Era 4.0 Dinilai Jadi Tantangan untuk SDM di Indonesia

Kamis, 04 Juli 2019 - 14:31 WIB
Era 4.0 Dinilai Jadi Tantangan untuk SDM di Indonesia
Era 4.0 Dinilai Jadi Tantangan untuk SDM di Indonesia
A A A
JAKARTA - Periode Industri 4.0 kini masih menjadi sebuah tantangan bagi Indonesia dalam mengembangkan sektor-sektor usahanya. Jelas saja, pada periode ini, gelombang revolusi industri yang didorong dengan teknologi berbasiskan robotisasi dan otomatis akan melanda berbagai sektor industri di Indonesia.

Dalam Seminar Nasional Pendidikan dan Teknologi Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakara (UNJ), Robert Edy Sudarwan CEO & Founder GreatEdu menilai, periode revolusi industri 4.0 ini adalah sebuah tantangan bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan kualitas keterampilan sumber daya manusia (SDM) dengan perkembangan teknologi digital.

Dia melihat, perkembangan teknologi bukan hanya mehilangkan pekerjaan-pekerjaan mainstream, tetapi juga menumbuhkan jenis pekerjaan baru.

Seperti dikutip dari Indonesia Jobs Outlook 2007, setidaknya 75 hingga 375 juta tenaga kerja global telah beralih profesi.

Hal itu mendorong diperlukannya pemahaman baru akan penggunaan teknologi pada masa kini. "Seperti kita tahu, pekerjaan manusia itu semakin lama dapat digantikan oleh teknologi. Tapi, jangan lupa juga kalau ada profesi-profesi yang dulu tidak terpikirkan oleh kita dan sekarang dilakukan oleh kaum milenial," ujar Robert Edy Sudarwan saat menyampaikan materi mengenai technopreneurship di Era Industri 4.0.

"Persoalan di masa depan bukan hanya tentang pengangguran, tetapi juga tentang tenaga kerja yang tidak dapat dipekerjakan. Ini menjadi PR besar untuk kita semua," sambung kandidat Doktor Pendidikan UNJ ini.

Menurut Edy, dalam perkembangannya, kini dikenal istilah technopreneurship yang memadukan kewirausahaan atau bisnis dengan teknologi. Jenis usaha ini dinilainya lebih tepat bagi generasi milenial.

Dalam seminar tersebut, Robert Edy Sudarwan memberikan setidaknya empat trik dalam mengembangkan technopreneurship. Empat poin itu adalah dengan menemukan suatu bisnis yang berkaitan dan berasal dari kebutuhan masyarakat, lalu memiliki kepercayaan diri dalam mengembangkan ide dan inspirasi dalam usaha, memiliki perencanaan yang matang, serta memiliki value yang kuat pada produk.

Selain dirinya, seminar tersebut juga mendiskusikan mengenai pendidikan vokasi di era industri 4.0 bersama Prof Ivan Hanafi, selaku Wakil Direktur I Pascasarjana UNJ, dan peluang pekerjaan dalam sektor energi Indonesia bersama Kepala PPSDM Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (SDM), Wahid Hasyim.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4765 seconds (0.1#10.140)