UNDP dan Uni Eropa Luncurkan Program Pencegahan Terorisme di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Badan PBB untuk Pembangunan (UNDP) bekerja sama dengan Uni Eropa meluncurkan program inisiatif untuk mencegah berkembangnya ekstrimisme kekerasan di Indonesia. Salah satu fokusnya adalah mengampanyekan toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman.
Proyek yang disebut PROTECT ini akan bekerja pada tiga bidang utama. Pertama, melakukan penelitian tentang pencegahan kekerasan ekstrimisme dan radikalisme di Indonesia dan kawasan. Kedua, terlibat dalam kebijakan pemerintah untuk mendukung rencana aksi nasional tentang pencegahan kekerasan ekstrimisme. Ketiga, melibatkan pemuda dalam kampanye toleransi dan penghargaan terhadap keragaman.
UNDP sebagai pelaksana proyek yang dibiayai Uni Eropa ini akan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait. Di antaranya Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam), dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) serta kelompok masyarakat sipil.
"Indonesia dan Uni Eropa menghadapi momok ekstremisme yang sama, tantangan yang sama untuk lebih memahami pemicu radikalisasi, khususnya di kalangan pemuda. Cara meresponsnya melalui kebijakan pencegahan, deradikalisasi, dan penegakkan hukum yang tegas dengan tetap menghormati hak asasi manusia. Proyek ini adalah bagian dari kerja sama di bidang keamanan antara Indonesia dan Uni Eropa," kata Duta Besar Uni Eropa Vincent Guerend dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Jumat (15/3/2019).
Proyek PROTECT yang telah diluncurkan di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, Kamis (14/3/2019) ini, akan berkolaborasi dengan proyek UNDP lainnya tentang kekerasan ekstremisme, CONVEY, yang lebih menekankan pada peningkatan toleransi melalui pendidikan agama dan pemberdayaan pemuda.
"Ekstremisme kekerasan mengancam perdamaian dan kemakmuran. Ini dapat menghancurkan komunitas dan membalikkan kemajuan pembangunan. Seperti yang telah kita lihat dalam beberapa tahun terakhir, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tidak kebal terhadap ancaman itu. Oleh karena itu proyek baru ini akan mendukung respons nasional untuk melawan ancaman yang ada dan mencegah ekstremisme kekerasan di negara ini," kata UNDP Resident Representative, Christophe Bahuet.
Proyek yang disebut PROTECT ini akan bekerja pada tiga bidang utama. Pertama, melakukan penelitian tentang pencegahan kekerasan ekstrimisme dan radikalisme di Indonesia dan kawasan. Kedua, terlibat dalam kebijakan pemerintah untuk mendukung rencana aksi nasional tentang pencegahan kekerasan ekstrimisme. Ketiga, melibatkan pemuda dalam kampanye toleransi dan penghargaan terhadap keragaman.
UNDP sebagai pelaksana proyek yang dibiayai Uni Eropa ini akan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait. Di antaranya Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam), dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) serta kelompok masyarakat sipil.
"Indonesia dan Uni Eropa menghadapi momok ekstremisme yang sama, tantangan yang sama untuk lebih memahami pemicu radikalisasi, khususnya di kalangan pemuda. Cara meresponsnya melalui kebijakan pencegahan, deradikalisasi, dan penegakkan hukum yang tegas dengan tetap menghormati hak asasi manusia. Proyek ini adalah bagian dari kerja sama di bidang keamanan antara Indonesia dan Uni Eropa," kata Duta Besar Uni Eropa Vincent Guerend dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Jumat (15/3/2019).
Proyek PROTECT yang telah diluncurkan di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, Kamis (14/3/2019) ini, akan berkolaborasi dengan proyek UNDP lainnya tentang kekerasan ekstremisme, CONVEY, yang lebih menekankan pada peningkatan toleransi melalui pendidikan agama dan pemberdayaan pemuda.
"Ekstremisme kekerasan mengancam perdamaian dan kemakmuran. Ini dapat menghancurkan komunitas dan membalikkan kemajuan pembangunan. Seperti yang telah kita lihat dalam beberapa tahun terakhir, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tidak kebal terhadap ancaman itu. Oleh karena itu proyek baru ini akan mendukung respons nasional untuk melawan ancaman yang ada dan mencegah ekstremisme kekerasan di negara ini," kata UNDP Resident Representative, Christophe Bahuet.
(amm)