Menhan Sebut Indonesia Sedang Perang Mindset

Rabu, 08 Mei 2019 - 18:03 WIB
Menhan Sebut Indonesia Sedang Perang Mindset
Menhan Sebut Indonesia Sedang Perang Mindset
A A A
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menegaskan Indonesia sedang menghadapi perang terhadap mindset atau pola pikir yang mengancam ideologi Pancasila.

"Saat ini Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sedang menghadapi tiga ancaman, yaitu ancaman belum nyata, ancaman nyata, dan ancaman non-fisik terhadap mindset seluruh rakyat Indonesia," tutur Ryamizard saat simposium bertajuk Perang Mindset Pada Era Keterbukaan Informasi di Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2019)

Ryamizard menjelaskan, ancaman nyata yang dihadapi saat ini adalah terorisme, radikalisme, separatisme dan pemberontakan bersenjata.

Selain itu, ancaman bencana alam dan lingkungan, pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan serta pencurian sumber daya alam. Termasuk juga wabah penyakit, perang siber, intelijen, peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

"Ancaman non-fisik yang paling berbahaya yaitu ancaman terhadap mindset bangsa Indonesia yang berupaya mengubah ideologi negara Pancasila. Pancasila itu alat pemersatu, kalau pemersatu pecah, ya pecah negara ini," tutur Ryamizard.

Ancaman mindset ini, kata Ryamizard, bersifat masif, sistematis dan terstruktur yang terus berupaya memengaruhi dan merusak Indonesia melalui ideologi-ideologi asing yang tidak sesuai budaya bangsa Indonesia.

"Kita menghadapi ancaman ideologi yang memaksakan kehendak untuk merubah Pancasila, yaitu paham khilafah. Ancaman khilafah ini sudah terang-terangan ingin mengganti ideologi negara Pancasila," tegasnya.

Metode perang ini dilakukan melalui infiltrasi ke dalam intelijen, militer, pendidikan, ekonomi, ideologi, politik, sosial budaya dan agama serta media informasi.

Setelah infiltrasi berhasil, kata dia, dilanjutkan dengan mengeksploitasi dan melemahkan central of gravity kekuatan suatu negara melalui politik adu domba untuk menimbulkan kekacauan dalam bentuk konflik horisontal bersifat SARA.

Ryamizard menyebut ada beberapa negara yang hancur karena idelogi dan simbol persatuannya telah dirusak oleh pengaruh ideologi lain seperti Yugoslavia, Uni Soviet yang sekarang berubah menjadi Rusia serta beberapa negara di Timur Tengah.

"Ancaman terhadap ideologi negara inilah yang sering saya sebut sebagai perang modern, yaitu perang yang relatif murah meriah, karena tanpa mengeluarkan satu letusan peluru pun, pihak musuh sudah dapat menghancurkan pilar dan sendi-sendi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara," ucapnya.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menilai, untuk menghadapi perang ideologis ini perlu pengimplementasian nilai-nilai Pancasila sebagai basis kekuatan ideologi bangsa dan negara.

"Pancasila ini merupakan ideologi yang berbasiskan filsafat idealisme. Pancasila merupakan landasan fundamental kekuatan bangsa dalam menjaga tetap utuh dan tegaknya NKRI serta menjamin keselamatan bangsa dari berbagai tantangan dan ancaman," ucapnya.

Ryamizard mengaku telah mengumpulkan sejumlah stakeholders seperti Mendikbud dan Menristekdikti untuk menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila kepada para siswa sejak dini.

"Untuk menghadapi ancaman ideologis tersebut perlu penanaman wawasan kebangsaan yang kuat kepada seluruh rakyat Indonesia sejak dini agar tidak mudah dipengaruhi dan terprovokasi pemikiran-pemikiran bersifat materialis yang hendak menghancurkan Pancasila," kata Ryamizard.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7503 seconds (0.1#10.140)