Jelang Pelantikan Jokowi-Ma'ruf, Ketum PBNU: Ini Simbol Kemenangan Nasionalis-Santri

Rabu, 09 Oktober 2019 - 07:25 WIB
Jelang Pelantikan Jokowi-Maruf, Ketum PBNU: Ini Simbol Kemenangan Nasionalis-Santri
Jelang Pelantikan Jokowi-Ma'ruf, Ketum PBNU: Ini Simbol Kemenangan Nasionalis-Santri
A A A
JAKARTA - Jelang pelantikan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin pada 20 Oktober, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (NU) KH Said Agil Siroj menyatakan pasangan itu adalah simbol kemenangan nasionalis-santri.

Menurut Kiai Said, Jokowi adalah seorang nasionalis sekaligus santri. Sebab Jokowi juga melaksanakan rukun Islam dengan baik seperti salat lima waktu, puasa sunnah Senin-Kamis, umrah dan naik haji. Di sisi lain, selain seorang santri, Kiai Ma'ruf juga adalah seorang nasionalis sejati.

"Maka kemenangan Jokowi-Ma'ruf alhamdullilah adalah simbol kemenangan nasionalis dan santri," ujar Kiai Said Agil dalam acara Silaturahim PDIP dengan para santriwan dan santriwati di Pondok Pesantren Luhur Al Tsafaqah di Jakarta Selatan, Selasa (8/10/2019) malam.

Kiai Said bersyukur bahwa di bawah Pemerintahan Jokowi sudah disahkan UU Pesantren. PDIP termasuk yang ngotot mengundangkannya. Bukan hanya RUU Pesantren, PDIP juga bekerja keras menggolkan disahkannya Hari Santri oleh Presiden Jokowi. Sebaliknya tokoh NU lah yang mengusulkan Hari Pancasila pada 1 Juni.

Dengan UU Pesantren itu, lanjut Kiai Said, peningkatan kualitas pesantren akan lebih terjamin. Sebab perhatian negara akan lebih terhadap pesantren termasuk penganggarannya.

"Mudah-mudahan nanti ada menteri urusan pesantren dan di APBN ada anggaran untuk pesantren," katanya.

Apapun itu, Kiai Said meyakini segala permasalahan dan manajemen negara ke depan akan lebih baik. "Selesai masalah Indonesia kalau santri dan nasionalis sudah bersatu," tandasnya.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pun meminta izin kepada Kiai Said untuk membagikan sejumlah buku tentang Bung Karno dan Islam. Hal itu demi semakin memperkuat pemahaman bahwa bagaimanapun kaum nasionalis dan islam adalah yang sejak awal kokoh memerjuangkan kemerdekaan Indonesia.

"Kita adalah satu saudara sebangsa yang tak bisa dibeda-bedakan. Kekuatan Indonesia berakar dari kekuatan nasionalis dan Nahdliyin," tandas Hasto.

Dalam momentum tersebut, Hasto datang bersama sejumlah politikus dan kader PDIP di antaranya Gus Nabiel Haroen yang juga Ketua Umum Pencak Silat NU Pagar Nusa, Sekjen Baitul Muslimin Indonesia Gus Falah Amru yang hadir bersama Wasekjennya Rahmat Sahid, dan beberapa anggota DPRD DKI Jakarta.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7573 seconds (0.1#10.140)