Jokowi dan Optimisme Menuju Indonesia Sejahtera
A
A
A
Witjaksono
Ketua Kornas Program Pertanian PBNU,
Ketua Koalisi Alumni Diponegoro untuk Jokowi-Ma'ruf Amin
"MEMAJUKAN kesejahteraan umum” adalah sebuah frasa yang sering terlupa oleh kita dalam konteks bernegara. Pada perhelatan pesta demokrasi, yaitu Pemilihan Umum 2019, sering kali kita hanya memaknainya sebagai ajang untuk memilih siapa presiden atau wakil rakyat idola kita. Tidak salah, tetapi sangat disayangkan karena sumber daya yang begitu besar untuk menyelenggarakan pemilihan umum ini hanya sepadan dengan foto rupawan yang tercetak pada baliho di jalanan.
Sangat disayangkan pemilu hanya diartikan sebagai saran memperoleh suara untuk melanjutkan kuasa atau memperoleh rupiah dalam amplop bergambar calon penguasa saat fajar tiba. Sangat disayangkan dan seolah tak rela pemilu perlu dilaksanakan bila hanya menjadi ajang pemecah persatuan bangsa yang berujung pada pertikaian sesama anak bangsa.
Memajukan kesejahteraan umum adalah kalimat tegas yang tercantum dalam Preambule Konstitusi Negara, Undang-Undang Dasar 1945. Sebuah tujuan bangsa yang disepakati dan tak akan berganti sepanjang masa republik berdiri. Menyejahterakan segenap bangsa Indonesia seharusnya menjadi cita-cita seluruh tumpah darah negara di mana para putra dan putri terbaik bangsa berlomba menumpahkan pikiran dan peluhnya demi mewujudkan cita-cita itu.
Atas dasar banyaknya sumbangan ide dan kesiapan berpeluh itulah kita menghadirkan pemilihan umum agar arah pembangunan negara dapat secara sungguh-sungguh dikerjakan dengan tujuan yang jelas dan terukur. Selanjutnya adalah tugas rakyat untuk berkonsensus menentukan sekian banyak gagasan sesuai dengan yang didambakan para pendiri bangsa.
Menyejahterakan masyarakat Indonesia juga berarti memberdayakan ekonomi kerakyatan. Hal ini secara penuh telah disadari oleh Presiden Joko Widodo sebagaimana Nawacita-nya yang digaungkan pada lima tahun lalu. Hal itu terbukti mampu membawa kita pada kestabilan negara dan menciptakan iklim kondusif bagi kehidupan berbangsa serta masuknya investasi.
Kami sadar untuk mencapai kemandirian ekonomi nasional harus dimulai dari skala mikro. Karenanya kami bersama pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama berusaha menggerakkan perekonomian kelas mikro, membina para petani kecil untuk dikembangkan potensinya dengan tujuan akhir mencapai swasembada pangan.
Sudah lebih dari dua tahun lalu kami hadir di pelosok negeri untuk mencari potensi bersama para petani untuk mengembangkan produksi jagung secara nasional. Kami bina sejak awal mulai dari pengaturan lahan dan penyediaan bibit dan pupuk berkualitas beserta seluruh kebutuhannya, lalu kami dampingi selama proses penanaman hingga panen dengan tambahan alat-alat pertanian modern.
Untuk menjaganya kami telah bentuk koperasi-koperasi untuk menjamin kesejahteraan petani. Setidaknya telah terbentuk puluhan koperasi dan akan dikembangkan hingga ratusan. Selanjutnya setelah masa panen, kami sediakan penyaluran hasil panen tersebut, harga jual produk dari petani kami jaga untuk memberi keuntungan kepada petani sehingga mereka dapat menjamin kebutuhan rumah tangganya dengan memberikan makanan bergizi bagi anak-anaknya, dan memberikan pendidikan yang layak bagi mereka. Tujuannya adalah menjamin masa depan yang cerah bagi generasi bangsa.
Selain program kerja sama yang telah berjalan, secara mandiri kami telah melakukan pembinaan serupa kepada petani padi dan kedelai di Indonesia. Komoditas bahan pokok menjadi penting karena menjadi sumber penghidupan masyarakat. Tingkat konsumsi yang tinggi membuat kita harus mampu memenuhi kebutuhan secara mandiri.
Selain jagung, ribuan petani padi dan kedelai yang menguasai ratusan ribu hektare lahan pertanian juga telah kami konsolidasikan dan kami hadir bersama mereka dari proses awal seperti penyaluran bibit, pupuk, dan alat-alat pertanian yang semakin memudahkan bagi para petani hingga pembinaan untuk pengembangan lebih lanjut.
Menyejahterakan Indonesia tentu tidak mudah dan tidak dapat dilakukan secara instan. Kami juga hadir membina dan mengembangkan usaha kecil dan menengah. Ribuan UMKM telah kami bina dan kami kembangkan agar lebih efisien dalam produksi dan pemasaran serta kami konsolidasikan mereka agar semakin berkembang.
Beberapa telah berkembang dari UMKM menjadi perusahaan yang dikelola secara profesional. Target kami, dapat tercipta ratusan perusahaan go-public yang berasal dari UMKM yang sepenuhnya Indonesia. Semakin banyak masyarakat Indonesia yang berkembang, semakin banyak pemuda yang mendapat pekerjaan, semakin banyak ibu yang mampu menyediakan bergizi di rumah, semakin banyak anak yang berpendidikan tinggi, semakin cerah pula masa depan bangsa sehingga pada akhir perekonomian Indonesia semakin maju dan mandiri untuk menjemput Indonesia Emas pada satu abad kemerdekaan Indonesia.
Sektor pertanian dan industri kecil menengah Indonesia menjadi sangat penting dalam menopang sendi kehidupan bangsa. Namun ada yang tidak kalah penting, yaitu kehidupan para nelayan. Sebagai negara yang sebagian besar wilayahnya adalah lautan, tentu potensi maritim tidak boleh dikesampingkan.
Karenanya kami telah merintis program pendampingan terhadap para nelayan, terutama nelayan tradisional, untuk terus bersama-sama menyediakan makanan berkualitas tinggi bagi rakyat Indonesia. Sembari kami melakukan pendampingan, kami menyediakan modal sekaligus membina agar para nelayan semakin sejahtera dengan memperhatikan regulasi, efektivitas, dan kelestarian lingkungan. Kami telah melaksanakannya di pesisir utara Jawa dan akan kami kembangkan di seluruh wilayah Indonesia.
Akhirnya, seperti perjuangan Presiden Jokowi, kami juga selalu siap untuk turut memajukan bangsa dengan optimisme yang tinggi. Semoga Allah SWT, Tuhan YME, selalu memberikan keberhasilan bagi perjuangan rakyat Indonesia.
Ketua Kornas Program Pertanian PBNU,
Ketua Koalisi Alumni Diponegoro untuk Jokowi-Ma'ruf Amin
"MEMAJUKAN kesejahteraan umum” adalah sebuah frasa yang sering terlupa oleh kita dalam konteks bernegara. Pada perhelatan pesta demokrasi, yaitu Pemilihan Umum 2019, sering kali kita hanya memaknainya sebagai ajang untuk memilih siapa presiden atau wakil rakyat idola kita. Tidak salah, tetapi sangat disayangkan karena sumber daya yang begitu besar untuk menyelenggarakan pemilihan umum ini hanya sepadan dengan foto rupawan yang tercetak pada baliho di jalanan.
Sangat disayangkan pemilu hanya diartikan sebagai saran memperoleh suara untuk melanjutkan kuasa atau memperoleh rupiah dalam amplop bergambar calon penguasa saat fajar tiba. Sangat disayangkan dan seolah tak rela pemilu perlu dilaksanakan bila hanya menjadi ajang pemecah persatuan bangsa yang berujung pada pertikaian sesama anak bangsa.
Memajukan kesejahteraan umum adalah kalimat tegas yang tercantum dalam Preambule Konstitusi Negara, Undang-Undang Dasar 1945. Sebuah tujuan bangsa yang disepakati dan tak akan berganti sepanjang masa republik berdiri. Menyejahterakan segenap bangsa Indonesia seharusnya menjadi cita-cita seluruh tumpah darah negara di mana para putra dan putri terbaik bangsa berlomba menumpahkan pikiran dan peluhnya demi mewujudkan cita-cita itu.
Atas dasar banyaknya sumbangan ide dan kesiapan berpeluh itulah kita menghadirkan pemilihan umum agar arah pembangunan negara dapat secara sungguh-sungguh dikerjakan dengan tujuan yang jelas dan terukur. Selanjutnya adalah tugas rakyat untuk berkonsensus menentukan sekian banyak gagasan sesuai dengan yang didambakan para pendiri bangsa.
Menyejahterakan masyarakat Indonesia juga berarti memberdayakan ekonomi kerakyatan. Hal ini secara penuh telah disadari oleh Presiden Joko Widodo sebagaimana Nawacita-nya yang digaungkan pada lima tahun lalu. Hal itu terbukti mampu membawa kita pada kestabilan negara dan menciptakan iklim kondusif bagi kehidupan berbangsa serta masuknya investasi.
Kami sadar untuk mencapai kemandirian ekonomi nasional harus dimulai dari skala mikro. Karenanya kami bersama pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama berusaha menggerakkan perekonomian kelas mikro, membina para petani kecil untuk dikembangkan potensinya dengan tujuan akhir mencapai swasembada pangan.
Sudah lebih dari dua tahun lalu kami hadir di pelosok negeri untuk mencari potensi bersama para petani untuk mengembangkan produksi jagung secara nasional. Kami bina sejak awal mulai dari pengaturan lahan dan penyediaan bibit dan pupuk berkualitas beserta seluruh kebutuhannya, lalu kami dampingi selama proses penanaman hingga panen dengan tambahan alat-alat pertanian modern.
Untuk menjaganya kami telah bentuk koperasi-koperasi untuk menjamin kesejahteraan petani. Setidaknya telah terbentuk puluhan koperasi dan akan dikembangkan hingga ratusan. Selanjutnya setelah masa panen, kami sediakan penyaluran hasil panen tersebut, harga jual produk dari petani kami jaga untuk memberi keuntungan kepada petani sehingga mereka dapat menjamin kebutuhan rumah tangganya dengan memberikan makanan bergizi bagi anak-anaknya, dan memberikan pendidikan yang layak bagi mereka. Tujuannya adalah menjamin masa depan yang cerah bagi generasi bangsa.
Selain program kerja sama yang telah berjalan, secara mandiri kami telah melakukan pembinaan serupa kepada petani padi dan kedelai di Indonesia. Komoditas bahan pokok menjadi penting karena menjadi sumber penghidupan masyarakat. Tingkat konsumsi yang tinggi membuat kita harus mampu memenuhi kebutuhan secara mandiri.
Selain jagung, ribuan petani padi dan kedelai yang menguasai ratusan ribu hektare lahan pertanian juga telah kami konsolidasikan dan kami hadir bersama mereka dari proses awal seperti penyaluran bibit, pupuk, dan alat-alat pertanian yang semakin memudahkan bagi para petani hingga pembinaan untuk pengembangan lebih lanjut.
Menyejahterakan Indonesia tentu tidak mudah dan tidak dapat dilakukan secara instan. Kami juga hadir membina dan mengembangkan usaha kecil dan menengah. Ribuan UMKM telah kami bina dan kami kembangkan agar lebih efisien dalam produksi dan pemasaran serta kami konsolidasikan mereka agar semakin berkembang.
Beberapa telah berkembang dari UMKM menjadi perusahaan yang dikelola secara profesional. Target kami, dapat tercipta ratusan perusahaan go-public yang berasal dari UMKM yang sepenuhnya Indonesia. Semakin banyak masyarakat Indonesia yang berkembang, semakin banyak pemuda yang mendapat pekerjaan, semakin banyak ibu yang mampu menyediakan bergizi di rumah, semakin banyak anak yang berpendidikan tinggi, semakin cerah pula masa depan bangsa sehingga pada akhir perekonomian Indonesia semakin maju dan mandiri untuk menjemput Indonesia Emas pada satu abad kemerdekaan Indonesia.
Sektor pertanian dan industri kecil menengah Indonesia menjadi sangat penting dalam menopang sendi kehidupan bangsa. Namun ada yang tidak kalah penting, yaitu kehidupan para nelayan. Sebagai negara yang sebagian besar wilayahnya adalah lautan, tentu potensi maritim tidak boleh dikesampingkan.
Karenanya kami telah merintis program pendampingan terhadap para nelayan, terutama nelayan tradisional, untuk terus bersama-sama menyediakan makanan berkualitas tinggi bagi rakyat Indonesia. Sembari kami melakukan pendampingan, kami menyediakan modal sekaligus membina agar para nelayan semakin sejahtera dengan memperhatikan regulasi, efektivitas, dan kelestarian lingkungan. Kami telah melaksanakannya di pesisir utara Jawa dan akan kami kembangkan di seluruh wilayah Indonesia.
Akhirnya, seperti perjuangan Presiden Jokowi, kami juga selalu siap untuk turut memajukan bangsa dengan optimisme yang tinggi. Semoga Allah SWT, Tuhan YME, selalu memberikan keberhasilan bagi perjuangan rakyat Indonesia.
(whb)