Tiga Kartu Sakti Jokowi, Ma'ruf: Untuk Penguatan SDM Indonesia
A
A
A
KUNINGAN - Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin menganggap 'tiga kartu sakti' yang dikenalkan Calon presiden Jokowi dalam pidato Konvensi Rakyat beberapa waktu lalu merupakan kelengkapan dari kartu-kartu yang sudah diterapkan sebelumnya.
"Nah kenapa itu tidak disekaliguskan, tentu karena kan harus bertahap. Pelaksanaannya tidak mudah untuk bagaimana mengaplikasikan program-program itu secara lebih tepat," kata Ma'ruf di sela-sela safari lima hari ke Provinsi Jawa Barat, di Kuningan, Jawa Barat, Selasa (26/2/2019).
Menurut Kiai Ma'ruf, ketika kartu yang sudah dikeluarkan dianggap hampir sempurna maka, dikeluarkan kembali kartu-kartu lain yang bisa membantu masyarakat dalam mendapatkan haknya. Calon pendamping Jokowi itu menyebut tiga kartu sakti yang akan dikeluarkan dalam rangka cita-cita Indonesia lebih maju.
Kiai Ma'ruf menilai, kunci dari cita-cita Indonesia maju adalah manusianya yang sehat, cerdas, produktif dan berakhlak mulia. "Karena itu kita bisa membangun melindungi jiwanya dan badanya masyarakat indonesia ini sepanjang hayatnya dari mulai di dalam kandungan jadi bukan mulai dari lahir, mulai kandungan sampai ke liang lahat," ujarnya.
Karenanya, pria yang akrab disapa Abah itu menganggap perlu ada program-program yang berkesinambungan harus dilakukan pemerintah kepada rakyatnya. "Ini adalah program-program yang kemudian dicanangkan untuk melakukan penyiapan penguatan SDM (sumber daya manusia) untuk menuju Indonesia maju," imbuhnya.
(Baca juga: Dituding Punya Lahan Konsesi, Luhut: Kalau Ada Ambil Saja)
Terkait dengan kritik dari kubu pasangan calon 02 yang menyebut bahwa kartu sakti tersebut tak realistis dengan ketersediaan anggaran yang ada, Abah menegaskan bahwa tak ada persoalan dengan anggaran tersebut.
Buktinya, kartu sakti yang dikeluarkan sebelumnya seperti KIS, KIP termasuk BPJS meski banyak dikritik kubu sebelah nyatanya tetap bisa berjalan dan memberikan banyak manfaat kepada masyarakat.
Abah menganggap, meski terjadi defisit dalam penganggaran namun negara harus tetap hadir dan bertanggung jawab untuk menyantuni rakyatnya dengan program yang bisa membantu mereka. Karenanya dibutuhkan tangggungjawab bersama secara gotong royong.
"Nah ketika itu dimantanance lagi, kita harapkan nanti akan ada upaya upaya kesehatan itu preventif. Kemudian juga promotif yaitu pencegahan, untuk supaya makin sedikit makin sedikit biaya yang ditanggung itu," pungkasnya.
"Nah kenapa itu tidak disekaliguskan, tentu karena kan harus bertahap. Pelaksanaannya tidak mudah untuk bagaimana mengaplikasikan program-program itu secara lebih tepat," kata Ma'ruf di sela-sela safari lima hari ke Provinsi Jawa Barat, di Kuningan, Jawa Barat, Selasa (26/2/2019).
Menurut Kiai Ma'ruf, ketika kartu yang sudah dikeluarkan dianggap hampir sempurna maka, dikeluarkan kembali kartu-kartu lain yang bisa membantu masyarakat dalam mendapatkan haknya. Calon pendamping Jokowi itu menyebut tiga kartu sakti yang akan dikeluarkan dalam rangka cita-cita Indonesia lebih maju.
Kiai Ma'ruf menilai, kunci dari cita-cita Indonesia maju adalah manusianya yang sehat, cerdas, produktif dan berakhlak mulia. "Karena itu kita bisa membangun melindungi jiwanya dan badanya masyarakat indonesia ini sepanjang hayatnya dari mulai di dalam kandungan jadi bukan mulai dari lahir, mulai kandungan sampai ke liang lahat," ujarnya.
Karenanya, pria yang akrab disapa Abah itu menganggap perlu ada program-program yang berkesinambungan harus dilakukan pemerintah kepada rakyatnya. "Ini adalah program-program yang kemudian dicanangkan untuk melakukan penyiapan penguatan SDM (sumber daya manusia) untuk menuju Indonesia maju," imbuhnya.
(Baca juga: Dituding Punya Lahan Konsesi, Luhut: Kalau Ada Ambil Saja)
Terkait dengan kritik dari kubu pasangan calon 02 yang menyebut bahwa kartu sakti tersebut tak realistis dengan ketersediaan anggaran yang ada, Abah menegaskan bahwa tak ada persoalan dengan anggaran tersebut.
Buktinya, kartu sakti yang dikeluarkan sebelumnya seperti KIS, KIP termasuk BPJS meski banyak dikritik kubu sebelah nyatanya tetap bisa berjalan dan memberikan banyak manfaat kepada masyarakat.
Abah menganggap, meski terjadi defisit dalam penganggaran namun negara harus tetap hadir dan bertanggung jawab untuk menyantuni rakyatnya dengan program yang bisa membantu mereka. Karenanya dibutuhkan tangggungjawab bersama secara gotong royong.
"Nah ketika itu dimantanance lagi, kita harapkan nanti akan ada upaya upaya kesehatan itu preventif. Kemudian juga promotif yaitu pencegahan, untuk supaya makin sedikit makin sedikit biaya yang ditanggung itu," pungkasnya.
(maf)