Deklarasi Gerakan #01NKRITetapPANCASILA, Rieke Bacakan Amanat Bung Karno
A
A
A
DEPOK - Ketua umum relawan pemenangan paslon 01 Tim Alpha, Rieke Diah Pitaloka, menyampaikan amanat Bung Karno soal pemilu saat meluncurkan dan mendeklarasikan Gerakan Nasional #01NKRITetapPANCASILA di Balai Samina, Kota Depok, Minggu (10/3/2019).
Rieke menandaskan bahwa saatnya silent majority bukan hanya harus mulai berani bersuara, tapi juga harus berani bergerak. Jangan sampai Pemilu 2019 dijadikan tumpangan bagi oknum yang ingin menggantikan dasar negara dan ideologi bangsa, yaitu Pancasila.
Rieke kembali mengingatkan seluruh elemen bangsa untuk berani berjuang bersama Jokowi dan KH Ma’aruf Amin untuk mempertahankan NKRI tetap Pancasila. Karena itulah, hari ini Tim Alpha meluncurkan dan mendeklarasikan Gerakan Nasional #01NKRITetapPANCASILA.
Dalam acara tersebut beberapa komponen masyarakat ikut mendeklarasikan diri memberikan dukungan sekaligus berjuang bersama paslon 01 untuk mempertahankan NKRI tetap Pancasila.
Selain masyarakat penerima Kartu Indonesia Pintar, ikut mendeklarasikan diri yaitu, para musisi, komunitas Vespa, hingga para buruh pelabuhan yang siap door to door untuk memenangkan paslon 01 Jokowi-KH Ma’aruf Amin.
Rieke mengajak seluruh elemen bangsa dimana pun berada untuk menjadikan #01NKRITetapPANCASILA sebagai gerakan nasional, yang harus digelorakan di seluruh pelosok tanah air.
“Berjuanglah bersama Jokowi dan KH Ma’aruf Amin, datanglah ke TPS tanggal 17 April 2019. Buka surat suara warna abu-abu, coblos 01 untuk NKRI tetap Pancasila!” tegas Rieke.
Berikut kutipan amanat Bung Karno pada HUT RI ke 9, 17 Agustus 1954 yang dibacakan oleh Rieke:
"Dan, – sebagai sudah kukatakan berulang-ulang, janganlah pemilihan umum ini nanti menjadi arena pertempuran politik, demikian rupa, hingga membahayakan keutuhan bangsa. Gejala-gejala akan timbulnya pertajaman pertentangan-pertentangan antara kita sama kita telah ada, gejala-gejala akan karamnya semangat toleransi sudah muncul.
Hai, tidakkah orang sadar , bahwa zonder (tanpa) toleransi maka demokrasi akan karam, oleh karena demokrasi itu sendiri adalah penjelmaan daripada toleransi.
Apakah saudara menghendaki, di dalam kampanye pemiliham umum ini lahir hantu-hantu yang amat berbahaya, yaitu hantu kebencian dan hantu panas-panasan hati? Lahirkanlah hantu-hantu itu, dan saudara nanti akan melihat, bahwa demokrasi akan ditelan bulat-bulat oleh anak-anak durhakanya sendiri.
Maka demokrasi yang saudara cita-citakan itu akan musnalah. Persatuan bangsa akan musnalah. Kekuatan bangsa akan musnalah. Kejayaan Revolusi Nasional akan musnah.
Dan, yang nanti tersisa ialah teror dan anarki, kekacauan dan sembelih-sembelihan, dengan gelaknya musuh yang terbahak-bahak karena terjadi apa yang dikehendaki oleh mereka.”
Rieke menandaskan bahwa saatnya silent majority bukan hanya harus mulai berani bersuara, tapi juga harus berani bergerak. Jangan sampai Pemilu 2019 dijadikan tumpangan bagi oknum yang ingin menggantikan dasar negara dan ideologi bangsa, yaitu Pancasila.
Rieke kembali mengingatkan seluruh elemen bangsa untuk berani berjuang bersama Jokowi dan KH Ma’aruf Amin untuk mempertahankan NKRI tetap Pancasila. Karena itulah, hari ini Tim Alpha meluncurkan dan mendeklarasikan Gerakan Nasional #01NKRITetapPANCASILA.
Dalam acara tersebut beberapa komponen masyarakat ikut mendeklarasikan diri memberikan dukungan sekaligus berjuang bersama paslon 01 untuk mempertahankan NKRI tetap Pancasila.
Selain masyarakat penerima Kartu Indonesia Pintar, ikut mendeklarasikan diri yaitu, para musisi, komunitas Vespa, hingga para buruh pelabuhan yang siap door to door untuk memenangkan paslon 01 Jokowi-KH Ma’aruf Amin.
Rieke mengajak seluruh elemen bangsa dimana pun berada untuk menjadikan #01NKRITetapPANCASILA sebagai gerakan nasional, yang harus digelorakan di seluruh pelosok tanah air.
“Berjuanglah bersama Jokowi dan KH Ma’aruf Amin, datanglah ke TPS tanggal 17 April 2019. Buka surat suara warna abu-abu, coblos 01 untuk NKRI tetap Pancasila!” tegas Rieke.
Berikut kutipan amanat Bung Karno pada HUT RI ke 9, 17 Agustus 1954 yang dibacakan oleh Rieke:
"Dan, – sebagai sudah kukatakan berulang-ulang, janganlah pemilihan umum ini nanti menjadi arena pertempuran politik, demikian rupa, hingga membahayakan keutuhan bangsa. Gejala-gejala akan timbulnya pertajaman pertentangan-pertentangan antara kita sama kita telah ada, gejala-gejala akan karamnya semangat toleransi sudah muncul.
Hai, tidakkah orang sadar , bahwa zonder (tanpa) toleransi maka demokrasi akan karam, oleh karena demokrasi itu sendiri adalah penjelmaan daripada toleransi.
Apakah saudara menghendaki, di dalam kampanye pemiliham umum ini lahir hantu-hantu yang amat berbahaya, yaitu hantu kebencian dan hantu panas-panasan hati? Lahirkanlah hantu-hantu itu, dan saudara nanti akan melihat, bahwa demokrasi akan ditelan bulat-bulat oleh anak-anak durhakanya sendiri.
Maka demokrasi yang saudara cita-citakan itu akan musnalah. Persatuan bangsa akan musnalah. Kekuatan bangsa akan musnalah. Kejayaan Revolusi Nasional akan musnah.
Dan, yang nanti tersisa ialah teror dan anarki, kekacauan dan sembelih-sembelihan, dengan gelaknya musuh yang terbahak-bahak karena terjadi apa yang dikehendaki oleh mereka.”
(thm)