilitasi itu sebelum munas,” paparnya.

Namun, kata mantan Bupati Purwakarta itu, di satu sisi juga harus ada komitmen dari para pendukung Bamsoet untuk secara bersama-sama membesarkan partai dan kembali berkomitmen awal untuk tidak lagi ada kompetisi. ”Yang ada adalah rekonsiliasi. Saya dan teman-teman DPD I sudah bicara. Kita siap memfasilitasi,” tuturnya.

Mengenai narasi Munas secara aklamasi, Dedi mengatakan bahwa dalam pertarungan politik setiap orang memiliki langkah-langkah politik. ”Tapi kalau spiritnya adalah rekonsiliasi maka kita siap memfasilitasi. Kalau spiritnya kompetisi politik ya berkompetisi politik saja. Tapi kalau spiritnya rekonsiliasi ya kita sepakat untuk rekonsiliasi. Kalau spiritnya kompetisi ya silakan saja nanti segala sesuatu ditentukan di Munas, ya ikuti saja Munas,” pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1088 seconds (0.1#10.140)