Soal Rekonsiliasi, Perindo: Bangun Bangsa Tak Terpaku pada Koalisi Kabinet
A
A
A
JAKARTA - Sinyal bergabungnya partai politik yang menjadi pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno kian santer menjadi perbincangan publik. Terlebih Koalisi Adil dan Makmur sebagai koalisi Prabowo-Sandi telah resmi dibubarkan beberapa waktu lalu.
Sekjen DPP Partai Perindo, Ahmad Rofiq menilai ajakan Presiden Jokowi terhadap Prabowo Subianto dalam membangun bangsa tidak terpaku pada koalisi jatah kabinet. Menurutnya, membangun bangsa juga bisa sebagai oposisi untuk mengawal kebijakan pemerintah.
"Sama-sama membangun negeri ke depan itu kan sesungguhnya konteksnya agar apa yang menjadi potensi di masing masing partai itu dimaksimalkan," ujar Rofiq di Jakarta, Senin (1/7/2019).
Rofiq menuturkan wacana bergabungnya parpol pendukung Prabowo-Sandi ke barisan partai pendukukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin sebenarnya akan dibahas lebih lanjut. Namun demikian, idealnya membangun bangsa harus menjadi kesepakatan bersama dalam bingkai rekonsiliasi.
"Tidak bersifat oposan murni, tetapi mereka (oposisi) menjadi bagian dari check and balance dalam menjalankan pemerintahan ke depan," kata dia.
Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Capres dan Cawapres terpilih ini juga menyebutkan Jokowi telah mempersilakan terhadap pihak manapun untuk turut serta membangun bangsa lewat beberapa kali pernyataannya. Namun untuk kelanjutan koalisi, menurutnya Jokowi akan terlebih dahulu mendengarkan pendapat dari Koalisi Indonesia Kerja (KIK).
"Sekarang pemahamannya adalah apakah membangun bersama itu dama satu koalisi atau berbeda beda. Itu yang akan ditentukan kemudian karena Pak Jokowi akan menunggu hasil pembicaraan dengan seluruh partai partai koalisi apakah akan menerima atau tidak," pungkasnya.
Sekjen DPP Partai Perindo, Ahmad Rofiq menilai ajakan Presiden Jokowi terhadap Prabowo Subianto dalam membangun bangsa tidak terpaku pada koalisi jatah kabinet. Menurutnya, membangun bangsa juga bisa sebagai oposisi untuk mengawal kebijakan pemerintah.
"Sama-sama membangun negeri ke depan itu kan sesungguhnya konteksnya agar apa yang menjadi potensi di masing masing partai itu dimaksimalkan," ujar Rofiq di Jakarta, Senin (1/7/2019).
Rofiq menuturkan wacana bergabungnya parpol pendukung Prabowo-Sandi ke barisan partai pendukukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin sebenarnya akan dibahas lebih lanjut. Namun demikian, idealnya membangun bangsa harus menjadi kesepakatan bersama dalam bingkai rekonsiliasi.
"Tidak bersifat oposan murni, tetapi mereka (oposisi) menjadi bagian dari check and balance dalam menjalankan pemerintahan ke depan," kata dia.
Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Capres dan Cawapres terpilih ini juga menyebutkan Jokowi telah mempersilakan terhadap pihak manapun untuk turut serta membangun bangsa lewat beberapa kali pernyataannya. Namun untuk kelanjutan koalisi, menurutnya Jokowi akan terlebih dahulu mendengarkan pendapat dari Koalisi Indonesia Kerja (KIK).
"Sekarang pemahamannya adalah apakah membangun bersama itu dama satu koalisi atau berbeda beda. Itu yang akan ditentukan kemudian karena Pak Jokowi akan menunggu hasil pembicaraan dengan seluruh partai partai koalisi apakah akan menerima atau tidak," pungkasnya.
(kri)