Nasdem: Pertemuan Mega-Prabowo Yes, Gerindra Masuk Koalisi No
A
A
A
JAKARTA - Partai Nasdem menyebut pertemuan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan istilah kenangan lama bersemi kembali.
Menurut Nasdem, pertemuan Megawati dan Prabowo merupakan hal yang baik sebagai sahabat. Meski demikian, Nasdem mengganggap Gerindra perlu gabung dalam koalisi pendukung pemerintah.
“Politik KLBK, kenangan lama bersemi kembali. Kenangan lamanya itu apa, persahabatannya itu baik, persahabatan yang baik itu dikenang kembali dan dilaksanakan sekarang supaya berbaikan dalam persahabatan itu,” kata Sekretaris Jenderal DPP Partai Nasdem, Johnny G Plate di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu 24 Juli 2019.
Johnny menilai pertemuan itu bukan konteks koalisi karena kenangan yang dimaksud adalah relasi personal Megawati dan Prabowo yang baik. Apalagi, Megawati sudah menegaskan bahwa urusan kabinet itu urusan Joko Widodo (Jokowi), sementara koalisi akan dibahas bersama anggota parpol koalisi.
“Tidak ada jika-jika, Ibu Mega sudah bilang tadi urusan Kabinet Pak Joko Widodo, kalau koalisi sama-sama,” imbuhnya.
Menurut Johnny, Nasdem tidak pernah memikirkan bahwa Gerindra akan masuk koalisi pemerintah. Terlebih tidak ada alasan Gerindra harus masuk koalisi pemerintah karena kekuatan yang ada sekarang sudah kuat, 60% kekuatan parlemen. Koalisi pemerintah mash solid dan kuat.
“Kan harus ada keyakinan. Ibu Mega tidak ada tuh komitmennya dengan Prabowo, bertemu persahabatan bagus tone bagus suasana baik, kalau bertemu sesering mungkin lebih bagus lagi, tapi hormati sikap politik masing-masing,” ujarnya.
Menurut dia, buat apa menambah anggota koalisi. Sementara partai di luar koalisi selama ini bertentangan dengan program Jokowi. Selama sembilan bulan proses pemilu, pihak Prabowo merendahkan Jokowi secara luar biasa dan sekarang ada dorongan untuk masuk koalisi Jokowi.
Menurut Nasdem, pertemuan Megawati dan Prabowo merupakan hal yang baik sebagai sahabat. Meski demikian, Nasdem mengganggap Gerindra perlu gabung dalam koalisi pendukung pemerintah.
“Politik KLBK, kenangan lama bersemi kembali. Kenangan lamanya itu apa, persahabatannya itu baik, persahabatan yang baik itu dikenang kembali dan dilaksanakan sekarang supaya berbaikan dalam persahabatan itu,” kata Sekretaris Jenderal DPP Partai Nasdem, Johnny G Plate di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu 24 Juli 2019.
Johnny menilai pertemuan itu bukan konteks koalisi karena kenangan yang dimaksud adalah relasi personal Megawati dan Prabowo yang baik. Apalagi, Megawati sudah menegaskan bahwa urusan kabinet itu urusan Joko Widodo (Jokowi), sementara koalisi akan dibahas bersama anggota parpol koalisi.
“Tidak ada jika-jika, Ibu Mega sudah bilang tadi urusan Kabinet Pak Joko Widodo, kalau koalisi sama-sama,” imbuhnya.
Menurut Johnny, Nasdem tidak pernah memikirkan bahwa Gerindra akan masuk koalisi pemerintah. Terlebih tidak ada alasan Gerindra harus masuk koalisi pemerintah karena kekuatan yang ada sekarang sudah kuat, 60% kekuatan parlemen. Koalisi pemerintah mash solid dan kuat.
“Kan harus ada keyakinan. Ibu Mega tidak ada tuh komitmennya dengan Prabowo, bertemu persahabatan bagus tone bagus suasana baik, kalau bertemu sesering mungkin lebih bagus lagi, tapi hormati sikap politik masing-masing,” ujarnya.
Menurut dia, buat apa menambah anggota koalisi. Sementara partai di luar koalisi selama ini bertentangan dengan program Jokowi. Selama sembilan bulan proses pemilu, pihak Prabowo merendahkan Jokowi secara luar biasa dan sekarang ada dorongan untuk masuk koalisi Jokowi.
(dam)