Jamaah Haji Jakarta Barat Meninggal Dunia di Pesawat Menuju Madinah
A
A
A
MADINAH - Jamaah haji Indonesia meninggal dunia di Tanah Suci kembali bertambah. Artapiah Armin Musahab (74), jamaah asal kelompok terbang (kloter) 8 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) wafat saat berada di pesawat menuju Madinah, Arab Saudi, Jumat (12/7/2019) pukul 12.10 Waktu Arab Saudi (WAS).
Suhandi, anak Artapiah menuturkan, dia baru mengetahui ibunya meninggal ketika pesawat sudah mendarat. Waktu itu posisinya berada di belakang. Kemudian dipanggil ke depan dan diberi tahu bahwa Artapiah sudah wafat.
"Awalnya tidak percaya, namun setelah mengecek, kondisinya memang sudah tidak ada," katanya, saat berada di Bandara Prince Mohammed Bin Abdulaziz Madinah, Jumat (12/7/2019).
Suhadi belum mengetahui persis penyebabnya, tapi ibunya adalah pengidap diabetes melitus.
Dia menceritakan, tangan ibunya patah karena jatuh seminggu sebelum berangkat ke Tanah Suci. Dia sempat membawa ibunya ke Rumah Sakit Pelni Petamburan, Jakarta. Dokter menganjurkan warga Jembatan Besi, Jakarta Barat itu melakukan operasi tapi tidak sempat.
"Di Rumah Sakit Pelni mau dioperasi, tapi waktu tak cukup karena kami harus berangkat (haji). Sedangkan jika dirawat di Pelni minimal sampai minggu, jadi tidak jadi (operasi)," kata Suhandi saat berada di Bandara Prince Mohammed Bin Abdulaziz Madinah, Jumat (12/7/2019).Sementara itu, Penghubung Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Madinah, dr Nafi'uddin Mahfudz mengatakan, Artapiah meninggal dunia karena endocrine, nutritional and metabolic desease. Hingga hari ini, jumlah jamaah haji yang meninggal dunia sebanyak empat orang.Masing-masing Sumiatun Sowikromo Sutardjan, jamaah haji asal Blora, Jawa Tengah yang masuk dalam kloter 2 Embarkasi Solo (SOC); Mudjadid Damanhuri Mangun, jamaah haji asal Karanganyar kloter 4 Embarkasi Solo (SOC); Khairil Abbas Salim, jamaah haji asal Kota Pekanbaru kloter 3 Embarkasi Batam (BTH); dan Artapiah Armin Musahab, jamaah haji asal Jakarta Barat kloter 8 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG).
Suhandi, anak Artapiah menuturkan, dia baru mengetahui ibunya meninggal ketika pesawat sudah mendarat. Waktu itu posisinya berada di belakang. Kemudian dipanggil ke depan dan diberi tahu bahwa Artapiah sudah wafat.
"Awalnya tidak percaya, namun setelah mengecek, kondisinya memang sudah tidak ada," katanya, saat berada di Bandara Prince Mohammed Bin Abdulaziz Madinah, Jumat (12/7/2019).
Suhadi belum mengetahui persis penyebabnya, tapi ibunya adalah pengidap diabetes melitus.
Dia menceritakan, tangan ibunya patah karena jatuh seminggu sebelum berangkat ke Tanah Suci. Dia sempat membawa ibunya ke Rumah Sakit Pelni Petamburan, Jakarta. Dokter menganjurkan warga Jembatan Besi, Jakarta Barat itu melakukan operasi tapi tidak sempat.
"Di Rumah Sakit Pelni mau dioperasi, tapi waktu tak cukup karena kami harus berangkat (haji). Sedangkan jika dirawat di Pelni minimal sampai minggu, jadi tidak jadi (operasi)," kata Suhandi saat berada di Bandara Prince Mohammed Bin Abdulaziz Madinah, Jumat (12/7/2019).Sementara itu, Penghubung Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Madinah, dr Nafi'uddin Mahfudz mengatakan, Artapiah meninggal dunia karena endocrine, nutritional and metabolic desease. Hingga hari ini, jumlah jamaah haji yang meninggal dunia sebanyak empat orang.Masing-masing Sumiatun Sowikromo Sutardjan, jamaah haji asal Blora, Jawa Tengah yang masuk dalam kloter 2 Embarkasi Solo (SOC); Mudjadid Damanhuri Mangun, jamaah haji asal Karanganyar kloter 4 Embarkasi Solo (SOC); Khairil Abbas Salim, jamaah haji asal Kota Pekanbaru kloter 3 Embarkasi Batam (BTH); dan Artapiah Armin Musahab, jamaah haji asal Jakarta Barat kloter 8 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG).
(amm)