Pascadebat, Dukungan untuk Jokowi-Maruf Diyakini Semakin Kuat
A
A
A
JAKARTA - Ma’ruf Amin dinilai telah memaparkan argumentasi dan logika yang kokoh dalam debat calon wakil presiden (cawapres) yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu 17 Maret 2019.
Menurut tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), Zuhairi Misrawi, meski sudah berusia lanjut, Ma’ruf tampil seolah masih milenial dengan argumen-argumen yang dapat meyakinkan kaum milenial.
Dia menilai seluruh program yang sudah digariskan bersama Presiden Jokowi hakikatnya untuk memberikan perhatian kepada seluruh warga, khususnya kaum milenial.
Oleh karena itu, Ma’ruf dalam penutup debat menuturkan bahwa apa yang dilakukannya saat ini hanya untuk memastikan generasi milenial mempunyai masa depan yang cerah.
Pria yang biasa disapa Gus Mis ini menilai justru penampilan Sandiaga Uno yang sejauh ini dikaitkan dengan generasi milenial terlihat sebaliknya.“Sandiaga terlihat tidak seperti biasanya, dia seolah-olah pikirannya seperti orang tua, yang mana selalu mengetengahkan pesimisme tentang Indonesia. Padahal semua tahu, Indonesia sekarang mengalami kemajuan yang luar biasa jika dibandingkan dengan 10 tahun terakhir,” tutur calon anggota legislatif (caleg) dari PDI Perjuangan daerah pemilihan Jakarta DKI 2 ini.
Menurut dia, sejak debat cawapres, banyak orang yang semakin mantap untuk memilih pasangan Jokowi-Ma’ruf dapat membuktikan duet umara-ulama merupakan pasangan terbaik saat ini.“Untuk Indonesia untuk memastikan Indonesia selalu damai, adil, makmur, dan maju,” katanya.
Dia pun mengungkapkan selalu berdoa untuk Ma’ruf. “Saya selalu berdoa teruntuk Kiai Ma'ruf, semoga selalu sehat wal afiat. Pengabdian kiai untuk menjaga Indonesia dari inflitrasi ekstremisme dan memastikan pembangunan SDM dalam 5 tahun yang akan datang akan menjadi kado terindah untuk negeri," tuturnya.
Sebagai kader NU yang sekarang mengabdi di PDIP, dia mengaku bangga terhadap Ma’ruf. "Beliau merupakan sosok yang patut diteladani. Harian Straits Time Singapura pun sudah mengakui kenapa Presiden Jokowi memilihnya sebagai cawapres," tuturnya.
Menurut aktivis dan intelektual Nahdlatul Ulama, kata dia, sosok Ma'ruf sudah sangat dikenal keahliannya dalam paham keagamaan, wacana politik, bahkan soal organisasi.
“Kiai Ma'ruf adalah matahari NU yang selama hidupnya malang-melintang dalam NU, baik sebagai ahli fikih maupun organisatoris yang mengendalikan struktur organisasi NU,” tuturnya.
Menurut tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), Zuhairi Misrawi, meski sudah berusia lanjut, Ma’ruf tampil seolah masih milenial dengan argumen-argumen yang dapat meyakinkan kaum milenial.
Dia menilai seluruh program yang sudah digariskan bersama Presiden Jokowi hakikatnya untuk memberikan perhatian kepada seluruh warga, khususnya kaum milenial.
Oleh karena itu, Ma’ruf dalam penutup debat menuturkan bahwa apa yang dilakukannya saat ini hanya untuk memastikan generasi milenial mempunyai masa depan yang cerah.
Pria yang biasa disapa Gus Mis ini menilai justru penampilan Sandiaga Uno yang sejauh ini dikaitkan dengan generasi milenial terlihat sebaliknya.“Sandiaga terlihat tidak seperti biasanya, dia seolah-olah pikirannya seperti orang tua, yang mana selalu mengetengahkan pesimisme tentang Indonesia. Padahal semua tahu, Indonesia sekarang mengalami kemajuan yang luar biasa jika dibandingkan dengan 10 tahun terakhir,” tutur calon anggota legislatif (caleg) dari PDI Perjuangan daerah pemilihan Jakarta DKI 2 ini.
Menurut dia, sejak debat cawapres, banyak orang yang semakin mantap untuk memilih pasangan Jokowi-Ma’ruf dapat membuktikan duet umara-ulama merupakan pasangan terbaik saat ini.“Untuk Indonesia untuk memastikan Indonesia selalu damai, adil, makmur, dan maju,” katanya.
Dia pun mengungkapkan selalu berdoa untuk Ma’ruf. “Saya selalu berdoa teruntuk Kiai Ma'ruf, semoga selalu sehat wal afiat. Pengabdian kiai untuk menjaga Indonesia dari inflitrasi ekstremisme dan memastikan pembangunan SDM dalam 5 tahun yang akan datang akan menjadi kado terindah untuk negeri," tuturnya.
Sebagai kader NU yang sekarang mengabdi di PDIP, dia mengaku bangga terhadap Ma’ruf. "Beliau merupakan sosok yang patut diteladani. Harian Straits Time Singapura pun sudah mengakui kenapa Presiden Jokowi memilihnya sebagai cawapres," tuturnya.
Menurut aktivis dan intelektual Nahdlatul Ulama, kata dia, sosok Ma'ruf sudah sangat dikenal keahliannya dalam paham keagamaan, wacana politik, bahkan soal organisasi.
“Kiai Ma'ruf adalah matahari NU yang selama hidupnya malang-melintang dalam NU, baik sebagai ahli fikih maupun organisatoris yang mengendalikan struktur organisasi NU,” tuturnya.
(dam)