Komisi Pemilihan Umum Yakin Rekapitulasi Hasil Pemilu Tepat Waktu
A
A
A
JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) meyakini proses rekapitulasi penghitungan suara hasil Pemilu 2019 selesai tepat waktu, yakni 22 Mei 2019. Sejauh ini sejumlah provinsi sudah mulai melakukan proses rekapitulasi. Ketua KPU Arief Budiman menyatakan kemarin ada lima provinsi yang melakukan rekapitulasi.
Lima provinsi tersebut meliputi Bengkulu, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). "Kalau melihat dari jadwal yang sudah ditentukan, kami optimistik proses rekapitulasi tepat waktu," ujar Arief di Gedung KPU Jakarta kemarin.
Rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat nasional dimulai sejak Jumat (10/5). Sebelumnya sudah lima provinsi yang melakukan rekapitulasi dan disahkan KPU, yakni Provinsi Bali, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, dan Gorontalo. Kamis (9/5), KPU telah merampungkan rekapitulasi pembacaan dan pengesahan 129 wilayah dari 130 pemilihan di luar negeri.
KPU masih menunggu hasil rekapitulasi pemilihan lewat metode pos yang dilakukan di Kuala Lumpur, Malaysia. Penghitungan suara manual hasil Pemilu Presiden 2019 dilakukan secara berjenjang. Dimulai dari tingkat kelompok penyelenggara pemungutan suara pada 17-18 April, tingkat kecamatan 18 April hingga 5 Mei, tingkat kabupaten/kota 20 April hingga 8 Mei, dan tingkat provinsi 22 April hingga 13 Mei.
Jawa Penentu Kemenangan Jokowi
Hingga tadi malam pukul 19.00 WIB, proses rekapitulasi suara real count di Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) KPU sudah mencapai 78,2% atau sebanyak 636.131 dari 813.350 tempat pemungutan suara (TPS) secara nasional. Dari jumlah tersebut, pasangan nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin masih unggul dengan perolehan suara 56,28%, sedangkan pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi sebanyak 43,72%.
Sejumlah daerah juga telah menyerahkan hasil perhitungan. Di Provinsi Gorontalo Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dengan perolehan suara 369.803, sementara Prabowo-Sandi 345.129 suara. Total suara sah sebanyak 714.932 dan suara tidak sah 8.148 suara.
Di Kalimantan Tengah, Jokowi-Ma'ruf mendapatkan 830.948 suara dan Prabowo-Sandi 537.138 suara. Jumlah sah 1.368.086 dan suara tidak sah 33.612. Di Kalimantan Utara, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan perolehan 248.239 suara dan Prabowo-Sandi sebanyak 106.162 suara. Sementara di Provinsi Bali, Jokowi-Ma'ruf Amin menang telak dengan perolehan 2.351.057 suara dan Prabowo-Sandi sebanyak 213.415 suara.
Selanjutnya di Bangka Belitung, Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dengan perolehan 495.729 dan Prabowo-Sandi sebanyak 288.235 suara. Di Provinsi Bengkulu, Jokowi-Ma'ruf Amin kalah tipis dengan perolehan 583.488 suara dan Prabowo-Sandi memperoleh 585.999 suara. Terakhir rekapitulasi suara yang telah diserahkan ke KPU yakni Kalimantan Selatan di mana Jokowi-Ma'ruf mendapatkan 823.939 suara dan Prabowo-Sandi unggul dengan perolehan 1.470.163 suara.
Sementara dua provinsi di Jawa Timur dan Jawa Tengah telah melakukan rapat pleno tingkat provinsi, namun hasilnya belum direkapitulasi di KPU pusat. Dari rapat pleno tingkat provinsi, dua provinsi di wilayah Jawa itu dikuasai paslon 01. Di Jawa Timur, KPU setempat menetapkan paslon 01 sebagai pemenang pilpres dalam rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan perolehan suara di Surabaya, Sabtu (11/5).
Jokowi-Ma'ruf meraih suara terbanyak dengan perolehan suara 65,7% suara, yaitu sebanyak 16.231.668 suara. Paslon 01 unggul merata hampir di seluruh wilayah. Sedangkan Prabowo–Sandi hanya unggul di enam kabupaten dari 38 kabupaten dan kota. Paslon 02 itu mendapatkan 34,2% atau sekitar 8.441.247 suara.
Paslon 01 juga unggul telak di Jawa Tengah dengan menyapu bersih kemenangan di seluruh kabupaten/kota. Jokowi-Ma'ruf mampu meraih suara 77,29% atau sebanyak 16.825.511 suara, sedangkan paslon 02 hanya mendapatkan 22,71% atau sebanyak 4.944.447 suara. Sementara di Jawa Barat hingga kemarin proses rekapitulasi suara masih berlangsung.
Namun, dari Situng KPU diketahui suara masuk dari Jabar sebanyak 65,8% dengan keunggulan sementara paslon 02 sebanyak 10.306.988 suara dan paslon 01 mendapatkan 7.275.681 suara. Di DKI Jakarta proses rekapitulasi suara juga belum rampung. Dari Situng KPU diketahui suara masuk sebanyak 62,6%, di mana Jokowi-Ma'ruf unggul sementara dengan perolehan 2.084.178 dan paslon 02 sebanyak 1.878.005 suara.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding mengatakan, sejak awal pihaknya meyakini bahwa perolehan suara paslon 01 di Jawa menang telak. Karding mengatakan ada beberapa faktor sehingga Jokowi- Ma'ruf menguasai perolehan suara di Jawa yang memiliki suara terbanyak nasional.
“Sosok Ma’ruf Amin menjadi salah satu faktor. Jadi bersatunya kelompok nasionalis dan religius yang diwakili NU itu memberikan pengaruh signifikan," ujar Karding di Jakarta kemarin. Pengamat politik yang juga CEO Alvara Recearch Center Hasanuddin Ali mengatakan, sebaran suara paling banyak bisa dilihat dari sepuluh provinsi yang masuk, terutama di wilayah Jawa.
Selain suara dari wilayah Jawa, acuan yang bisa dijadikan pegangan yaitu suara masuk dari wilayah DKI Jakarta, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, dan Kalimantan Selatan. "Kalau provinsi lain, efeknya sangat kecil terhadap pergeseran suara nasional. Sepuluh provinsi itu yang bisa mengubah," paparnya.
Lima provinsi tersebut meliputi Bengkulu, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). "Kalau melihat dari jadwal yang sudah ditentukan, kami optimistik proses rekapitulasi tepat waktu," ujar Arief di Gedung KPU Jakarta kemarin.
Rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat nasional dimulai sejak Jumat (10/5). Sebelumnya sudah lima provinsi yang melakukan rekapitulasi dan disahkan KPU, yakni Provinsi Bali, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, dan Gorontalo. Kamis (9/5), KPU telah merampungkan rekapitulasi pembacaan dan pengesahan 129 wilayah dari 130 pemilihan di luar negeri.
KPU masih menunggu hasil rekapitulasi pemilihan lewat metode pos yang dilakukan di Kuala Lumpur, Malaysia. Penghitungan suara manual hasil Pemilu Presiden 2019 dilakukan secara berjenjang. Dimulai dari tingkat kelompok penyelenggara pemungutan suara pada 17-18 April, tingkat kecamatan 18 April hingga 5 Mei, tingkat kabupaten/kota 20 April hingga 8 Mei, dan tingkat provinsi 22 April hingga 13 Mei.
Jawa Penentu Kemenangan Jokowi
Hingga tadi malam pukul 19.00 WIB, proses rekapitulasi suara real count di Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) KPU sudah mencapai 78,2% atau sebanyak 636.131 dari 813.350 tempat pemungutan suara (TPS) secara nasional. Dari jumlah tersebut, pasangan nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin masih unggul dengan perolehan suara 56,28%, sedangkan pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi sebanyak 43,72%.
Sejumlah daerah juga telah menyerahkan hasil perhitungan. Di Provinsi Gorontalo Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dengan perolehan suara 369.803, sementara Prabowo-Sandi 345.129 suara. Total suara sah sebanyak 714.932 dan suara tidak sah 8.148 suara.
Di Kalimantan Tengah, Jokowi-Ma'ruf mendapatkan 830.948 suara dan Prabowo-Sandi 537.138 suara. Jumlah sah 1.368.086 dan suara tidak sah 33.612. Di Kalimantan Utara, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan perolehan 248.239 suara dan Prabowo-Sandi sebanyak 106.162 suara. Sementara di Provinsi Bali, Jokowi-Ma'ruf Amin menang telak dengan perolehan 2.351.057 suara dan Prabowo-Sandi sebanyak 213.415 suara.
Selanjutnya di Bangka Belitung, Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dengan perolehan 495.729 dan Prabowo-Sandi sebanyak 288.235 suara. Di Provinsi Bengkulu, Jokowi-Ma'ruf Amin kalah tipis dengan perolehan 583.488 suara dan Prabowo-Sandi memperoleh 585.999 suara. Terakhir rekapitulasi suara yang telah diserahkan ke KPU yakni Kalimantan Selatan di mana Jokowi-Ma'ruf mendapatkan 823.939 suara dan Prabowo-Sandi unggul dengan perolehan 1.470.163 suara.
Sementara dua provinsi di Jawa Timur dan Jawa Tengah telah melakukan rapat pleno tingkat provinsi, namun hasilnya belum direkapitulasi di KPU pusat. Dari rapat pleno tingkat provinsi, dua provinsi di wilayah Jawa itu dikuasai paslon 01. Di Jawa Timur, KPU setempat menetapkan paslon 01 sebagai pemenang pilpres dalam rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan perolehan suara di Surabaya, Sabtu (11/5).
Jokowi-Ma'ruf meraih suara terbanyak dengan perolehan suara 65,7% suara, yaitu sebanyak 16.231.668 suara. Paslon 01 unggul merata hampir di seluruh wilayah. Sedangkan Prabowo–Sandi hanya unggul di enam kabupaten dari 38 kabupaten dan kota. Paslon 02 itu mendapatkan 34,2% atau sekitar 8.441.247 suara.
Paslon 01 juga unggul telak di Jawa Tengah dengan menyapu bersih kemenangan di seluruh kabupaten/kota. Jokowi-Ma'ruf mampu meraih suara 77,29% atau sebanyak 16.825.511 suara, sedangkan paslon 02 hanya mendapatkan 22,71% atau sebanyak 4.944.447 suara. Sementara di Jawa Barat hingga kemarin proses rekapitulasi suara masih berlangsung.
Namun, dari Situng KPU diketahui suara masuk dari Jabar sebanyak 65,8% dengan keunggulan sementara paslon 02 sebanyak 10.306.988 suara dan paslon 01 mendapatkan 7.275.681 suara. Di DKI Jakarta proses rekapitulasi suara juga belum rampung. Dari Situng KPU diketahui suara masuk sebanyak 62,6%, di mana Jokowi-Ma'ruf unggul sementara dengan perolehan 2.084.178 dan paslon 02 sebanyak 1.878.005 suara.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding mengatakan, sejak awal pihaknya meyakini bahwa perolehan suara paslon 01 di Jawa menang telak. Karding mengatakan ada beberapa faktor sehingga Jokowi- Ma'ruf menguasai perolehan suara di Jawa yang memiliki suara terbanyak nasional.
“Sosok Ma’ruf Amin menjadi salah satu faktor. Jadi bersatunya kelompok nasionalis dan religius yang diwakili NU itu memberikan pengaruh signifikan," ujar Karding di Jakarta kemarin. Pengamat politik yang juga CEO Alvara Recearch Center Hasanuddin Ali mengatakan, sebaran suara paling banyak bisa dilihat dari sepuluh provinsi yang masuk, terutama di wilayah Jawa.
Selain suara dari wilayah Jawa, acuan yang bisa dijadikan pegangan yaitu suara masuk dari wilayah DKI Jakarta, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, dan Kalimantan Selatan. "Kalau provinsi lain, efeknya sangat kecil terhadap pergeseran suara nasional. Sepuluh provinsi itu yang bisa mengubah," paparnya.
(don)