Kapolda Sumut: Pelaku Bom Bunuh Diri Pernah Pelatihan di Tanah Karo
Kapolda Sumut: Pelaku Bom Bunuh Diri Pernah Pelatihan di Tanah Karo
A
A
A
MEDAN - Kapolda Sumatera Utara (Sumut), Irjen Pol Agus Andrianto menyebutkan kelompok terduga teroris pernah melakukan pelatihan di kawasan Kabupaten Tanah Karo, Sumut.
"Sebelumnya mereka (para terduga teroris) sempat menjalani pelatihan. Mereka melakukan pelatihan di suatu tempat di daerah Kabupaten Tanah Karo. Jadi artinya mereka memang benar-benar sudah berlatih," kata Agus, di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Medan, Senin (18/11/2019).
Sebelum terjadi bom bunuh diri di Mako Polrestabes Medan, lanjut Agus, para terduga teroris sudah merencanakan dengan matang karena sempat melakukan pelatihan. Selain itu, Agus juga menerangkan dalam menyebarkan pahamnya, kelompok ini juga memanfaatkan perkembangan teknologi.
"Perkembangan teknologi sangat luar biasa. Jadi sekarang ini tidak mesti (belajar) dari imam-imam di Indonesia. Tapi juga langsung belajar dari media sosial dan tentunya ini menjadi PR kita bersama, apakah kita ini merasa ancaman bersama yang membahayakan kita, keluarga kita dan lingkungan kita," jelasnya.
Densus 88 Antiteror Mabes Polri bersama dengan Polda Sumatera Utara kembali mengamankan 5 terduga teroris. Tiga terduga teroris diamankan oleh Densus 88 di Kota Medan sedangkan dua lainnya menyerahkan diri ke Polsek Hamparan Perak.
Hingga saat ini, pihaknya sudah menetapkan 23 terduga teroris dari sejumlah rangkaian penangkapan pascabom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu, 13 November 2019 lalu.
Selain itu, pihaknya telah menyita sejumlah barang bukti. "Dari kelima tersangka itu petugas mengamankan senjata rakitan, senapan angin, anak panah dan ada senjata tajam jenis sangkur yang disita saat melakukan penggeledahan dari tempat tinggal dari pada pelaku," katanya.
"Sebelumnya mereka (para terduga teroris) sempat menjalani pelatihan. Mereka melakukan pelatihan di suatu tempat di daerah Kabupaten Tanah Karo. Jadi artinya mereka memang benar-benar sudah berlatih," kata Agus, di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Medan, Senin (18/11/2019).
Sebelum terjadi bom bunuh diri di Mako Polrestabes Medan, lanjut Agus, para terduga teroris sudah merencanakan dengan matang karena sempat melakukan pelatihan. Selain itu, Agus juga menerangkan dalam menyebarkan pahamnya, kelompok ini juga memanfaatkan perkembangan teknologi.
"Perkembangan teknologi sangat luar biasa. Jadi sekarang ini tidak mesti (belajar) dari imam-imam di Indonesia. Tapi juga langsung belajar dari media sosial dan tentunya ini menjadi PR kita bersama, apakah kita ini merasa ancaman bersama yang membahayakan kita, keluarga kita dan lingkungan kita," jelasnya.
Densus 88 Antiteror Mabes Polri bersama dengan Polda Sumatera Utara kembali mengamankan 5 terduga teroris. Tiga terduga teroris diamankan oleh Densus 88 di Kota Medan sedangkan dua lainnya menyerahkan diri ke Polsek Hamparan Perak.
Hingga saat ini, pihaknya sudah menetapkan 23 terduga teroris dari sejumlah rangkaian penangkapan pascabom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu, 13 November 2019 lalu.
Selain itu, pihaknya telah menyita sejumlah barang bukti. "Dari kelima tersangka itu petugas mengamankan senjata rakitan, senapan angin, anak panah dan ada senjata tajam jenis sangkur yang disita saat melakukan penggeledahan dari tempat tinggal dari pada pelaku," katanya.
(cip)
Explore More