KH Said Agil Sebut Persahabatan PDIP dan NU Sangat Erat

Rabu, 09 Oktober 2019 - 08:13 WIB
KH Said Agil Sebut Persahabatan...
KH Said Agil Sebut Persahabatan PDIP dan NU Sangat Erat
A A A
JAKARTA - Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siroj menyatakan organisasi keislaman terbesar di Indonesia itu sangat bersahabat dengan PDIP yang berakar dari Proklamator RI Bung Karno. Menurut Kiai Said, sapaan akrabnya, NU dan PDIP sudah bergandengan tangan sejak Indonesia berdiri dan merdeka.

"Antara NU dengan PDIP yang nasionalis sangat-sangat bersahabat. Jika seandainya tidak bergandengan santri dan nasionalis, belum tentu merdeka Indonesia," ujar Kiai Said di hadapan para santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Al Tsafaqah, Jakarta Selatan yang diasuh Kiai Said pada acara silaturahmi santri dengan PDIP, Selasa (8/10/2019) malam.

Kiai Said bercerita bahwa dahulu Bung Karno kerap meminta masukan dari para kiai NU. Salah satunya adalah KH Wahab Chasbullah yang ditemui Bung Karno pada 1948. Saat itu, kondisi negara sedang berada di ambang perpecahan. Dari keduanya, lahirlah istilah halal bihalal yang hingga saat ini dipakai.

"Saat itu terminologi halal bihalal muncul dari Kiai Wahab untuk menjawab permintaan Bung Karno untuk adanya silaturahmi antartokoh," kata Kiai Said.

Pada kesempatan itu di hadapan para santri, Kiai Said menegaskan NU menolak NKRI bersyariah. Dikisahkan saat KH Wahid Hasyim beristiharah dan setuju dihapusnya tujuh kata dari Piagam Jakarta dengan sebuah visi bahwa lebih penting memastikan Indonesia yang kuat terlebih dahulu.

Menurut Kiai Said, yang sangat penting adalah justru NU dan nasionalis yang memang sudah ada sejak NKRI berdiri. "Bahwa NKRI, Pancasila, dan UUD 1945 sudah final. Maka lebih baik kita isi saja kemerdekaan ini dengan amal-amal Islam," tukas Kiai Said.

"Jadi persahabatan NU dengan kaum nasionalis sangat penting harus kita jaga. Kalau tidak nanti kita seperti Timur Tengah," kata Kiai Said.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan ada sejarah panjang antara Soekarnois dengan Nahdliyin. Maka itu, bisa dipahami banyak pihak yang tak senang ketika keduanya bersatu.

"Ketika Soekarnois dan Nahdliyin bersatu, banyak pihak tidak senang. Kita harus menjawab tantangan ini bersama-sama," kata Hasto.

Hasto pun menegaskan bahwa fitnah PDIP antiislam sudah jelas tak benar. "Bagaimana mungkin anti Islam, terbukti PDI Perjuangan dekat dengan NU," tukasnya.

Dalam silaturahim itu, Hasto datang bersama sejumlah politikus dan kader partai. Di antaranya Gus Nabiel Haroen, anggota DPR RI dari PDIP yang juga Ketua Umum Pencak Silat NU Pagar Nusa, Sekjen Baitul Muslimin Indonesia Gus Falah Amru yang hadir bersama Wasekjennya Rahmat Sahid, dan beberapa anggota DPRD DKI Jakarta.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1195 seconds (0.1#10.140)