TNI Saat Ini dan Tantangan ke Depan
A
A
A
MUKTI ARJA BERLIAN
ORGANISASI perang di setiap negara dibuat dengan organisasi satu bentuk, dalam artian hanya ada satu organisasi tentara saja di setiap negara.
Dalam pola organisasi di tentara di setiap negara secara garis besar mempunyai kesamaan, tetapi berbeda dalam strukturnya karena menyesuaikan dengan kondisi negara tersebut. Baik dilihat dari kondisi politik, geostrategi maupun sumber daya alam dan lainnya.
Dalam perjalanannya organisasi di militer juga harus mengikuti perkembangan politik di dalam dan luar negeri dalam melihat perkembangan tehknologi yang saat ini sedang berjalan.
Perkembangan teknologi yang pesat di dunia saat ini merupakan suatu tantangan tersendiri untuk dapat diikuti. Di samping membutuhkan finansial yang besar, juga membutuhkan SDM kompeten dalam pengawakannya.
Oleh karena itu dibutuhkan sumber daya manusia terampil dan mampu memanfaatkan alutsista yang ada. Untuk itu perlu sinergi yang dapat mnjalankan visi dan misi suatu Organisasi militer.
TNI dalam hal ini adalah salah satu organisasi militer yang akan melibatkan seluruh kemampuannya dalam seluruh bidang untuk menjaga keutuhan NKRI dari multi ancaman.
Ini adalah hal yang tidak mudah dilakukan bagi seorang pimpinan TNI. Dengan perkembangan teknologi di dunia yang sangat pesat maka akan dapat merubah semua konsep dasar dan tujuan TNI ke depan.
Pimpinan tertinggi TNI harus dapat mengawaki secara umum semua permasalahan baik dalam bentuk ipoleksosbudhankam (ideologi,politik,ekonomi,sosial,budaya, pertahanan dan keamanan) bangsa ini, tidak hanya ahli di satu matra saja, dan harus terus mengikuti era perkembangan zaman. Mengingat ancaman 5-20 tahun kedepan bentuk ancaman tidak terlihat yang akan menghancurkan suatu negara.
Untuk itu TNI ke depan harus adaptif dan multi rool dihadapkan dengan tehnologi peperangan dan adanya pergeseran peperangan dari hard war ke soft war serta perang modern sehingga mampu menaklukkan semua ancaman yang dapat mengganggu stabilitas keamanan nasional.
TNI saat ini sudah dapat meningkatkan kepercayaan publik. TNI menduduki posisi lembaga dengan tingkat kepuasan publik tertinggi selama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla periode 2014-2019 menurut survei Alvara Research Center.
Survey yang dirilis Oktober 2019 itu memiliki margin of error sebesar 2,35% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
TNI yang saat ini dipimpin Oleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto adalah seorang perwira tinggi dari Angkatan Udara yang dari awal diragukan oleh pengamat atau seorang ahli kemiliteran ternyata dapat diunggulkan dengan melihat hasil survei yang ada saat ini, meskipun dalam perjalanan kepemimpinan Hadi banyak guncangan atau hambatan dari orang orang yang memang belum menerima seorang Panglima TNI dari Angkatan Udara.
Ini membuktikan bahwa konsep dan visi serta misi yg benar suatu organisasi itu akan dapat berjalan dengan baik.
Jajak pendapat yang dilakukan Oleh Arita Nugraheni dari Litbang Kompas mengatakan Citra Tentara Nasional Indonesia kian baik seiring dengan kemampuan lembaga ini menanggalkan kesan dominan seperti masa lalu. Citra baik ini muncul dari penilaian publik terhadap kiprah TNI yang semakin mantap dan dekat dengan rakyat.
Apresiasi terhadap perubahan karakter TNI beberapa tahun belakangan ini tentu tidak muncul tiba-tiba. Citra baik tersebut terbangun perlahan seiring dengan perbaikan peran-peran yang dijalankan TNI.
Hasil jajak pendapat Kompas yang menyoroti citra dan kinerja TNI mengungkap apresiasi publik yang luar biasa terhadap lembaga pertahanan negara ini. Hampir semua responden (96,6%) menyatakan penjaga kedaulatan negara di matra darat, laut, dan udara ini memiliki citra baik.
Apresiasi ini terekam dalam jajak pendapat menjelang usia TNI yang ke-74.
Ini merupakan jajak pendapat terbaru yang sudah diselenggarakan Litbang Kompas sejak 1999.
Mengacu pada jajak pendapat periodik tersebut, citra positif TNI sempat terpuruk pada 1999. Saat itu, hanya 24,6% publik yang masih memandang TNI dengan kacamata positif. Setelah reformasi, TNI perlahan menanggalkan kesan angker ala Orde Baru.
Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya apresiasi publik menjadi 57,8% pada 2001. Kepercayaan publik makin menguat pada 2009 sampai 2015 dengan apresiasi di sekitar angka 70%. Pada 2017, kepuasan mendekati angka sempurna, yaitu 92,3 persen.
Dalam jajak pendapat dua tahun lalu (2017), TNI digambarkan sebagai sosok yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari orang biasa. Sebanyak 36,6% publik menganggap status militer lebih tinggi dibandingkan dengan kedudukan masyarakat sipil. Kesan dominan masih melekat pada TNI (Kompas, 2/10/2017).
Dan ini juga bisa di lihat dari hasil penelitian Kompas Oleh Fabio Maria Lopes Costa, tingkat kepuasan publik di tiga bidang, yaitu dari segi HAM dan menjaga negara dari ancaman asing serta tugas TNI dalam menjaga kedaulatan NKRI menurun, tetapi tetap berada di atas 70%.
Dari segi HAM, terjadi penurunan 10,8% dari 82,7% pada 2017 menjadi 71,9% pada tahun ini. Sementara dalam hal menjaga negara dari ancaman asing, angkanya turun 5,3% menjadi 75%.
Tugas utama TNI dalam menjaga kedaulatan NKRI mendapatkan skor kepuasan tertinggi, yaitu 82,8%.
Tantangan Pada era keterbukaan informasi, TNI mulai meruntuhkan tembok tinggi pembatas sipil dan militer dengan berbagi kegiatan anggota melalui akun @Puspen_TNI di kanal-kanal media sosial. Langkah ini menjadi salah satu upaya efektif untuk menghapus citra eksklusif tak terjamah.
Hampir separuh responden mengikuti akun tersebut. Secara keseluruhan, 33 persen responden mengaku mengikuti saja, sementara 10,5% di antaranya memantau secara aktif kegiatan TNI yang diinformasikan di kanal tersebut.
TNI juga didorong untuk menjadi lembaga pertahanan yang memiliki teknologi dan sumber daya manusia yang andal dalam era siber. Masih ada 23,4% publik yang belum yakin bahwa TNI mampu menghadapi perang siber dari negara lain.
Tantangan ke depan kian berat. Namun, yang tentunya dengan dukungan publik,TNI diharapkan lebih tangguh menjaga negeri. Tentu nya tidak ada yang tidak bisa dalam setiap usaha mencapai kebaikan, saya yakin TNI dengan kepemimpinan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan juga didukung bersama Rakyat menjadi lebih besar dan dapat di andalkan dalam menjaga NKRI.
ORGANISASI perang di setiap negara dibuat dengan organisasi satu bentuk, dalam artian hanya ada satu organisasi tentara saja di setiap negara.
Dalam pola organisasi di tentara di setiap negara secara garis besar mempunyai kesamaan, tetapi berbeda dalam strukturnya karena menyesuaikan dengan kondisi negara tersebut. Baik dilihat dari kondisi politik, geostrategi maupun sumber daya alam dan lainnya.
Dalam perjalanannya organisasi di militer juga harus mengikuti perkembangan politik di dalam dan luar negeri dalam melihat perkembangan tehknologi yang saat ini sedang berjalan.
Perkembangan teknologi yang pesat di dunia saat ini merupakan suatu tantangan tersendiri untuk dapat diikuti. Di samping membutuhkan finansial yang besar, juga membutuhkan SDM kompeten dalam pengawakannya.
Oleh karena itu dibutuhkan sumber daya manusia terampil dan mampu memanfaatkan alutsista yang ada. Untuk itu perlu sinergi yang dapat mnjalankan visi dan misi suatu Organisasi militer.
TNI dalam hal ini adalah salah satu organisasi militer yang akan melibatkan seluruh kemampuannya dalam seluruh bidang untuk menjaga keutuhan NKRI dari multi ancaman.
Ini adalah hal yang tidak mudah dilakukan bagi seorang pimpinan TNI. Dengan perkembangan teknologi di dunia yang sangat pesat maka akan dapat merubah semua konsep dasar dan tujuan TNI ke depan.
Pimpinan tertinggi TNI harus dapat mengawaki secara umum semua permasalahan baik dalam bentuk ipoleksosbudhankam (ideologi,politik,ekonomi,sosial,budaya, pertahanan dan keamanan) bangsa ini, tidak hanya ahli di satu matra saja, dan harus terus mengikuti era perkembangan zaman. Mengingat ancaman 5-20 tahun kedepan bentuk ancaman tidak terlihat yang akan menghancurkan suatu negara.
Untuk itu TNI ke depan harus adaptif dan multi rool dihadapkan dengan tehnologi peperangan dan adanya pergeseran peperangan dari hard war ke soft war serta perang modern sehingga mampu menaklukkan semua ancaman yang dapat mengganggu stabilitas keamanan nasional.
TNI saat ini sudah dapat meningkatkan kepercayaan publik. TNI menduduki posisi lembaga dengan tingkat kepuasan publik tertinggi selama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla periode 2014-2019 menurut survei Alvara Research Center.
Survey yang dirilis Oktober 2019 itu memiliki margin of error sebesar 2,35% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
TNI yang saat ini dipimpin Oleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto adalah seorang perwira tinggi dari Angkatan Udara yang dari awal diragukan oleh pengamat atau seorang ahli kemiliteran ternyata dapat diunggulkan dengan melihat hasil survei yang ada saat ini, meskipun dalam perjalanan kepemimpinan Hadi banyak guncangan atau hambatan dari orang orang yang memang belum menerima seorang Panglima TNI dari Angkatan Udara.
Ini membuktikan bahwa konsep dan visi serta misi yg benar suatu organisasi itu akan dapat berjalan dengan baik.
Jajak pendapat yang dilakukan Oleh Arita Nugraheni dari Litbang Kompas mengatakan Citra Tentara Nasional Indonesia kian baik seiring dengan kemampuan lembaga ini menanggalkan kesan dominan seperti masa lalu. Citra baik ini muncul dari penilaian publik terhadap kiprah TNI yang semakin mantap dan dekat dengan rakyat.
Apresiasi terhadap perubahan karakter TNI beberapa tahun belakangan ini tentu tidak muncul tiba-tiba. Citra baik tersebut terbangun perlahan seiring dengan perbaikan peran-peran yang dijalankan TNI.
Hasil jajak pendapat Kompas yang menyoroti citra dan kinerja TNI mengungkap apresiasi publik yang luar biasa terhadap lembaga pertahanan negara ini. Hampir semua responden (96,6%) menyatakan penjaga kedaulatan negara di matra darat, laut, dan udara ini memiliki citra baik.
Apresiasi ini terekam dalam jajak pendapat menjelang usia TNI yang ke-74.
Ini merupakan jajak pendapat terbaru yang sudah diselenggarakan Litbang Kompas sejak 1999.
Mengacu pada jajak pendapat periodik tersebut, citra positif TNI sempat terpuruk pada 1999. Saat itu, hanya 24,6% publik yang masih memandang TNI dengan kacamata positif. Setelah reformasi, TNI perlahan menanggalkan kesan angker ala Orde Baru.
Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya apresiasi publik menjadi 57,8% pada 2001. Kepercayaan publik makin menguat pada 2009 sampai 2015 dengan apresiasi di sekitar angka 70%. Pada 2017, kepuasan mendekati angka sempurna, yaitu 92,3 persen.
Dalam jajak pendapat dua tahun lalu (2017), TNI digambarkan sebagai sosok yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari orang biasa. Sebanyak 36,6% publik menganggap status militer lebih tinggi dibandingkan dengan kedudukan masyarakat sipil. Kesan dominan masih melekat pada TNI (Kompas, 2/10/2017).
Dan ini juga bisa di lihat dari hasil penelitian Kompas Oleh Fabio Maria Lopes Costa, tingkat kepuasan publik di tiga bidang, yaitu dari segi HAM dan menjaga negara dari ancaman asing serta tugas TNI dalam menjaga kedaulatan NKRI menurun, tetapi tetap berada di atas 70%.
Dari segi HAM, terjadi penurunan 10,8% dari 82,7% pada 2017 menjadi 71,9% pada tahun ini. Sementara dalam hal menjaga negara dari ancaman asing, angkanya turun 5,3% menjadi 75%.
Tugas utama TNI dalam menjaga kedaulatan NKRI mendapatkan skor kepuasan tertinggi, yaitu 82,8%.
Tantangan Pada era keterbukaan informasi, TNI mulai meruntuhkan tembok tinggi pembatas sipil dan militer dengan berbagi kegiatan anggota melalui akun @Puspen_TNI di kanal-kanal media sosial. Langkah ini menjadi salah satu upaya efektif untuk menghapus citra eksklusif tak terjamah.
Hampir separuh responden mengikuti akun tersebut. Secara keseluruhan, 33 persen responden mengaku mengikuti saja, sementara 10,5% di antaranya memantau secara aktif kegiatan TNI yang diinformasikan di kanal tersebut.
TNI juga didorong untuk menjadi lembaga pertahanan yang memiliki teknologi dan sumber daya manusia yang andal dalam era siber. Masih ada 23,4% publik yang belum yakin bahwa TNI mampu menghadapi perang siber dari negara lain.
Tantangan ke depan kian berat. Namun, yang tentunya dengan dukungan publik,TNI diharapkan lebih tangguh menjaga negeri. Tentu nya tidak ada yang tidak bisa dalam setiap usaha mencapai kebaikan, saya yakin TNI dengan kepemimpinan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan juga didukung bersama Rakyat menjadi lebih besar dan dapat di andalkan dalam menjaga NKRI.
(dam)