Soal Pemindahan Ibu Kota, Din Syamsuddin: Saya Pribadi Sih Nyaris EGP
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin enggan berbicara banyak tentang rencana pemindahan Ibu Kota negara yang telah diputuskan Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Din, soal pemindahan Ibu Kota sejatinya akan dibahas dalam Rapat Pleno ke-42 Dewan Pertimbangan MUI hari ini.
"Tapi karena ada hal menarik lain jadi belum sempet dibicarakan," ujar Din usai Rapat Pleno ke-42 di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Kendati begitu, Din secara pribadi menilai pemindahan Ibu Kota belum terlalu penting dibicarakan dalam Rapat Pleno Dewan Pertimbangan. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu justru menganggap pemindahan Ibu Kota sesuatu yang tak terpikirkan sebelumnya.
"Atas nama lembaga (Dewan Pertimbangan MUI) saya belum bisa bicarakan hal itu. Saya pribadi sih nyaris EGP (emang gue pikirin)," tandasnya.
Diketahui, Jokowi telah memutuskan pemindahan Ibu Kota negara yang baru. Jokowi memilih Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara Kalimantan Timur sebagai lokasi Ibu Kota baru menggantikan DKI Jakarta.
Menurut Din, soal pemindahan Ibu Kota sejatinya akan dibahas dalam Rapat Pleno ke-42 Dewan Pertimbangan MUI hari ini.
"Tapi karena ada hal menarik lain jadi belum sempet dibicarakan," ujar Din usai Rapat Pleno ke-42 di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Kendati begitu, Din secara pribadi menilai pemindahan Ibu Kota belum terlalu penting dibicarakan dalam Rapat Pleno Dewan Pertimbangan. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu justru menganggap pemindahan Ibu Kota sesuatu yang tak terpikirkan sebelumnya.
"Atas nama lembaga (Dewan Pertimbangan MUI) saya belum bisa bicarakan hal itu. Saya pribadi sih nyaris EGP (emang gue pikirin)," tandasnya.
Diketahui, Jokowi telah memutuskan pemindahan Ibu Kota negara yang baru. Jokowi memilih Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara Kalimantan Timur sebagai lokasi Ibu Kota baru menggantikan DKI Jakarta.
(kri)