Gandeng BPI, KJRI Jeddah Gelar ASEAN Film Festival di Arab Saudi
A
A
A
JAKARTA - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Arab Saudi berkolaborasi dengan Badan Perfilman Indonesia (BPI) berencana menyelenggarakan ASEAN Film Festival pada awal 2020 mendatang. Kegiatan ini diharapkan bisa membantu masyarakat internasional lebih mengenal dan memahami Indonesia secara mendalam.
ASEAN Film Festival akan menghadirkan beragam film unggulan dari beberapa negara Asia Tenggara yang memiliki perwakilan di wilayah barat Arab Saudi. Di antaranya Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Masing-masing negara sudah mulai melakukan kurasi film yang nantinya ditayangkan di Jeddah.
"Film menjadi jendela dalam memandang budaya dan tradisi masyarakat Indonesia secara lebih rileks namun kontemplatif," kata Pelaksana Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya (Pensosbud) KJRI Jeddah, Agus Muktamar dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/10/2019).
Untuk mematangkan rencana penyelenggaraan ASEAN Film Festival di Jeddah, Agus Muktamar bersama staf telah berkunjung ke kantor BPI di Gedung Film Pesona Indonesia, Jakarta, Senin, 14 Oktober 2019.
Secara khusus, film Indonesia yang akan diangkat menjadi tema dalam ASEAN Film Festival membawa pesan-pesan tentang kuliner Nusantara. Dua film yang mengangkat aspek masakan Nusantara yaitu "Aruna dan Lidahnya" dan "Tabula Rasa" diharapkan menjadi film pembuka di festival ini.
"Melalui film, masyarakat Arab Saudi, komunitas diplomat, dan ekspatriat berkesempatan untuk melihat Indonesia bukan hanya dari sisi artistik-sinematografis, tapi juga membantu mereka mengenal dan memahami Indonesia lebih mendalam," kata Agus.
Menurutnya, saat ini Kerajaan Arab Saudi tengah bersemangat melakukan transformasi ekonomi dan pembangunan sosial. KJRI Jeddah juga mengharapkan agar film Indonesia, dan dari negara-negara di Asia Tenggara lainnya, bisa mengisi ceruk yang mulai diramaikan oleh film-film Hollywood dan Bollywood. Melalui ASEAN Film Festival, warga Saudi diharapkan memperoleh tayangan yang berbeda dari genre film yang telah ada.
Ketua Bidang Festival Internasional dan Hubungan Luar Negeri BPI, Dimas Jayasrana, yang menerima kedatangan wakil KJRI Jeddah memberi apresiasi positif atas inisiatif KJRI Jeddah memperkenalkan Indonesia melalui film.
"Film menjadi salah satu media strategis dalam diplomasi budaya Indonesia di luar negeri," ungkapnya. Peran film akan melengkapi berbagai kerja-kerja diplomasi yang dilakukan oleh Perwakilan Indonesia di luar negeri.
Sebagai lembaga yang dibentuk atas mandat UU Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman, BPI diharapkan mampu menghadirkan film yang memberi pernyataan serta pengalaman estetik, dan memiliki fungsi pendidikan, hiburan, dan/atau sosial budaya.
"Kegiatan perayaan pefilman dan peningkatan apresiasi film, salah satunya yang akan diselenggarakan oleh KJRI Jeddah tentunya perlu didukung oleh semua pihak," kata Dimas.
BPI siap mendukung ASEAN Film Festival mulai dari sisi perencanaan dan pelaksanaannya.
ASEAN Film Festival akan menghadirkan beragam film unggulan dari beberapa negara Asia Tenggara yang memiliki perwakilan di wilayah barat Arab Saudi. Di antaranya Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Masing-masing negara sudah mulai melakukan kurasi film yang nantinya ditayangkan di Jeddah.
"Film menjadi jendela dalam memandang budaya dan tradisi masyarakat Indonesia secara lebih rileks namun kontemplatif," kata Pelaksana Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya (Pensosbud) KJRI Jeddah, Agus Muktamar dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/10/2019).
Untuk mematangkan rencana penyelenggaraan ASEAN Film Festival di Jeddah, Agus Muktamar bersama staf telah berkunjung ke kantor BPI di Gedung Film Pesona Indonesia, Jakarta, Senin, 14 Oktober 2019.
Secara khusus, film Indonesia yang akan diangkat menjadi tema dalam ASEAN Film Festival membawa pesan-pesan tentang kuliner Nusantara. Dua film yang mengangkat aspek masakan Nusantara yaitu "Aruna dan Lidahnya" dan "Tabula Rasa" diharapkan menjadi film pembuka di festival ini.
"Melalui film, masyarakat Arab Saudi, komunitas diplomat, dan ekspatriat berkesempatan untuk melihat Indonesia bukan hanya dari sisi artistik-sinematografis, tapi juga membantu mereka mengenal dan memahami Indonesia lebih mendalam," kata Agus.
Menurutnya, saat ini Kerajaan Arab Saudi tengah bersemangat melakukan transformasi ekonomi dan pembangunan sosial. KJRI Jeddah juga mengharapkan agar film Indonesia, dan dari negara-negara di Asia Tenggara lainnya, bisa mengisi ceruk yang mulai diramaikan oleh film-film Hollywood dan Bollywood. Melalui ASEAN Film Festival, warga Saudi diharapkan memperoleh tayangan yang berbeda dari genre film yang telah ada.
Ketua Bidang Festival Internasional dan Hubungan Luar Negeri BPI, Dimas Jayasrana, yang menerima kedatangan wakil KJRI Jeddah memberi apresiasi positif atas inisiatif KJRI Jeddah memperkenalkan Indonesia melalui film.
"Film menjadi salah satu media strategis dalam diplomasi budaya Indonesia di luar negeri," ungkapnya. Peran film akan melengkapi berbagai kerja-kerja diplomasi yang dilakukan oleh Perwakilan Indonesia di luar negeri.
Sebagai lembaga yang dibentuk atas mandat UU Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman, BPI diharapkan mampu menghadirkan film yang memberi pernyataan serta pengalaman estetik, dan memiliki fungsi pendidikan, hiburan, dan/atau sosial budaya.
"Kegiatan perayaan pefilman dan peningkatan apresiasi film, salah satunya yang akan diselenggarakan oleh KJRI Jeddah tentunya perlu didukung oleh semua pihak," kata Dimas.
BPI siap mendukung ASEAN Film Festival mulai dari sisi perencanaan dan pelaksanaannya.
(amm)