Melempar Jumrah, Menag Pilih Sore Hari
A
A
A
MEKKAH - Menteri Agama (Menag) sekaligus Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin melakukan lempar jumrah Aqabah di Jamarat, Minggu (11/8/2019) sekitar pukul 17.15 Waktu Arab Saudi (WAS). Sebelumnya, Menag telah melaksanakan tawaf ifadah sebagai bagian dari rangkaian ibadah haji.
Menag berangkat bersama rombongan dari Kantor Daerah Kerja (Daker) Mekkah ke Jamarat dengan berjalan kaki. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk menempuh jarak sekitar 3 kilometer.
Sesampai di Jamarat, Amirul Hajj mengambil batu yang telah disiapkan dan langsung melemparkannya ke dinding Jamarat Aqabah. Kebetulan kondisi Jamarat sedang sepi sehingga Amirul Hajj dan rombongan bisa dekat pembatas melempar jumrah.
Usai melempar jumrah tujuh kali, Amirul Hajj menuju ke tenda Misi Haji Indonesia di Mina untuk melakukan mabit (menginap). Amirul Hajj dan rombongan kembali jalan kaki dari Jamarat ke tenda Misi Haji yang berjarak sekitar 7 kilometer.
"Saya ke Jamarat untuk menunaikan lontar jumrah sambil melihat seperti apa kondisi Jamarat di sore hari," kata Menag.
Menurutnya, suasana Jamarat sangat kondusif, tidak terlalu padat di sore hari. Arus pergerakan jamaah haji tergolong lancar.
Sama dengan Amirul Hajj, jamaah haji asal Aceh Utara, Bustami (61) juga memilih sore hari untuk lempar jumrah Aqabah. Jarak yang jauh antara maktab di Mina dan Jamarat menjadi alasannya.
"Jauh, panas, enggak ngejar karena baru sampai Mina jam 05.00 WAS," katanya.
Pensiunan PNS ini mengukur diri dalam melakukan ritual haji. Sekiranya sulit dilakukan, maka dia akan mencari solusinya.
Menag berangkat bersama rombongan dari Kantor Daerah Kerja (Daker) Mekkah ke Jamarat dengan berjalan kaki. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk menempuh jarak sekitar 3 kilometer.
Sesampai di Jamarat, Amirul Hajj mengambil batu yang telah disiapkan dan langsung melemparkannya ke dinding Jamarat Aqabah. Kebetulan kondisi Jamarat sedang sepi sehingga Amirul Hajj dan rombongan bisa dekat pembatas melempar jumrah.
Usai melempar jumrah tujuh kali, Amirul Hajj menuju ke tenda Misi Haji Indonesia di Mina untuk melakukan mabit (menginap). Amirul Hajj dan rombongan kembali jalan kaki dari Jamarat ke tenda Misi Haji yang berjarak sekitar 7 kilometer.
"Saya ke Jamarat untuk menunaikan lontar jumrah sambil melihat seperti apa kondisi Jamarat di sore hari," kata Menag.
Menurutnya, suasana Jamarat sangat kondusif, tidak terlalu padat di sore hari. Arus pergerakan jamaah haji tergolong lancar.
Sama dengan Amirul Hajj, jamaah haji asal Aceh Utara, Bustami (61) juga memilih sore hari untuk lempar jumrah Aqabah. Jarak yang jauh antara maktab di Mina dan Jamarat menjadi alasannya.
"Jauh, panas, enggak ngejar karena baru sampai Mina jam 05.00 WAS," katanya.
Pensiunan PNS ini mengukur diri dalam melakukan ritual haji. Sekiranya sulit dilakukan, maka dia akan mencari solusinya.
(maf)