Jadikan Medsos Sebagai Sarana Pemersatu di Dunia Maya
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan teknologi dan informasi di era digital telah menghadirkan tantangan baru. Tidak hanya bagi masyarakat, tetapi secara luas tantangan dan ancaman bagi kehidupan berbangsa.
Era post-truth telah menandai pergeseran sosial yang melibatkan media arus utama (mainstream) dan para pembuat opini di mana fakta berkontestasi dengan hoaks dan kebohongan untuk diperaya publik.
Media mainstream tidak lagi menjadi rujukan utama, sementara media sosial (medsos) menyeruak tampil menjadi alternatif pemberitaan. Bahkan propaganda di medsos dapat memberikan pengaruh kuat terhadap stabilitas dan kedaulatan suatu negara.
Aktivis medsos dan blogger yang juga Koordinator Gerakan #BijakBersosmed, Enda Nasution mengatakan, di era teknologi digital sekarang ini, para pengguna medos harus banyak menebarkan konten positif yang dapat menciptakan perdamaian untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan di antara masyarakat bangsa.
“Media sosial (medos) ini adalah sebuah alat yang luar biasa. Manusia yang telah diberi teknologi sebagai sebuah alat yang dapat mempermudah kehidupan kita dala menyebarkan informasi, tentunya harus bisa digunakan untuk hal yang positif. Banyak sekali hal positif yang bisa kita dapat dari penggunaan teknologi digital terutama medsos ini sebagai upaya untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan meski kadang ada perbedaan pendapat di antara kita para pengguna medsos ini,” tutur Enda di Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Dia mengatakan, ada hal negatif yang muncul dengan adanya teknologi digital melalui medsos yang dapat menimbulkan perpecahan, kerusuhan, keributan, pertentangan ataupun konflik walaupun tidak seluruhnya selalu negatif. Kadang ada juga perdebatan yang memunculkan hal yang positif.
“Sebagai seorang pengguna medsos meskipun bukan public figure tentunya memiliki tanggung jawab yang sama untuk kemudian menjaga perdamaian dan persatuan. Semua perdebatan dan perbedaan pendapat ini selalu harus kita bungkus dalam sebuah konteks yang kuat yaitu kembali lagi kepada NKRI dan Pancasila,” tuturnya.
Menurut dia, apa pun perbedaan di antara masyarakat harus memiliki tujuan yang sama, yakni membangun sebuah negara untuk generasi masa depan. '
“Untuk itu kita harus membangun masyarakat yang kuat, masyarakat yang terbuka dan membangun masyarakat yang percaya diri untuk berkompetisi dengan negara-negara lain. Medsos ini sangat bisa digunakan untuk itu, selama apa pun berbeda diantara kita, pendapat yang berbeda diantara kita dan kita selalu memasukkannya dalam konteks NKRI dan Pancasila,” tuturnya.
Enda mengakui keberadaan medsos membuat sesorang memiliki kemampuan untuk mempublikasi informasi ke ruang publik dan dengan cara yang gampang, mudah dan juga murah tidak seperti era stasiun televisi, radio ataupun di media mainstream.
Hal ini dikatakannya membuat jumlah informasi menjadi sangat banyak dan dengan juga bisa diterima dengan cara yang mudah.
“Keinginan dari masyarakat juga untuk mendapatkan informasi bisa terpenuhi bukan hanya karena medsos memberikan informasi, tapi juga memberikan media untuk didengar, diperhatikan pada validasi informasi dan juga dihibur. Jadi media digital ini merupakan media yang lebih komplit sebenarnya dibandingkan dengan media mainstream,” tandasnya.
Kehadiran media digital ini tentu membuat media mainstream sekarang ini harus bersaing dengan medsos. Namun di sisi lain tantangannya tentu adalah tidak ada lagi ‘penjaga gawang’ yang dapat menyaring informasi tersebut.
“Semua orang bisa mendapatkan informasi dari mana saja yang akhirnya muncul peluang-peluang baru tapi juga muncul tantangan-tantangan baru dan kondisi seperti ini,” tuturnya.
Hal positif dari sisi pembuat konten dengan munculnya media digital maka tidak ada lagii biaya besar untuk mempublikasi sesuatu ke publik. Hal ini memunculkan kemungkinan pembuat konten-konten ini bisa mendapatkan penghasilan tanpa harus memiliki modal besar seperti masuk stasiun televisi atau radio.
“Yang mana semua orang bisa mem-publish konten yang memiliki kreativitas yang dia miliki lewat Twitter, Instagram, Facebook, YouTube atau melalui jarimngan komunikasi WhatsApp ataupun Telegram yang mana mereka bisa mendapatkan penghasilan dari situ. Sehingga sebenarnya muncul profesi-profesi baru di situ yang memang dibutuhkan,” katanya.
Dengan adanya medsos ini, para pengguna bebas berekpresi dan mengungkapkan pendapat. Dengan cara ini maka tidak ada lagi pembatasan. Semua orang bisa menyebarkan sesuatu yang dapat dilihat ataupun didengar oleh siapa pun.
Enda mengatakan, sejatinya medsos ini digunakan oleh orang-orang yang punya pemikiran original, seperti pemuka agama, pemikir-pemikir, para pakar yang mana mereka ini sebenarnya lebih diuntungkan karena mereka lebih punya akses terhadap audiens yang jauh lebih luas.
Namun, kata dia, tidak menutup kemungkinan ada orang yang memanfaatkan medsos ini dengan berpura-pura menjadi pakar, ustaz atau ahli yang semata-mata karena mereka ini ingin lebih didengarkan oleh audiens.
“Medsos ini sangat lekat dengan influencer atau diartikan orang/tokoh yang dianggap memiliki pengaruh bagi para pengikutnya (follower) atau pembacanya. Sejatimya medsos ini menjadi media yang sangat subur untuk para ahli atau expert, tokoh otoritas, influencer dari berbagai bidang baik politik, agama, hukum dan hiburan," tuturnya.
Untuk itu, menurut dia, masyarakat harus sadar bahwa semua risiko kemungkinan kerugian materiil maupun jiwa perpecahan di dunia nyata yang timbul karena kekerasan, kerusuhan yang disebabkan dari dunia maya akan menyebabkan kita semua akan mengalami kerugian.
Sebab, kata dia, hal tersebut akan berdampak pada ketidakstabilan ekonomi ataupun kondisi akan membuat pelaku bisnis maupun orang-orang yang produktif yang sedang menempuh pendidikan akan terganggu aktifitasnya.
“Untuk itu mari kita jaga kondisi negara kita agar tetap stabil. Perbedaan itu adalah berkah, kita boleh berbeda, tetapi kita selalu kembali ke dalam konteks NKRI dan Pancasila. Mari kita semua menggunakan medsos dengan hal-hal yang bersifat positif tanpa melakukan provokasi sehingga dapat menciptakan persatuan di antara masyarakat bangsa ini guna mengindari perpecahan,” kata Enda.
Era post-truth telah menandai pergeseran sosial yang melibatkan media arus utama (mainstream) dan para pembuat opini di mana fakta berkontestasi dengan hoaks dan kebohongan untuk diperaya publik.
Media mainstream tidak lagi menjadi rujukan utama, sementara media sosial (medsos) menyeruak tampil menjadi alternatif pemberitaan. Bahkan propaganda di medsos dapat memberikan pengaruh kuat terhadap stabilitas dan kedaulatan suatu negara.
Aktivis medsos dan blogger yang juga Koordinator Gerakan #BijakBersosmed, Enda Nasution mengatakan, di era teknologi digital sekarang ini, para pengguna medos harus banyak menebarkan konten positif yang dapat menciptakan perdamaian untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan di antara masyarakat bangsa.
“Media sosial (medos) ini adalah sebuah alat yang luar biasa. Manusia yang telah diberi teknologi sebagai sebuah alat yang dapat mempermudah kehidupan kita dala menyebarkan informasi, tentunya harus bisa digunakan untuk hal yang positif. Banyak sekali hal positif yang bisa kita dapat dari penggunaan teknologi digital terutama medsos ini sebagai upaya untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan meski kadang ada perbedaan pendapat di antara kita para pengguna medsos ini,” tutur Enda di Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Dia mengatakan, ada hal negatif yang muncul dengan adanya teknologi digital melalui medsos yang dapat menimbulkan perpecahan, kerusuhan, keributan, pertentangan ataupun konflik walaupun tidak seluruhnya selalu negatif. Kadang ada juga perdebatan yang memunculkan hal yang positif.
“Sebagai seorang pengguna medsos meskipun bukan public figure tentunya memiliki tanggung jawab yang sama untuk kemudian menjaga perdamaian dan persatuan. Semua perdebatan dan perbedaan pendapat ini selalu harus kita bungkus dalam sebuah konteks yang kuat yaitu kembali lagi kepada NKRI dan Pancasila,” tuturnya.
Menurut dia, apa pun perbedaan di antara masyarakat harus memiliki tujuan yang sama, yakni membangun sebuah negara untuk generasi masa depan. '
“Untuk itu kita harus membangun masyarakat yang kuat, masyarakat yang terbuka dan membangun masyarakat yang percaya diri untuk berkompetisi dengan negara-negara lain. Medsos ini sangat bisa digunakan untuk itu, selama apa pun berbeda diantara kita, pendapat yang berbeda diantara kita dan kita selalu memasukkannya dalam konteks NKRI dan Pancasila,” tuturnya.
Enda mengakui keberadaan medsos membuat sesorang memiliki kemampuan untuk mempublikasi informasi ke ruang publik dan dengan cara yang gampang, mudah dan juga murah tidak seperti era stasiun televisi, radio ataupun di media mainstream.
Hal ini dikatakannya membuat jumlah informasi menjadi sangat banyak dan dengan juga bisa diterima dengan cara yang mudah.
“Keinginan dari masyarakat juga untuk mendapatkan informasi bisa terpenuhi bukan hanya karena medsos memberikan informasi, tapi juga memberikan media untuk didengar, diperhatikan pada validasi informasi dan juga dihibur. Jadi media digital ini merupakan media yang lebih komplit sebenarnya dibandingkan dengan media mainstream,” tandasnya.
Kehadiran media digital ini tentu membuat media mainstream sekarang ini harus bersaing dengan medsos. Namun di sisi lain tantangannya tentu adalah tidak ada lagi ‘penjaga gawang’ yang dapat menyaring informasi tersebut.
“Semua orang bisa mendapatkan informasi dari mana saja yang akhirnya muncul peluang-peluang baru tapi juga muncul tantangan-tantangan baru dan kondisi seperti ini,” tuturnya.
Hal positif dari sisi pembuat konten dengan munculnya media digital maka tidak ada lagii biaya besar untuk mempublikasi sesuatu ke publik. Hal ini memunculkan kemungkinan pembuat konten-konten ini bisa mendapatkan penghasilan tanpa harus memiliki modal besar seperti masuk stasiun televisi atau radio.
“Yang mana semua orang bisa mem-publish konten yang memiliki kreativitas yang dia miliki lewat Twitter, Instagram, Facebook, YouTube atau melalui jarimngan komunikasi WhatsApp ataupun Telegram yang mana mereka bisa mendapatkan penghasilan dari situ. Sehingga sebenarnya muncul profesi-profesi baru di situ yang memang dibutuhkan,” katanya.
Dengan adanya medsos ini, para pengguna bebas berekpresi dan mengungkapkan pendapat. Dengan cara ini maka tidak ada lagi pembatasan. Semua orang bisa menyebarkan sesuatu yang dapat dilihat ataupun didengar oleh siapa pun.
Enda mengatakan, sejatinya medsos ini digunakan oleh orang-orang yang punya pemikiran original, seperti pemuka agama, pemikir-pemikir, para pakar yang mana mereka ini sebenarnya lebih diuntungkan karena mereka lebih punya akses terhadap audiens yang jauh lebih luas.
Namun, kata dia, tidak menutup kemungkinan ada orang yang memanfaatkan medsos ini dengan berpura-pura menjadi pakar, ustaz atau ahli yang semata-mata karena mereka ini ingin lebih didengarkan oleh audiens.
“Medsos ini sangat lekat dengan influencer atau diartikan orang/tokoh yang dianggap memiliki pengaruh bagi para pengikutnya (follower) atau pembacanya. Sejatimya medsos ini menjadi media yang sangat subur untuk para ahli atau expert, tokoh otoritas, influencer dari berbagai bidang baik politik, agama, hukum dan hiburan," tuturnya.
Untuk itu, menurut dia, masyarakat harus sadar bahwa semua risiko kemungkinan kerugian materiil maupun jiwa perpecahan di dunia nyata yang timbul karena kekerasan, kerusuhan yang disebabkan dari dunia maya akan menyebabkan kita semua akan mengalami kerugian.
Sebab, kata dia, hal tersebut akan berdampak pada ketidakstabilan ekonomi ataupun kondisi akan membuat pelaku bisnis maupun orang-orang yang produktif yang sedang menempuh pendidikan akan terganggu aktifitasnya.
“Untuk itu mari kita jaga kondisi negara kita agar tetap stabil. Perbedaan itu adalah berkah, kita boleh berbeda, tetapi kita selalu kembali ke dalam konteks NKRI dan Pancasila. Mari kita semua menggunakan medsos dengan hal-hal yang bersifat positif tanpa melakukan provokasi sehingga dapat menciptakan persatuan di antara masyarakat bangsa ini guna mengindari perpecahan,” kata Enda.
(dam)