Ikut Salatkan di Mekkah, Yusril Kenang Semasa Hidup Mbah Moen
A
A
A
JAKARTA - Wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, KH Maimoen Zubair meninggalkan duka mendalam bagi umat Islam dan bangsa Indonesia.
Banyak tokoh agama, tokoh nasional, elite politik yang merasa kehilangan dan bersedih atas kepergian ulama kharismatik tanah air tersebut.
Salah satunya, Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra yang hadir langsung untuk menyolatkan Ulama yang akrab disapa Mbah Moen itu di Makkah, Arab Saudi.
"Mbah Moen adalah kiai dan ulama karismatik yang senantiasa konsisten dengan aqidah dan keyakinannya. Beliau wafat ketika sedang berhaji. Jenazah nya saat di sholatkan saya hadir saat menyolatkan," kata Yusril kepada SINDOnews, Rabu (7/8/2019).
Yusril mengaku, perasaannya cukup sedih dan terharu jika mengenang masa hidup dari Mbah Moen. Almarhum dianggap sosok yang jenaka dan bersahaja.
Dia menganggap, Mbah Moen tipikal ulama Jawa yang selalu tenang dalam bersikap, cara berbicara yang lemah lembut dan persuasif. Menurutnya, di situlah daya tarik dakwah ulama Jawa.
"Jauh terkesan dari sikap garang, over reaktif apalagi bermusuhan," tutur pakar Hukum Tata Negara ini.
Yusril mengaku berkeyakinan bahwa dakwah yang ditunjukkan Mustasyar PBNU itu sangat cocok dengan suasana masyarakat Indonesia yang majemuk. "Indonesia tetap Indonesia. Namun nilai-nilai Islam tetap pula menjiwai setiap gerak dan langkah bangsa kita menuju masa depan yang cerah," ujar mantan kuasa hukum Jokowi-KH Ma'ruf Amin ini.
Banyak tokoh agama, tokoh nasional, elite politik yang merasa kehilangan dan bersedih atas kepergian ulama kharismatik tanah air tersebut.
Salah satunya, Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra yang hadir langsung untuk menyolatkan Ulama yang akrab disapa Mbah Moen itu di Makkah, Arab Saudi.
"Mbah Moen adalah kiai dan ulama karismatik yang senantiasa konsisten dengan aqidah dan keyakinannya. Beliau wafat ketika sedang berhaji. Jenazah nya saat di sholatkan saya hadir saat menyolatkan," kata Yusril kepada SINDOnews, Rabu (7/8/2019).
Yusril mengaku, perasaannya cukup sedih dan terharu jika mengenang masa hidup dari Mbah Moen. Almarhum dianggap sosok yang jenaka dan bersahaja.
Dia menganggap, Mbah Moen tipikal ulama Jawa yang selalu tenang dalam bersikap, cara berbicara yang lemah lembut dan persuasif. Menurutnya, di situlah daya tarik dakwah ulama Jawa.
"Jauh terkesan dari sikap garang, over reaktif apalagi bermusuhan," tutur pakar Hukum Tata Negara ini.
Yusril mengaku berkeyakinan bahwa dakwah yang ditunjukkan Mustasyar PBNU itu sangat cocok dengan suasana masyarakat Indonesia yang majemuk. "Indonesia tetap Indonesia. Namun nilai-nilai Islam tetap pula menjiwai setiap gerak dan langkah bangsa kita menuju masa depan yang cerah," ujar mantan kuasa hukum Jokowi-KH Ma'ruf Amin ini.
(maf)