BNPB: Respons Masyarakat Hadapi Gempa Semakin Baik
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut respons masyarakat dalam menghadapi bencana semakin. Hal ini terlihat saat masyarakat merespons gempa kemarin malam.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo mengatakan masyarakat yang tinggal di tepi pantai di kawasan Pandeglang Banten dan Lampung Selatan dengan cepat merespons gempa dengan menjauh dari pantai.
“Masyarakat sudah bisa merespons dengan baik walaupun masih panik. Mereka sudah bisa merespons sesuai dengan yang disosialisasikan oleh BNPB atau BPBD. Kalau gempa cukup kuat lari ke luar ruangan dan ke tempat yang tinggi,” ujarnya di Lobi Kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (3/8/2019).
Dia mengatakan empat korban yang meninggal pun bukan karena runtuhan bangunan. Hal ini menunjukkan masyarakat bisa merespons baik adanya gempa.
“Meninggal bukan karena rubuhan bangunan tapi karena kaget. Sehingga ada yang meninggal saat evakuasi,” tuturnya.
Agus menyebut dari empat yang meninggal dua di antaranya ada di Kabupaten Lebak. Korban tersebut atas nama Rasinah (48), yang meninggal karena serangan jantung. Korban lain yaitu Salam (95) yang meninggal akibat kelelahan ketika dievakuasi.
“Sementara itu, korban meninggal di Kabupaten Sukabumi atas nama H Ajay (58) dari Desa Cikahuripan Kecamatan Cisolok karena terpeleset saat mengungsi. Dan Ruyani (35) dari Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran karena penyakit jantung,” jelasnya.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis gempa dengan magnitudo 6,9 terjadi pada pukul 19.03 WIB dengan kedalaman 48 km. Posisi gempa berada pada 164 km barat daya Pandeglang, Banten. BMKG sempat merilis peringatan dini tsunami di wilayah Banten, Lampung, Jawa Barat dan Bengkulu. Peringatan tersebut dicabut pada pukul 21.35 semalam.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo mengatakan masyarakat yang tinggal di tepi pantai di kawasan Pandeglang Banten dan Lampung Selatan dengan cepat merespons gempa dengan menjauh dari pantai.
“Masyarakat sudah bisa merespons dengan baik walaupun masih panik. Mereka sudah bisa merespons sesuai dengan yang disosialisasikan oleh BNPB atau BPBD. Kalau gempa cukup kuat lari ke luar ruangan dan ke tempat yang tinggi,” ujarnya di Lobi Kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (3/8/2019).
Dia mengatakan empat korban yang meninggal pun bukan karena runtuhan bangunan. Hal ini menunjukkan masyarakat bisa merespons baik adanya gempa.
“Meninggal bukan karena rubuhan bangunan tapi karena kaget. Sehingga ada yang meninggal saat evakuasi,” tuturnya.
Agus menyebut dari empat yang meninggal dua di antaranya ada di Kabupaten Lebak. Korban tersebut atas nama Rasinah (48), yang meninggal karena serangan jantung. Korban lain yaitu Salam (95) yang meninggal akibat kelelahan ketika dievakuasi.
“Sementara itu, korban meninggal di Kabupaten Sukabumi atas nama H Ajay (58) dari Desa Cikahuripan Kecamatan Cisolok karena terpeleset saat mengungsi. Dan Ruyani (35) dari Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran karena penyakit jantung,” jelasnya.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis gempa dengan magnitudo 6,9 terjadi pada pukul 19.03 WIB dengan kedalaman 48 km. Posisi gempa berada pada 164 km barat daya Pandeglang, Banten. BMKG sempat merilis peringatan dini tsunami di wilayah Banten, Lampung, Jawa Barat dan Bengkulu. Peringatan tersebut dicabut pada pukul 21.35 semalam.
(kri)