AHY Minta Semua Pihak Dewasa Sikapi Hasil Pemilu

Jum'at, 03 Mei 2019 - 11:08 WIB
AHY Minta Semua Pihak...
AHY Minta Semua Pihak Dewasa Sikapi Hasil Pemilu
A A A
JAKARTA - Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berharap agar seluruh pihak dapat bersabar dan dewasa dalam melihat dinamika politik seusai Pemilu 2019.Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)di Istana Merdeka kemarin.
AHY mengungkapkan pertemuan tersebut merupakan silaturahmi pasca kontestasi pemilu. “Memang tadi sempat dibahas bahwa kita berharap pasca 17 April 2019, hari pencoblosan yang sudah kita lalui bersama, mudah-mudahan semuanya bisa tenang, sabar, melihat situasi, perkembangan. Sekaligus juga mari kita menjadi masyarakat yang dewasa dalam alam demokrasi yang sehat,” ungkapnya.

AHY mengatakan semua pihak tentunya menghindari respons yang terlalu berlebihan, meskipun diakuinya dalam politik tidak bisa dilepaskan dari perbedaan pendapat dan per sepsi. Dia menilai sikap terbaik yang bisa dilakukan adalah menunggu sampai KPU mengumumkan hasil resminya.

“Kita hormati itu semua. Kita apresiasi dengan cara sabar menunggu. Waktunya masih ada, penghitungan terus berlangsung. Dari hari ke hari bisa kita monitor secara langsung berapa suara yang direkapitulasi. Perolehan dari pilpres maupun pileg juga bisa kita monitor bersama. Nah mudah-mudahan paling akhir nanti, 22 Mei, kita bisa menerima apa pun hasil yang akan dijelaskan oleh KPU,” paparnya.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menilai pertemuan tersebut merupakan hal yang lumrah. Dia menyebut tidak menutup kemungkinan pertemuan tersebut membahas koalisi.

“Politik sangat dinamis. Dalam lima menit terakhir bisa berubah dengan cepat. Jadi bisa yang tadinya berada di sana sekarang berada di sini. Itu sangat-sangat dinamis,” ujarnya. Meskipun saat ini sudah cukup kuat, Moeldoko pun menilai semakin banyak kawan semakin baik. Hal ini akan membuat pemerintahan semakin kuat. “Ya, sebenarnya sudah di atas 60% cukup, tapi kalau bisa 80% kenapa harus 60%. Sehingga semua hal yang jadi kebijakan lebih mudah di-endorse,” pungkasnya.

Cawapres 02 Sandiaga Uno berprasangka baik terhadap pertemuan tersebut. Sandi mengaku belum berkomunikasi dengan putra sulung Ketua Umum Partai Demokrat itu terkait pertemuan di Istana Negara.

“Belum. Belum ada komunikasi ke saya,” aku Sandi. Menurut dia, pihaknya saat ini bukan hanya fokus menatap hasil, tapi juga mengawal proses pemilu agar berjalan dengan baik sebagaimana harapan masyarakat. “Saya meyakini Demokrat, PAN, Berkarya, Gerindra masih solid. Tugas kita sekarang mengawal proses pemilu berjalan baik sesuai harapan masyarakat,” ujarnya.

Terkait peluang PAN dan Demokrat merapat dengan Jokowi, Sandi melihat sampai saat ini Koalisi Indonesia Adil Makmur masih solid. Proses pe milu ini pun harus dituntaskan hingga akhir serta bagaimana menghadirkan pemilu yang bermartabat. “Sampai hari ini alhamdulillah Demokrat dan PAN memberikan kepastian bahwa mereka tetap berada di koalisi kita,” tegasnya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengaku belum mengetahui rencana pertemuan AHY dengan Presiden Jokowi. Hal itu juga belum dibahas di internal Demokrat maupun saat bersamanya di Singapura menjenguk Ani Yudhoyono. “Sejak dua hari lalu, saya belum komunikasi,” kata Hinca.

Terkait loyalitas Demokrat pada Koalisi Indonesia Adil Mak mur, Hinca menegaskan hal itu tidak perlu dikhawatirkan karena Demokrat tidak pernah meninggalkan semangatnya pada koalisi. Namun kalau ada kritik dari Demokrat terhadap koalisi, itu adalah cara bersahabat yang baik. “Tapi sampai hari ini, kami masih tetap berada dalam posisi koalisi,” tegasnya.

Direktur Kampanye Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko wi-KH Ma’ruf Amin, Benny Ramdhani, mengatakan sejak awal pascapemungutan suara, Jokowi sudah menyebarkan semangat persatuan nasional dan bahkan tidak mengklaim kemenangan meski sejak saat itu sejumlah lembaga survei yang melakukan hitung cepat mengunggulkan paslon 01. “Sejak saat itu, Pak Jokowi mengatakan tak ada lagi 01 dan 02. Semua energi harus dikapitalisasi untuk persatuan Indonesia. Pak Jokowi mengajak semua kelompok yang sempat terbelah untuk menyatu kembali dan mendeklarasikan keindonesiaan,“ tutur Benny.

Menurut dia, kesediaan Jokowi bertemu dengan para petinggi parpol di luar KIK membuktikan sikap kenegarawanan mantan gubernur DKI Jakarta dan wali kota Solo itu.

“Ini lah sebetulnya sikap kenegarawanan yang ditunjukkan Pak Jokowi. Indonesia adalah negara yang begitu kompleks. Tak ada satu kekuatan politik pun yang bisa mengurus Indonesia yang begitu besar. Maka, kita harus membuka diri untuk melibatkan seluruh komponen bangsa. Bahkan sebenarnya (komunikasi) dengan Pak Prabowo kan sudah dimulai,” paparnya.

Senada dengan Benny, Direktur Komunikasi Politik TKN Usman Kansong mengatakan, sejak awal TKN membuka ruang komunikasi dengan siapa pun, termasuk dengan parpol yang mendukung paslon 02.

“Sebelumnya Pak Jokowi bertemu Pak Zulkifli Hasan, kali ini dengan AHY, saya kira ini kelanjutan saja apa yang dil aku kan Pak Jokowi. Kita buka komunikasi selebar- lebarnya. Kalau berlanjut ke koalisi, ya silakan saja. Tapi koalisi itu nantilah,” tuturnya. (Abdul Rochim/ Kiswondari/ Dita Angga)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5907 seconds (0.1#10.140)