Konsep Indo-Pasifik ASEAN dan Kepemimpinan Indonesia
A
A
A
Khasan Ashari Pemerhati Masalah Internasional
BEBERAPA waktu lalu kepala negara dan pemerintahan sepuluh negara ASEAN menyepakati dokumen bertajuk ASEAN Outlook on Indo-Pacific. Dokumen ini memuat garis kebijakan ASEAN mengenai ruang lingkup, tujuan, prinsip, area kerja sama, dan mekanisme kerja sama Indo-Pasifik.
Melalui dokumen ini ASEAN melihat Indo-Pasifik sebagai sebuah kawasan yang terintegrasi dan terkoneksi, megedepankan dialog dan kerja sama, menitikberatkan pembangunan untuk kesejahteraan, serta menjadikan aspek maritim sebagai elemen tata kawasan. ASEAN juga menegaskan arti penting ASEAN centrality dan penghormatan terhadap prinsip-prinsip yang selama ini menjadi landasan kerja sama organisasi regional tersebut.
Dokumen ini memuat ruang lingkup kerja sama Indo-Pasifik yang mencakup kerja sama maritim, konektivitas, upaya mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030, serta kerja sama di bidang ekonomi. ASEAN juga siap bekerja sama dengan mekanisme regional lain di kawasan Asia-Pasifik dan Samudera Hindia dalam kerangka kerja sama Indo-Pasifik.
Arti Penting
ASEAN Outlook on Indo-Pasific memiliki arti strategis. Pertama, ASEAN untuk pertama kalinya menyepakati garis kebijakan tentang Indo-Pasifik. Dokumen ini disepakati setelah melewati proses negosiasi yang cukup panjang. Lamanya proses negosiasi mengindikasikan adanya perbedaan kebijakan dan kepentingan di antara negara-negara ASEAN.
Selain itu, sebagai sebuah konsep geostrategis baru definisi Indo-Pasifik juga terus berkembang, khususnya terkait dengan pemaknaan oleh negara-negara besar di luar ASEAN. Perkembangan ini pada gilirannya juga berpengaruh terhadap pandangan negara-negara di kawasan terhadap konsep Indo-Pasifik.
Kedua, dokumen ini menjadi panduan yang komprehensif bagi negara-negara ASEAN–baik secara kolektif maupun individual–dalam menjalankan kebijakan yang berkaitan dengan Indo-Pasifik. Melalui dokumen ini negara-negara ASEAN juga menguatkan komitmen terhadap ASEAN centrality dalam konteks geostrategis Indo-Pasifik.
Sentralitas ASEAN tidak semata-mata didasarkan pada posisi geografis kawasan Asia Tenggara yang berada tepat di tengah Indo-Pasifik. Lebih dari itu, ASEAN harus diakui merupakan organisasi regional paling solid di kawasan. Mekanisme kerja sama dalam organisasi sudah terbentuk dan berjalan dengan baik, beberapa di antaranya melibatkan negara-negara di luar kawasan. Artinya, ASEAN memiliki dasar yang kuat untuk menjadikan mekanisme yang sudah ada sebagai platform kerja sama Indo-Pasifik.
Kepemimpinan Indonesia
Arti penting ketiga berkaitan dengan keberhasilan diplomasi Indonesia. Konsep Indo-Pasifik muncul untuk menyebut negara dan wilayah di sekitar Samudera Hindia dan Samudera Pasifik sebagai sebuah kesatuan. Konsep ini mulai digunakan sejak 2010 sebagai perluasan dari konsep Asia-Pasifik yang secara tradisional hanya memasukkan negara dan kawasan di seputar Samudera Pasifik. Dengan demikianIndo-Pasifik dapat disebut sebagai konsep geopolitik yang menggabungkan kawasan Asia-Pasifik dengan kawasan di seputar Samudera Hindia sebagai sebuah kesatuan.
Sebagai konsep yang relatif baru dan memiliki cakupan geografis yang luas dan isu yang beragam, terdapat perbedaan pandangan tentang bentuk dan karakteristik interaksi antarnegara dalam konteks Indo-Pasifik. AS dan sejumlah negara lain mengedepankan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang bebas dan terbuka (free and open).
Sementara Indonesia berpandangan bahwa Indo-Pasifik tidak boleh dimaknai hanya dalam konteks bebas dan terbuka. Indonesia sejak awal berpandangan bahwa Indo-Pasifik juga harus memiliki karakteristik lain yaitu inklusif, transparan, dan komprehensif; mendatangkan manfaat bagi kepentingan jangka panjang seluruh negara di kawasan; dan didasarkan pada komitmen bersama untuk mewujudkan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama. Selain itu, Indonesia juga mengusung gagasan mengenai kesatuan pandangan di antara negara-negara ASEAN mengenai kerja sama Indo-Pasifik serta memperjuangkan peran sentral ASEAN dalam kerja sama tersebut.
Disepakatinya ASEAN Outlook on Indo-Pasific menjadi bukti keberhasilan diplomasi Indonesia di ASEAN sekaligus arti penting kepemimpinan Indonesia di organisasi regional ini. Indonesia berhasil meyakinkan negara-negara tetangganya di kawasan bahwa ASEAN yang harus menjalankan leading role dalam menentukan arah dan masa depan kerja sama Indo-Pasifik. Jika tidak, keuntungan terbesar justru akan dinikmati oleh segelintir negara di luar ASEAN. Selain itu tanpa sentralitas ASEAN kerja sama Indo-Pasifik bisa saja menegasikan tatanan dan mekanisme regional yang sudah dibangun oleh ASEAN.
Tantangan ke depan
Menanggapi pandangan skeptis beberapa pihak terhadap ASEAN Outlook on Indo-Pasific, kita harus mencatat bahwa dokumen ini adalah dokumen politik yang merupakan hasil negosiasi. Dokumen politik tentu saja lebih menekankan aspek kebijakan sebagai panduan dan tidak banyak memuat hal-hal yang sifatnya teknis.
Sebagai hasil negosiasi, dokumen ini juga telah melewati proses tawar-menawar panjang dengan memerhatikan kepentingan seluruh negara ASEAN. Pihak-pihak yang bernegosiasi juga saling memberi konsesi untuk mencapai titik temu.
Oleh karenanya tidak tepat jika kita mengharapkan sebuah dokumen yang komprehensif layaknya panduan kebijakan nasional sebuah negara. Pada tingkatan nasional, pemerintah suatu negara dapat mengeluarkan kebijakan yang sifatnya independen dan terfokus pada kepentingan nasionalnya. Sebaliknya kebijakan pada tingkatan regional disusun sebagai hasil kompromi banyak pihak dengan mempertimbangkan kepentingan bersama secara kolektif.
Bagi ASEAN, disepakatinya dokumen ini bukanlah tujuan akhir. Tantangan ke depan adalah bagaimana mengimplementasikan dokumen tersebut ke level teknis, termasuk meyakinkan negara-negara besar di luar ASEAN bahwa sentralitas ASEAN merupakan pilihan terbaik yang menguntungkan semua pihak.
Tantangan yang tidak kalah besar juga dihadapi Indonesia. Setelah berhasil mewujudkan posisi bersama ASEAN, Indonesia harus melanjutkan kerja keras dalam tahapan implementasi. Untuk mencapai hasil optimal, sinergi dengan negara-negara ASEAN lain mutlak diperlukan. Di level domestik, sinergi antara Kementerian Luar Negeri dan pemangku kepentingan lain juga memegang peran penting.
Perubahan tatanan global membuat dua kekuatan terbesar dunia berada di kawasan Indo-Pasifik. Jika di masa lalu Indonesia “mendayung di antara dua karang” sendirian, sekarang saatnya Indonesia mengajak negara-negara ASEAN berlabuh di bahtera yang sama. Dengan demikian manfaat kerja sama Indo-Pasifik dapat dinikmati bersama dan dampak negatif yang mungkin timbul juga dapat diantisipasi bersama.
BEBERAPA waktu lalu kepala negara dan pemerintahan sepuluh negara ASEAN menyepakati dokumen bertajuk ASEAN Outlook on Indo-Pacific. Dokumen ini memuat garis kebijakan ASEAN mengenai ruang lingkup, tujuan, prinsip, area kerja sama, dan mekanisme kerja sama Indo-Pasifik.
Melalui dokumen ini ASEAN melihat Indo-Pasifik sebagai sebuah kawasan yang terintegrasi dan terkoneksi, megedepankan dialog dan kerja sama, menitikberatkan pembangunan untuk kesejahteraan, serta menjadikan aspek maritim sebagai elemen tata kawasan. ASEAN juga menegaskan arti penting ASEAN centrality dan penghormatan terhadap prinsip-prinsip yang selama ini menjadi landasan kerja sama organisasi regional tersebut.
Dokumen ini memuat ruang lingkup kerja sama Indo-Pasifik yang mencakup kerja sama maritim, konektivitas, upaya mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030, serta kerja sama di bidang ekonomi. ASEAN juga siap bekerja sama dengan mekanisme regional lain di kawasan Asia-Pasifik dan Samudera Hindia dalam kerangka kerja sama Indo-Pasifik.
Arti Penting
ASEAN Outlook on Indo-Pasific memiliki arti strategis. Pertama, ASEAN untuk pertama kalinya menyepakati garis kebijakan tentang Indo-Pasifik. Dokumen ini disepakati setelah melewati proses negosiasi yang cukup panjang. Lamanya proses negosiasi mengindikasikan adanya perbedaan kebijakan dan kepentingan di antara negara-negara ASEAN.
Selain itu, sebagai sebuah konsep geostrategis baru definisi Indo-Pasifik juga terus berkembang, khususnya terkait dengan pemaknaan oleh negara-negara besar di luar ASEAN. Perkembangan ini pada gilirannya juga berpengaruh terhadap pandangan negara-negara di kawasan terhadap konsep Indo-Pasifik.
Kedua, dokumen ini menjadi panduan yang komprehensif bagi negara-negara ASEAN–baik secara kolektif maupun individual–dalam menjalankan kebijakan yang berkaitan dengan Indo-Pasifik. Melalui dokumen ini negara-negara ASEAN juga menguatkan komitmen terhadap ASEAN centrality dalam konteks geostrategis Indo-Pasifik.
Sentralitas ASEAN tidak semata-mata didasarkan pada posisi geografis kawasan Asia Tenggara yang berada tepat di tengah Indo-Pasifik. Lebih dari itu, ASEAN harus diakui merupakan organisasi regional paling solid di kawasan. Mekanisme kerja sama dalam organisasi sudah terbentuk dan berjalan dengan baik, beberapa di antaranya melibatkan negara-negara di luar kawasan. Artinya, ASEAN memiliki dasar yang kuat untuk menjadikan mekanisme yang sudah ada sebagai platform kerja sama Indo-Pasifik.
Kepemimpinan Indonesia
Arti penting ketiga berkaitan dengan keberhasilan diplomasi Indonesia. Konsep Indo-Pasifik muncul untuk menyebut negara dan wilayah di sekitar Samudera Hindia dan Samudera Pasifik sebagai sebuah kesatuan. Konsep ini mulai digunakan sejak 2010 sebagai perluasan dari konsep Asia-Pasifik yang secara tradisional hanya memasukkan negara dan kawasan di seputar Samudera Pasifik. Dengan demikianIndo-Pasifik dapat disebut sebagai konsep geopolitik yang menggabungkan kawasan Asia-Pasifik dengan kawasan di seputar Samudera Hindia sebagai sebuah kesatuan.
Sebagai konsep yang relatif baru dan memiliki cakupan geografis yang luas dan isu yang beragam, terdapat perbedaan pandangan tentang bentuk dan karakteristik interaksi antarnegara dalam konteks Indo-Pasifik. AS dan sejumlah negara lain mengedepankan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang bebas dan terbuka (free and open).
Sementara Indonesia berpandangan bahwa Indo-Pasifik tidak boleh dimaknai hanya dalam konteks bebas dan terbuka. Indonesia sejak awal berpandangan bahwa Indo-Pasifik juga harus memiliki karakteristik lain yaitu inklusif, transparan, dan komprehensif; mendatangkan manfaat bagi kepentingan jangka panjang seluruh negara di kawasan; dan didasarkan pada komitmen bersama untuk mewujudkan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama. Selain itu, Indonesia juga mengusung gagasan mengenai kesatuan pandangan di antara negara-negara ASEAN mengenai kerja sama Indo-Pasifik serta memperjuangkan peran sentral ASEAN dalam kerja sama tersebut.
Disepakatinya ASEAN Outlook on Indo-Pasific menjadi bukti keberhasilan diplomasi Indonesia di ASEAN sekaligus arti penting kepemimpinan Indonesia di organisasi regional ini. Indonesia berhasil meyakinkan negara-negara tetangganya di kawasan bahwa ASEAN yang harus menjalankan leading role dalam menentukan arah dan masa depan kerja sama Indo-Pasifik. Jika tidak, keuntungan terbesar justru akan dinikmati oleh segelintir negara di luar ASEAN. Selain itu tanpa sentralitas ASEAN kerja sama Indo-Pasifik bisa saja menegasikan tatanan dan mekanisme regional yang sudah dibangun oleh ASEAN.
Tantangan ke depan
Menanggapi pandangan skeptis beberapa pihak terhadap ASEAN Outlook on Indo-Pasific, kita harus mencatat bahwa dokumen ini adalah dokumen politik yang merupakan hasil negosiasi. Dokumen politik tentu saja lebih menekankan aspek kebijakan sebagai panduan dan tidak banyak memuat hal-hal yang sifatnya teknis.
Sebagai hasil negosiasi, dokumen ini juga telah melewati proses tawar-menawar panjang dengan memerhatikan kepentingan seluruh negara ASEAN. Pihak-pihak yang bernegosiasi juga saling memberi konsesi untuk mencapai titik temu.
Oleh karenanya tidak tepat jika kita mengharapkan sebuah dokumen yang komprehensif layaknya panduan kebijakan nasional sebuah negara. Pada tingkatan nasional, pemerintah suatu negara dapat mengeluarkan kebijakan yang sifatnya independen dan terfokus pada kepentingan nasionalnya. Sebaliknya kebijakan pada tingkatan regional disusun sebagai hasil kompromi banyak pihak dengan mempertimbangkan kepentingan bersama secara kolektif.
Bagi ASEAN, disepakatinya dokumen ini bukanlah tujuan akhir. Tantangan ke depan adalah bagaimana mengimplementasikan dokumen tersebut ke level teknis, termasuk meyakinkan negara-negara besar di luar ASEAN bahwa sentralitas ASEAN merupakan pilihan terbaik yang menguntungkan semua pihak.
Tantangan yang tidak kalah besar juga dihadapi Indonesia. Setelah berhasil mewujudkan posisi bersama ASEAN, Indonesia harus melanjutkan kerja keras dalam tahapan implementasi. Untuk mencapai hasil optimal, sinergi dengan negara-negara ASEAN lain mutlak diperlukan. Di level domestik, sinergi antara Kementerian Luar Negeri dan pemangku kepentingan lain juga memegang peran penting.
Perubahan tatanan global membuat dua kekuatan terbesar dunia berada di kawasan Indo-Pasifik. Jika di masa lalu Indonesia “mendayung di antara dua karang” sendirian, sekarang saatnya Indonesia mengajak negara-negara ASEAN berlabuh di bahtera yang sama. Dengan demikian manfaat kerja sama Indo-Pasifik dapat dinikmati bersama dan dampak negatif yang mungkin timbul juga dapat diantisipasi bersama.
(mhd)