Ramadhan Bulan Introspeksi

Senin, 06 Mei 2019 - 07:02 WIB
Ramadhan Bulan Introspeksi
Ramadhan Bulan Introspeksi
A A A
UMAT Islam di Tanah Air mulai melaksanakan ibadah puasa pada hari ini. Ramadhan adalah bulan mulia yang kedatangannya selalu ditunggu-tunggu umat Islam karena jadi ajang untuk memperbanyak ibadah dan amal saleh demi meningkatkan derajat ketakwaan kepada Allah SWT. Ramadan adalah bulan ujian di mana orang-orang yang beriman akan melakukan pengendalian diri terhadap segala bentuk hawa nafsu selama berpuasa.

Umat Islam di Indonesia memasuki Ramadhan kali ini di tengah situasi kebangsaan yang diwarnai sejumlah keprihatinan. Banyak di antara saudara sebangsa yang belum lama ini mengalami bencana banjir dan tanah longsor, terutama di Papua dan Bengkulu. Kejadian ini datang saat sebagian warga belum sepenuhnya pulih dari duka akibat bencana alam dahsyat antara lain tsunami di pesisir Selat Sunda, gempa bumi di Lombok dan Palu serta Donggala, yang merenggut ribuan korban jiwa. Selain menjadikan Ramadhan sebagai bulan untuk meningkatkan amal ibadah, sepatutnya Bulan Suci ini juga jadi ajang untuk introspeksi diri. Ramadan adalah momentum bagi orang yang beriman untuk lebih berserah diri dan memohon ampunan kepada Yang Mahakuasa.

Keprihatinan berikutnya yakni suasana politik dalam negeri yang makin menghangat. Pemilihan umum, khususnya pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) pada 17 April lalu, masih menyisakan persoalan, yakni masih terbelahnya masyarakat ke dalam dua kutub. Polarisasi dua kubu pendukung calon presiden dan calon wakil presiden (capres dan cawaprwes) ini bahkan kian mengeras karena masing-masing pihak mengklaim sebagai pemenang. Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menetapkan pemenang pilpres pada 22 Mei nanti, namun isu kecurangan mencuat sehingga muncul penolakan oleh salah satu kubu terhadap proses yang dijalankan penyelenggara pemilu.

Ramadhan adalah momentum pengendalian diri. Segala ihwal yang bisa merusak kesucian ibadah puasa sebisa mungkin dihindari. Sikap saling mencela akibat perbedaan pilihan politik seyogianya mampu diredam selama Bulan Suci. Saatnya menahan dan mengendalikan diri dari segala hal yang sifatnya negatif dan destruktif. Pentingnya pengendalian diri termasuk saat beraktivitas di media sosial.

Saatnya menghentikan penyebaran hoaks, fitnah, saling mencela, dan saling menunjukkan aib. Melalui Ramadhan, penting untuk kembali mempererat silaturahmi, meningkatkan semangat berbagi, dan berlomba-lomba berbuat kebaikan kepada sesama. Ramadhan adalah momentum memperkuat solidaritas sosial yang muaranya adalah memperkokoh persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa.

Keprihatinan lainnya adalah makin maraknya pejabat yang terlibat korupsi. Hari-hari terakhir ini kita kembali disuguhi fakta tertangkapnya sejumlah kepala daerah dan hakim pengadilan negeri karena kasus suap. Saking seringnya operasi tangkap tangan (OTT) terhadap pejabat dilakukan, beritanya kini seolah bukan lagi hal yang menarik untuk disimak. Ini sangat memprihatinkan. Oknum pejabat yang bekerja di bawah sumpah rela melanggar demi memenuhi syahwat pribadi. Mereka tidak segan menerabas norma agama dan hukum yang sejatinya melarang perbuatan mencuri dan menerima suap.

Ada kesempatan sebulan penuh untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Puasa tentu tidak semata-mata persoalan menahan lapar, dahaga, dan hawa nafsu lainnya, melainkan ajang latihan menahan diri. Tak hanya pancaindra dan seluruh anggota tubuh yang wajib untuk menahan, melainkan juga hati dan pikiran. Ini demi menuju titik yang menjadi tujuan pada akhir dari puasa Ramadhan, yakni menjadi pribadi yang bertakwa.

Kesehatan mental-spiritual dan sosial adalah tujuan lain yang ingin dicapai dengan berpuasa. Melalui puasa yang dijalankan dengan kualitas baik, ikhlas, diharapkan pula lahir pribadi-pribadi muslim dengan karakter mulia, penuh kebijakan dan kebajikan, serta memiliki kesalehan spiritual dan sosial.

Semoga ibadah puasa Ramadhan mampu menjadikan setiap pribadi muslim menjadi lebih baik. Lebih jauh, semoga hikmah Ramadhan mampu menstimulus seluruh komponen anak bangsa untuk bekerja bersama mengatasi segala persoalan yang kini tengah dihadapi bangsa.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4577 seconds (0.1#10.140)