Bus Salawat Layani Jamaah Haji Indonesia 24 Jam Penuh
A
A
A
JAKARTA - Layanan Bus Salawat atau bus pengantar jamaah dari hotel menuju Masjidilharam, Mekkah tahun ini akan beroperasi selama 24 jam penuh. Tak hanya itu, tahun ini seluruh jamaah Indonesia juga bisa menikmati layanan transportasi ini untuk berangkat maupun pulang dari Masjidilharam.
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan, layanan bus ini akan dilakukan selama 24 jam sehingga jamaah tidak perlu khawatir akan tidak ada bus. Namun, untuk menghindari kepadatan, jamaah diimbau untuk berangkat ke Masjidilharam lebih awal satu sampai dua jam sebelum waktu salat. “Begitu juga saat akan kembali ke hotel, diharapkan tidak bersamaan, tapi menunggu satu atau dua jam seusai salat jamaah,” ujar Sri Ilham.
Dia juga bersyukur tahun ini layanan ini bisa mencakup seluruh jamaah Indonesia yang tersebar di berbagai hotel Kota Mekkah. “Layanan Bus Salawat akan diberikan kepada semua jamaah. Tahun sebelumnya hanya 91% jamaah,” terangnya. Selain Bus Salawat, jamaah haji Indonesia selama di Arab Saudi juga mendapat layanan transportasi antarkota perhajian (Madinah-Mekkah-Jeddah atau Jeddah-Mekkah-Madinah) dan Masyair (Arafah-Muzdalifah-Mina).
Sebagaimana Bus Salawat, layanan antarkota perhajian dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Sedangkan layanan transportasi Masyair dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi. Sri Ilham juga mengimbau kepada jamaah untuk menjaga kesehatannya sebab tahun ini musim haji bertepatan dengan musim panas. Suhu udara di Arab Saudi saat ini telah mencapai 42 derajat Celsius, diperkirakan pada pelaksanaan haji bisa mencapai 50 derajat Celsius.
Selain jamaah, kondisi ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi petugas layanan transportasi haji, utamanya layanan Bus Salawat sebab mereka harus bertugas di titik-titik pemberhentian bus yang tidak dilengkapi tempat berteduh demi memberikan layanan kepada jamaah. Tempat pemberhentian layanan transportasi di Mekkah hanya berupa bendera Merah Putih.
Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan 56 halte dan tiga terminal Bus Salawat di Mekkah. “Mental petugas layanan transportasi haji tahun ini harus lebih kuat. Cuaca yang sangat panas serta jumlah jamaah yang bertambah menjadi tantangan petugas untuk memberikan layanan terbaik,” jelas Sri.
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin kembali mengingatkan petugas haji agar senantiasa melayani jamaah haji dengan dilandasi rasa cinta dan penuh kearifan. "Mari senantiasa tanamkan pada diri kita rasa cinta pada jamaah haji karena mereka adalah tamu Allah yang sedang bertandang di rumah-Nya," ujar Menag di Asrama Haji. Petugas haji, menurut Menag, hakikatnya adalah pelayan jamaah haji, pelayan bukan ada pada level terendah daripada yang dilayani.
"Kunci melayani adalah selain memiliki pemahaman bahwa yang kita layani adalah tamu-tamu Allah juga bagaimana agar layanan kita bisa optimum, apa pun bentuk layanan kita harus didasari dengan rasa cinta," imbuh Menag. Menag menganalogikan rasa cinta petugas haji pada jamaah haji seperti rasa cinta orang tua pada anaknya yang tulus dan tidak ada hitung-hitungan.
Selain rasa cinta, Menag juga berpesan agar petugas haji senantiasa mengedepankan kearifan dalam memberikan penjelasan pada jamaah. "Kearifan hanya muncul jika kita memiliki pengetahuan yang cukup tentang perhajian," ujar Menag. Tahun ini jadwal keberangkatan jamaah haji mengalami perubahan menyusul ada penambahan 10.000 kuota haji. Kelompok terbang (kloter) pertama yang sebelumnya berangkat pada 7 Juli maju sehari menjadi 6 Juli.
Kendati dimajukan, kata Menag, hal itu tidak sampai mengganggu persiapan pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi sebab seluruh akomodasi mulai dari hotel, katering, dan transportasi di Mekkah dan Madinah telah selesai dipersiapkan. Saat ini yang menjadi fokus Kementerian Agama (Kemenag) adalah terkait dokumen-dokumen perjalanan jamaah haji seperti paspor dan visa.
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan, layanan bus ini akan dilakukan selama 24 jam sehingga jamaah tidak perlu khawatir akan tidak ada bus. Namun, untuk menghindari kepadatan, jamaah diimbau untuk berangkat ke Masjidilharam lebih awal satu sampai dua jam sebelum waktu salat. “Begitu juga saat akan kembali ke hotel, diharapkan tidak bersamaan, tapi menunggu satu atau dua jam seusai salat jamaah,” ujar Sri Ilham.
Dia juga bersyukur tahun ini layanan ini bisa mencakup seluruh jamaah Indonesia yang tersebar di berbagai hotel Kota Mekkah. “Layanan Bus Salawat akan diberikan kepada semua jamaah. Tahun sebelumnya hanya 91% jamaah,” terangnya. Selain Bus Salawat, jamaah haji Indonesia selama di Arab Saudi juga mendapat layanan transportasi antarkota perhajian (Madinah-Mekkah-Jeddah atau Jeddah-Mekkah-Madinah) dan Masyair (Arafah-Muzdalifah-Mina).
Sebagaimana Bus Salawat, layanan antarkota perhajian dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Sedangkan layanan transportasi Masyair dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi. Sri Ilham juga mengimbau kepada jamaah untuk menjaga kesehatannya sebab tahun ini musim haji bertepatan dengan musim panas. Suhu udara di Arab Saudi saat ini telah mencapai 42 derajat Celsius, diperkirakan pada pelaksanaan haji bisa mencapai 50 derajat Celsius.
Selain jamaah, kondisi ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi petugas layanan transportasi haji, utamanya layanan Bus Salawat sebab mereka harus bertugas di titik-titik pemberhentian bus yang tidak dilengkapi tempat berteduh demi memberikan layanan kepada jamaah. Tempat pemberhentian layanan transportasi di Mekkah hanya berupa bendera Merah Putih.
Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan 56 halte dan tiga terminal Bus Salawat di Mekkah. “Mental petugas layanan transportasi haji tahun ini harus lebih kuat. Cuaca yang sangat panas serta jumlah jamaah yang bertambah menjadi tantangan petugas untuk memberikan layanan terbaik,” jelas Sri.
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin kembali mengingatkan petugas haji agar senantiasa melayani jamaah haji dengan dilandasi rasa cinta dan penuh kearifan. "Mari senantiasa tanamkan pada diri kita rasa cinta pada jamaah haji karena mereka adalah tamu Allah yang sedang bertandang di rumah-Nya," ujar Menag di Asrama Haji. Petugas haji, menurut Menag, hakikatnya adalah pelayan jamaah haji, pelayan bukan ada pada level terendah daripada yang dilayani.
"Kunci melayani adalah selain memiliki pemahaman bahwa yang kita layani adalah tamu-tamu Allah juga bagaimana agar layanan kita bisa optimum, apa pun bentuk layanan kita harus didasari dengan rasa cinta," imbuh Menag. Menag menganalogikan rasa cinta petugas haji pada jamaah haji seperti rasa cinta orang tua pada anaknya yang tulus dan tidak ada hitung-hitungan.
Selain rasa cinta, Menag juga berpesan agar petugas haji senantiasa mengedepankan kearifan dalam memberikan penjelasan pada jamaah. "Kearifan hanya muncul jika kita memiliki pengetahuan yang cukup tentang perhajian," ujar Menag. Tahun ini jadwal keberangkatan jamaah haji mengalami perubahan menyusul ada penambahan 10.000 kuota haji. Kelompok terbang (kloter) pertama yang sebelumnya berangkat pada 7 Juli maju sehari menjadi 6 Juli.
Kendati dimajukan, kata Menag, hal itu tidak sampai mengganggu persiapan pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi sebab seluruh akomodasi mulai dari hotel, katering, dan transportasi di Mekkah dan Madinah telah selesai dipersiapkan. Saat ini yang menjadi fokus Kementerian Agama (Kemenag) adalah terkait dokumen-dokumen perjalanan jamaah haji seperti paspor dan visa.
(don)