SBMPTN Bukan Akhir
A
A
A
SEBANYAK 168.742 peserta lulus ujian seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) 2019. Mereka lulus masuk 85 perguruan tinggi negeri yang tersebar di seluruh Indonesia.
Adapun peserta yang lulus terbagi dalam tiga kelompok ujian, yakni sains dan teknologi (saintek) sebanyak 82.444, sosial dan humaniora (soshum) 82.394, dan saintek dan soshum 1.904. Total yang lolos 168.742 peserta dari 714.652 pendaftar (23,61%). Dari jumlah peserta yang lolos SBMPTN, 119.777 orang dari non-Bidikmisi, sedangkan dari Bidikmisi sebanyak 48.962 orang.
Bagi yang diterima, masuk perguruan tinggi negeri tentu sebuah kebahagiaan. Jika dilihat perbandingannya, sekitar 1:7 atau rata-rata satu kursi bangku kuliah diperebutkan tujuh siswa. Bagi yang tidak diterima tentu tidak perlu berkecil hati. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohammad Nasir pun juga sudah memberikan imbauan kepada siswa yang tidak lolos SBMPTN.
Untuk perguruan tinggi negeri masih ada jalur mandiri yang jumlahnya sekitar 30%. Pun masih ada vokasi yang bisa diambil oleh lulusan SMA. Begitu juga masih ada perguruan tinggi swasta yang kualitasnya tidak kalah dengan perguruan tinggi negeri. Memang persoalan biaya akan menjadi pertimbangan karena masuk PT negeri melalui jalur mandiri atau ke PT swasta berbiaya lebih besar.
Biaya yang relatif tinggi di PT swasta pun bisa dicari solusinya. Pertama, tidak semua PT swasta melabelkan diri sebagai tempat pendidikan yang mahal. Asal cermat dengan bidang yang ingin ditekuni, ini bisa menjadi solusi. Kedua, bekerja sambil kuliah. Mencari pekerjaan untuk lulusan SMA masih banyak.
Dengan penghasilan sendiri, tentu bisa memilih bangku kuliah. Toh sekarang banyak PT yang menyediakan kuliah untuk pekerja. Ketiga adalah mencari beasiswa. Ini yang paling banyak diincar banyak siswa. Tentu membutuhkan jaringan yang kuat untuk mendapatkan beasiswa. Selain itu, dengan prestasi yang cukup bagus beasiswa bisa menjadi solusi. Keempat, bisa mengambil kredit pendidikan yang bisa diangsur.
Lulusan SMA harus bisa inovatif dalam mengejar pendidikan lain untuk meraih pekerjaan. Jika biaya kuliah masih dianggap terlalu berat, masih ada jalan lain. Beberapa kursus keahlian juga bisa ditempuh. Beberapa bidang, seperti menjadi pramugari, bahkan menyediakan pelatihan khusus bagi lulusan SMA.
Untuk peluang kerja, banyak maskapai yang masih membutuhkan seiring dengan penambahan infrastruktur di Indonesia. Bidang lain seperti masuk ke Kepolisian RI atau menjadi anggota TNI juga bisa menjadi solusi. Atau menekuni bidang-bidang lain yang bisa menghasilkan.
Merintis usaha juga bisa dilakukan untuk meniti tangga menjadi pengusaha. Tidak lolos SBMPTN bukan berarti masa depan siswa akan terhenti. Masih banyak jalan yang ditempuh untuk menuju sukses. Harus dipahami oleh siswa bahwa SBMPTN hanya salah satu cara dan masih banyak cara untuk menuju masa depan yang lebih baik.
Di sisi lain, pemahaman bahwa kursi SBMPTN tidak sebanding dengan lulusan SMA juga patut ditanamkan bagi setiap orang tua murid sehingga ada pemahaman bahwa SBMPTN bukan jalan akhir. Pemerintah juga telah memberikan jalan bagi swasta untuk mendirikan perguruan tinggi sehingga ini bisa menjadi alternatif.
Namun, soal biaya memang menjadi kendala. Nah, di sisi ini pemerintah juga bisa melakukan intervensi memberikan saluran kepada siswa lulusan SMA bisa melanjutkan pendidikan. Semakin banyak membuka pendidikan lanjutan berupa short course yang relevan dengan kebutuhan industri. Menggandeng perusahaan-perusahaan swasta bisa menjadi solusi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2018 tentang pengangguran yang didominasi lulusan SMK dan SMA tentu bisa menjadi acuan. Pada saat itu SMK menyumbang jumlah pengangguran sekitar 11,2% dan SMA sebesar 7,95%. Jika ini bisa diberikan jalan keluar dengan pendidikan atau kursus singkat keahlian yang selaras dengan kebutuhan industri tentu jumlah pengangguran untuk lulusan setingkat SMA akan menurun.
Namun, yang pasti SBMPTN bukan akhir dari segalanya. Tidak lolos SBMPTN bukan berarti tidak melanjutkan pendidikan. SBMPTN hanya salah satu cara untuk menempuh pendidikan setelah lulus SMA, sedangkan masih banyak jalan untuk melanjutkan pendidikan setelah lulus jenjang ini. Selamat untuk yang lolos SBMPTN, tetap optimistis bagi yang belum beruntung.
Adapun peserta yang lulus terbagi dalam tiga kelompok ujian, yakni sains dan teknologi (saintek) sebanyak 82.444, sosial dan humaniora (soshum) 82.394, dan saintek dan soshum 1.904. Total yang lolos 168.742 peserta dari 714.652 pendaftar (23,61%). Dari jumlah peserta yang lolos SBMPTN, 119.777 orang dari non-Bidikmisi, sedangkan dari Bidikmisi sebanyak 48.962 orang.
Bagi yang diterima, masuk perguruan tinggi negeri tentu sebuah kebahagiaan. Jika dilihat perbandingannya, sekitar 1:7 atau rata-rata satu kursi bangku kuliah diperebutkan tujuh siswa. Bagi yang tidak diterima tentu tidak perlu berkecil hati. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohammad Nasir pun juga sudah memberikan imbauan kepada siswa yang tidak lolos SBMPTN.
Untuk perguruan tinggi negeri masih ada jalur mandiri yang jumlahnya sekitar 30%. Pun masih ada vokasi yang bisa diambil oleh lulusan SMA. Begitu juga masih ada perguruan tinggi swasta yang kualitasnya tidak kalah dengan perguruan tinggi negeri. Memang persoalan biaya akan menjadi pertimbangan karena masuk PT negeri melalui jalur mandiri atau ke PT swasta berbiaya lebih besar.
Biaya yang relatif tinggi di PT swasta pun bisa dicari solusinya. Pertama, tidak semua PT swasta melabelkan diri sebagai tempat pendidikan yang mahal. Asal cermat dengan bidang yang ingin ditekuni, ini bisa menjadi solusi. Kedua, bekerja sambil kuliah. Mencari pekerjaan untuk lulusan SMA masih banyak.
Dengan penghasilan sendiri, tentu bisa memilih bangku kuliah. Toh sekarang banyak PT yang menyediakan kuliah untuk pekerja. Ketiga adalah mencari beasiswa. Ini yang paling banyak diincar banyak siswa. Tentu membutuhkan jaringan yang kuat untuk mendapatkan beasiswa. Selain itu, dengan prestasi yang cukup bagus beasiswa bisa menjadi solusi. Keempat, bisa mengambil kredit pendidikan yang bisa diangsur.
Lulusan SMA harus bisa inovatif dalam mengejar pendidikan lain untuk meraih pekerjaan. Jika biaya kuliah masih dianggap terlalu berat, masih ada jalan lain. Beberapa kursus keahlian juga bisa ditempuh. Beberapa bidang, seperti menjadi pramugari, bahkan menyediakan pelatihan khusus bagi lulusan SMA.
Untuk peluang kerja, banyak maskapai yang masih membutuhkan seiring dengan penambahan infrastruktur di Indonesia. Bidang lain seperti masuk ke Kepolisian RI atau menjadi anggota TNI juga bisa menjadi solusi. Atau menekuni bidang-bidang lain yang bisa menghasilkan.
Merintis usaha juga bisa dilakukan untuk meniti tangga menjadi pengusaha. Tidak lolos SBMPTN bukan berarti masa depan siswa akan terhenti. Masih banyak jalan yang ditempuh untuk menuju sukses. Harus dipahami oleh siswa bahwa SBMPTN hanya salah satu cara dan masih banyak cara untuk menuju masa depan yang lebih baik.
Di sisi lain, pemahaman bahwa kursi SBMPTN tidak sebanding dengan lulusan SMA juga patut ditanamkan bagi setiap orang tua murid sehingga ada pemahaman bahwa SBMPTN bukan jalan akhir. Pemerintah juga telah memberikan jalan bagi swasta untuk mendirikan perguruan tinggi sehingga ini bisa menjadi alternatif.
Namun, soal biaya memang menjadi kendala. Nah, di sisi ini pemerintah juga bisa melakukan intervensi memberikan saluran kepada siswa lulusan SMA bisa melanjutkan pendidikan. Semakin banyak membuka pendidikan lanjutan berupa short course yang relevan dengan kebutuhan industri. Menggandeng perusahaan-perusahaan swasta bisa menjadi solusi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2018 tentang pengangguran yang didominasi lulusan SMK dan SMA tentu bisa menjadi acuan. Pada saat itu SMK menyumbang jumlah pengangguran sekitar 11,2% dan SMA sebesar 7,95%. Jika ini bisa diberikan jalan keluar dengan pendidikan atau kursus singkat keahlian yang selaras dengan kebutuhan industri tentu jumlah pengangguran untuk lulusan setingkat SMA akan menurun.
Namun, yang pasti SBMPTN bukan akhir dari segalanya. Tidak lolos SBMPTN bukan berarti tidak melanjutkan pendidikan. SBMPTN hanya salah satu cara untuk menempuh pendidikan setelah lulus SMA, sedangkan masih banyak jalan untuk melanjutkan pendidikan setelah lulus jenjang ini. Selamat untuk yang lolos SBMPTN, tetap optimistis bagi yang belum beruntung.
(maf)