JK: Azwar Hasan Bukan Pendukung Gerakan Radikal Islam

Selasa, 30 Juli 2019 - 15:40 WIB
JK: Azwar Hasan Bukan...
JK: Azwar Hasan Bukan Pendukung Gerakan Radikal Islam
A A A
JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla angkat bicara mengenai sosok Azwar Hasan, Komisioner terpilih Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk masa bakti 2019-2022.

Jusuf Kalla (JK) menegaskan bukan merupakan pendukung gerakan radikal Islam. "Azwar itu bukan orang radikal, dia itu orang baik, orang yang moderat. Justru Azwar meredam orang yang memiliki keinginan macam-macam," kata JK ketika pendapatnya oleh wartawan mengenai sosok Azwar Hasan dengan kegiatan radikal Islam, Selasa (30/7/2019).

Azwar Hasan merupakan salah satu Komisioner KPI yang baru saja dipilih DPR untuk menjabat masa bakti 2019-2022.

Terpilihnya Azwar menimbulkan polemik karena dianggap mendukung gerakan Islam radikal dengan bergabung dalam Komite Persiapan Penegakkan Syariat Islam di Makassar.

JK menjelaskan, organisasi tersebut bukan organisasi radikal. Komite Persiapan Penegakkan Syariat Islam Makassar dijelaskannya merupakan kumpulan berbagai ormas Islam di Makassar seperti NU, Muhammadiyah dan berbagai ormas Islam lainnya yang menginginkan syariat Islam ditegakkan.

"Dia (Azwar Hasan) memang pernah menjabat sebagai sekretaris di organisasi itu. Organisasi itu hanya mengingikan syariat Islam ditegakkan, tidak ada yang salah dengan itu, tidak ada unsur radikalisme di sana," tuturnya.

Dia menambahkan makna dalam menjalankan Syariat Islam itu sederhana sehingga tidak ada unsur radikalisme.

"Syariat Islam itu seperti menjalankan puasa, menjalankan salat, bahkan setiap hari kita mengenakan baju yang pantas untuk orang lain itu Syariat Islam. Tidak ada unsur radikal di sana," tutur JK.

Kecuali, lanjut dia, ada unsur pemaksaan dalam penegakkan Syariat Islam hal tersebut tidak dibenarkan. "Kecuali ada penangkapan orang yang tidak salah, nah itu salah. Ini kan orang puasa atau tidak puasa tidak ada yang masuk penjara toh," tuturnya.

Dia menambahkan setiap orang yang berjuang melaksanakan syariat Islam belum tentu terpapar radikalisme dan tidak perlu diambil tindakan hukum.

"Orang yang berjuang menjalankan syariat Islam merupakan orang biasa seperti Pak Syafruddin (Menteri PAN-RB) menjalankan syariat Islam dengan puasa senin-kamis. Jadi Azwar merupakan orang biasa-biasa saja dan lembaga itu juga lembaga biasa saja tidak beringas," tutur JK.

Dia meminta masyarakat tidak alergi dengan Syariat Islam karena pada dasarnya setiap umat muslim telah menjalankan dan menegakkan Syariat Islam dengan menjalankan ibadah.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0986 seconds (0.1#10.140)