Dari Senayan, Si Doel Akan Perjuangkan Perfilman Nasional

Rabu, 12 Juni 2019 - 14:44 WIB
Dari Senayan, Si Doel...
Dari Senayan, Si Doel Akan Perjuangkan Perfilman Nasional
A A A
SINEAS Rano Karno dipastikan lolos menjadi anggota DPR periode 2019-2024. Meski akan menjabat sebagai anggota DPR, politikus PDIP ini tak akan menarik diri dari panggung hiburan, khususnya di dunia perfilman.Lantas seperti apa misi, visi dan perjuangan mantan Gubernur Banten pemeran si Doel ini ketika nanti menjalankan amanah menjadi wakil rakyat, berikut petikan wawancara kepada KORAN SINDO/SINDOnews belum lama ini:
Bagaimana akhirnya mendapatkan amanah menjadi anggota DPR tahun 2019-2024?

Alhamdulilah bersyukur sama Allah atas kepercayaan masyakarat kepada saya menjadi wakil rakyat dalam pemilihan lalu. Kalau saya berharap masuk Komisi X DPR, komisi yang bicara tentang kebudayaan pendidikan, budaya, wisata, olahraga karena semangat dan roh saya ada di situ tapi bukan berarti enggak siap. Tapi kala bahasanya, core saya adanya di bidang kebudayaan.

Apakah nanti akan tetap aktif di dunia entertainment?

Tentunya masih ada porsi di entertainment, karena namanya dewan tidak seoperasional zaman gubernur, jaman gubenur saya hampir 10 tahun meninggalkan dunia film total saya tinggalkan. Tapi dewan ini dulu pengalaman saya, pernah menjadi MPR. Waktu tahun 80-an. Artinya sabtu minggu libur masih punya waktu. Kalau ini kan konsep si Doel ini akan ke si Doel kecil, walaupun si Doel ini berpanjang Doel tiga akan selesai, Doel akan pilihan siapa tapi Doel empat akan ke Doel kecil.

Bagaimana Anda melihat kondisi pendidikan saat ini?


Semangat nasionalisme anak sekarang sudah mulai terkikis, simpel zaman saya sekolah SD, SMP, SMA masih melihat gambar pahlawan di dinding kelas, kalau sekarang sudah enggak. Itu harus dihadirkan kembali, karena saya pintar karena melihat, itu siapa ya, ' itu Teuku umar, itu siapa ya, Cut Nyak Dien, Cut Meutia itu siapa ya, Patimura, siapa mereka? Kalau sekarang enggak. Dulu ada namanya prakarya memang simpel, bikin peta buta dari kertas koran yang dicelup di air kemudian kasih lem kemudian bikin peta.

Bagi saya, bukan bikinnya sebenarnya tapi kita tahu enggak kepulauan Indonesia itu seperti apa, sebetulnya intinya gitu. Bayangin misalkan ini Pulau Jawa kemudian bikin titik Jakarta di sini, Bandung di sini, Semarang Surabaya nyebarang Bali itu sebenarnya bukan pada bikin pada peranya tetapi kita tau pada posisinya.

Pendidikan dulu sangat luar biasa. Misalnya saya jalan untuk saya makan atau ini jalan untuk saya ambil, kan gitu. Itu ternyata menjadikan dasar motorik. Misalnya main karet itu ternyata motorik. Nah sekarang permainan itu sudah enggak ada. Jadi langsung ke permainan ini. Bahaya sekarang. Motorik cuma dua aja sekarang, jempol doing buat main gadget. Makanya, kebanyakan anak sekarang gemuk karena jarang gerak

Artinya kalau memang dimasukan dalam kurikulum, kenapa tidak kan malah justru harus dimasukan dalam kurikulum, olahraga misalkan. Olahraga harus kita pilih seperti apa yang cocok untuk dunia sekarang. karena anak-anak zaman sekarang jarang mau olahraga. Bukan enggak bergerak, jarang olahraga. Dan untuk mencapai satu produk Undang-undang, itu harus dibicarakan dengan semua fraksi, semua partai. Mislanya Partai kami punya tujuan seperti ini, menurut kalian bagaimana gitu hayo kita bahas dan diskusi.

Sebenarnya apa motivasi Anda semangat di dunia politik?


Latar belakang pendidikan saya kan SIP, Sarjana Ilmu Politik. Saya kuliah 4,5 tahun lho di Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN). Artinya karena saya sudah nyemplung di situ (politik) dan film ini kalau tidak diperjuangkan dalam sudut politik, sulit. Artinya ‘oke mungkin bahasanya warkop, tapi box office’ dibanding dengan film Amerika kayak Avengers, Warkop enggak ada apa-apanya. Bahasanya maaf nih bukan ngiri, tapi ya realita. Mereka begitu tayang dapet misalnya 1.500 layar, si Doel cuman 350 layar.

Kalau bukan (diperjuangkan dengan-red) kebijakan politik, bisa kalah terus film-film Indonesia, misalnya seperti itu. Memang secara realitas itu adalah politik. Tapi secara realitas, ini juga adalah hukum dagang kan. Bagaimana sih caranya supaya kita bisa mencapai itu. Enggak bisa kita hanya iri semata. Ya memang, maaf, misalnya Avengers satu hari dia sudah bisa mencapai berapa pemasukan kan. itu juga ekonomi kan. Dilan hari pertama sudah 800 ribu penonton. Dilan dikasih layar banyak hampir 1.000 layar. nah jadi hal-hal itu kan juga politik.

Target ke depan film Si Doel apa ingin go internasional ke Asia atau dunia?

Ya tentu dia enggak bisa melompat misalnya gini sebenarnya kita bisa ngambil momen waktu saya jadi gubernur. Saya bisa ambil momen Si Doel jadi gubernur tapi kan engak bisa ujug-ujug Si Doel jadi gubernur. Si Doel harus masuk partai dulu. Loh iya kan? Si Doel harus masuk partai dulu. Itu kan edukasi sebenarnya walaupun bisa independen tapi kan dia ga bisa tiba tiba jadi gubernur. Ngikutin pilkada dulu kecuali Si Doel mimpi. Bangun bisa kemimpi sudah selesai.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1817 seconds (0.1#10.140)