Delapan Putra Asli Daerah Perbatasan NTT Lulus Seleksi TNI AU
A
A
A
JAKARTA - Sidang Dewan Panitia Penentu Akhir (Pantukhir) Tingkat Pusat yang dipimpin Asisten Personel KSAU Marsda TNI Anastasius Sumadi dan berlangsung di Gedung Wiraloka Lanud Adi Soemarmo, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (18/11/2019) memutuskan 367 orang lulus seleksi calon tamtama TNI AU gelombang kedua tahun 2019.
Dari 367 orang yang lulus, di antaranya termasuk delapan putra asli Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya dari daerah perbatasan Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kupang.
Keberhasilan delapan orang putra asli NTT dari pengiriman delapan orang (kelulusan 100%) hasil proses rekrutmen Panitia Daerah Khusus (Pandasus) di Kupang dan Kefamenanu yang digelar Dinas Administrasi Personel Angkatan Udara (Disminpersau) pada Oktober 2019 lalu merupakan sebuah pencapaian yang menggembirakan.
Selama ini putra-putri asal daerah perbatasan, terpencil, dan pulau terdepan, kurang mendapatkan informasi tentang rekrutmen prajurit TNI AU karena keterbatasan akses.
Namun setelah Disminpersau melakukan inovasi "jemput bola" dengan mendatangkan tim rekrutmen ke daerah mereka ditambah publikasi Dispenau melalui media sosial, animo pendaftar yang ingin bergabung menjadi prajurit TNI AU cukup signifikan meskipun masih perlu pembinaan yang terarah sebelumnya agar mendapatkan hasil yang lebih memuaskan lagi.
"Upaya yang telah kami lakukan cukup efektif menjaring bibit-bibit unggul di daerah perbatasan NTT yang biasanya mendapatkan informasi minim tentang TNI AU. Bukan hanya tamtama, namun kami juga mendapatkan calon taruna-taruni AAU dan bintara yang akan mengikuti seleksi tingkat pusat pada tahun 2020 mendatang," ujar Kadisminpersau Marsma TNI Gustaf Brugman seusai sidang Dewan Pantukhir Pusat di Lanud Adi Soemarmo, Surakarta.
Secara nasional, animo pemuda yang mendaftarkan diri untuk menjadi calon tamtama TNI AU gelombang ke-2 tahun 2019 sebanyak 5.801 orang. 4.117 orang mengikuti seleksi di tingkat daerah dan lolos ke tingkat pusat sebanyak 548 orang dan lulus untuk mengikuti pendidikan pertama basis kemiliteran 367 orang.
Putra-putri daerah, khususnya dari wilayah tengah dan timur Indonesia mendapatkan prioritas untuk menjadi prajurit TNI AU namun tetap harus memenuhi ketentuan dan persyaratan minimum. Kebijakan ini sejalan dengan arahan Presiden RI melalui Menkopolhukam dan Menhan, kemudian ditekankan kembali oleh Panglima TNI dan Kasau.
"Putra asli daerah NTT mampu membuktikan diri dan menunjukkan yang terbaik saat mengikuti rangkaian seleksi tingkat pusat di Surakarta yang bersaing dengan calon lainnya dari seluruh Indonesia sejak awal November 2019 yang lalu," tutur Kolonel Adm Tri Ambar Nugroho, Kasubdis Penyediaan Prajurit Disminpersau.
Turut mendampingi Aspers Kasau pada sidang Dewan Pantukhir Pusat, Komandan Kodiklatau Marsda TNI Tatang Harlyansyah, para Kepala Dinas jajaran Mabesau yang terkait, Komandan Lanud Adi Soemarmo, Tim Pengawas Independen, dan para Ketua Tim Seleksi Tingkat Pusat.
Dari 367 orang yang lulus, di antaranya termasuk delapan putra asli Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya dari daerah perbatasan Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kupang.
Keberhasilan delapan orang putra asli NTT dari pengiriman delapan orang (kelulusan 100%) hasil proses rekrutmen Panitia Daerah Khusus (Pandasus) di Kupang dan Kefamenanu yang digelar Dinas Administrasi Personel Angkatan Udara (Disminpersau) pada Oktober 2019 lalu merupakan sebuah pencapaian yang menggembirakan.
Selama ini putra-putri asal daerah perbatasan, terpencil, dan pulau terdepan, kurang mendapatkan informasi tentang rekrutmen prajurit TNI AU karena keterbatasan akses.
Namun setelah Disminpersau melakukan inovasi "jemput bola" dengan mendatangkan tim rekrutmen ke daerah mereka ditambah publikasi Dispenau melalui media sosial, animo pendaftar yang ingin bergabung menjadi prajurit TNI AU cukup signifikan meskipun masih perlu pembinaan yang terarah sebelumnya agar mendapatkan hasil yang lebih memuaskan lagi.
"Upaya yang telah kami lakukan cukup efektif menjaring bibit-bibit unggul di daerah perbatasan NTT yang biasanya mendapatkan informasi minim tentang TNI AU. Bukan hanya tamtama, namun kami juga mendapatkan calon taruna-taruni AAU dan bintara yang akan mengikuti seleksi tingkat pusat pada tahun 2020 mendatang," ujar Kadisminpersau Marsma TNI Gustaf Brugman seusai sidang Dewan Pantukhir Pusat di Lanud Adi Soemarmo, Surakarta.
Secara nasional, animo pemuda yang mendaftarkan diri untuk menjadi calon tamtama TNI AU gelombang ke-2 tahun 2019 sebanyak 5.801 orang. 4.117 orang mengikuti seleksi di tingkat daerah dan lolos ke tingkat pusat sebanyak 548 orang dan lulus untuk mengikuti pendidikan pertama basis kemiliteran 367 orang.
Putra-putri daerah, khususnya dari wilayah tengah dan timur Indonesia mendapatkan prioritas untuk menjadi prajurit TNI AU namun tetap harus memenuhi ketentuan dan persyaratan minimum. Kebijakan ini sejalan dengan arahan Presiden RI melalui Menkopolhukam dan Menhan, kemudian ditekankan kembali oleh Panglima TNI dan Kasau.
"Putra asli daerah NTT mampu membuktikan diri dan menunjukkan yang terbaik saat mengikuti rangkaian seleksi tingkat pusat di Surakarta yang bersaing dengan calon lainnya dari seluruh Indonesia sejak awal November 2019 yang lalu," tutur Kolonel Adm Tri Ambar Nugroho, Kasubdis Penyediaan Prajurit Disminpersau.
Turut mendampingi Aspers Kasau pada sidang Dewan Pantukhir Pusat, Komandan Kodiklatau Marsda TNI Tatang Harlyansyah, para Kepala Dinas jajaran Mabesau yang terkait, Komandan Lanud Adi Soemarmo, Tim Pengawas Independen, dan para Ketua Tim Seleksi Tingkat Pusat.
(dam)