Lemhannas Ingatkan Pentingnya Kolaborasi Hadapi Era Industri 4.0

Senin, 09 September 2019 - 13:54 WIB
Lemhannas Ingatkan Pentingnya Kolaborasi Hadapi Era Industri 4.0
Lemhannas Ingatkan Pentingnya Kolaborasi Hadapi Era Industri 4.0
A A A
JAKARTA - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menggelar seminar nasional menjawab tantangan di era Revolusi Industri 4.0.

Gubernur Lemhannas, Agus Widjojo saat membuka seminar mengatakan, diperlukan kebijakan tepat untuk mendesain sinergi dan kolaborasi n-helix serta kesiapan sumber daya manusia yang optimal di era revolusi industri 4.0.

Hadirnya era Revolusi 4.0, kata Agus, mau tidak mau mengharuskan Indonesia mempersiapkan diri sedini mungkin. “Kita perlu melakukan penguatan sinergi dan kolaborasi, karena selain menghadirkan manfaat pada saat bersamaan akan juga menimbulkan berbagai ancaman,” tutur Agus saat membuka seminar yang bertema Sinergi dan Kolaborasi n-Helix di Era Revolusi Industri 4.0 Untuk Kesejahteraan Bangsa di Kantor Lemhannas, Jakarta (9/8/2019).

“Oleh karenanya, kunci dalam menghadapi bangsa Indonesia mampu menyinergikan dalam sistem kolaborasi n-helix agar dapat berinovasi dan mengakselerasi pembangunan nasional guna kesejahteraan bangsa,” lanjut Agus.

Agus juga menjelaskan, Revolusi Industri 4.0 merupakan sebuah lompatan besar dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara penuh.

“Ini sejalan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo para program Making Indonesia, dimana pemerintah dan stakeholders telah memiliki pemahaman yang sama, sinergi dan kolaborasi semua elemen dalam menghadapi tuntutan perkembangan teknologi,” katanya.

Melalui seminar ini, Agus mengharapkan tercipta rekomendasi kebijakan yang dapat diusulkan kepada pemerintah untuk menjawab Indonesia mampu menghadapi era Revolusi Industri 4.0.

Menurut dia, pemerintah dan segenap pemangku kebijakan perlu menyusun kebijakan dan regulasi yang mendorong sistem dan tata kelola pemerintah dengan menguatkan sinergi dan kolaborasi n-helix untuk mempunyai nilai inovasi, nilai inklusivitas, efisien dan kemudahan akses pelayanan terhadap setiap kelompok masyarakat.

“Indonesia harus mampu mengendalikan teknologi berkembang namun mengandung visi dan mendorong kontribusi konkret, dan menempatkan manusia sebagai human capital yang technologi based. Mendorong sinergi dan kolaborasi n-helix sesuai bidang guna mempunyai daya saing, dan produktivitas berbasis teknologi, serta penguasaan pasar dan transformasi sektoral dalam hal produksi,” tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7260 seconds (0.1#10.140)