Kubu Jokowi Pertanyakan Data Prabowo Soal Biodiesel Brasil
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Inas N Zubir mempertanyakan data soal produksi biodiesel Brasil yang dipaparkan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto di debat kedua yang digelar di Hotel Sultan Jakarta, Minggu (17/2/2019) lalu.
Inas mengatakan pada sesi debat yang mengangkat tema energi dan pangan dimana Prabowo mengatakan telah berbicara dengan para ahli, pelaku dan pengusaha terkait pengolahan minyak sawit di Indonesia untuk kepentingan bahan bakar.
Prabowo dalam debat mengatakan benar Indonesia telah melangkah pada pengolahan minyak sawit hingga ke tahap B20, tapi Brasil telah sampai ke B90. Dengan menyatakan Brasil telah sampai pada pengolahan B90, Prabowo ingin memberi tahu bahwa negara itu telah menghasilkan produk biodiesel.
"Luas perkebunan kelapa sawit di Brasil sangat sedikit, sekitar 90 ribu hektar saja dengan produksi minyak kelapa sawit Brasil hanya 370 ribu ton, produksi ini bahkan belum mencukupi kebutuhan bahan pangan dalam negeri yang mencapai 500 ribu ton per tahun," ujarnya melalui rilis yang diterima SINDOnews, Selasa (19/2/2019).
(Baca juga: Jokowi Bakal Terapkan B100 untuk Kurangi Ketergantungan Energi Fosil)
Ketua Fraksi Hanura ini menegaskan belum ada pengembangan biodiesel untuk keperluan bahan bakar di Brasil karena minimnya bahan baku. Akan tetapi, Inas mengakui Brazil adalah penghasil bioetanol terbesar di dunia.
"Brasil mampu menghasilkan bioetanol sekitar 30 miliar liter/tahun tapi bukan penghasil biodiesel. Jadi sangat mengherankan, dari mana sumber data Prabowo Subianto mengenai biodiesel di Brasil," ucapnya.
Dia lantas mengingatkan Prabowo sebagai seorang capresi sebaiknya memaparkan data-data yang akurat agar dapat menjadi bahan referensi bagi masyarakat.
"Inilah kalau capres kebanyakan mimpi lalu dijadikan retorika dalam kampanye, sehingga data dan informasi untuk debat pun diperoleh dari hasil mimpi. Kemudian diolah dengan gaya retorika ala Prabowo," tandas Inas.
Inas mengatakan pada sesi debat yang mengangkat tema energi dan pangan dimana Prabowo mengatakan telah berbicara dengan para ahli, pelaku dan pengusaha terkait pengolahan minyak sawit di Indonesia untuk kepentingan bahan bakar.
Prabowo dalam debat mengatakan benar Indonesia telah melangkah pada pengolahan minyak sawit hingga ke tahap B20, tapi Brasil telah sampai ke B90. Dengan menyatakan Brasil telah sampai pada pengolahan B90, Prabowo ingin memberi tahu bahwa negara itu telah menghasilkan produk biodiesel.
"Luas perkebunan kelapa sawit di Brasil sangat sedikit, sekitar 90 ribu hektar saja dengan produksi minyak kelapa sawit Brasil hanya 370 ribu ton, produksi ini bahkan belum mencukupi kebutuhan bahan pangan dalam negeri yang mencapai 500 ribu ton per tahun," ujarnya melalui rilis yang diterima SINDOnews, Selasa (19/2/2019).
(Baca juga: Jokowi Bakal Terapkan B100 untuk Kurangi Ketergantungan Energi Fosil)
Ketua Fraksi Hanura ini menegaskan belum ada pengembangan biodiesel untuk keperluan bahan bakar di Brasil karena minimnya bahan baku. Akan tetapi, Inas mengakui Brazil adalah penghasil bioetanol terbesar di dunia.
"Brasil mampu menghasilkan bioetanol sekitar 30 miliar liter/tahun tapi bukan penghasil biodiesel. Jadi sangat mengherankan, dari mana sumber data Prabowo Subianto mengenai biodiesel di Brasil," ucapnya.
Dia lantas mengingatkan Prabowo sebagai seorang capresi sebaiknya memaparkan data-data yang akurat agar dapat menjadi bahan referensi bagi masyarakat.
"Inilah kalau capres kebanyakan mimpi lalu dijadikan retorika dalam kampanye, sehingga data dan informasi untuk debat pun diperoleh dari hasil mimpi. Kemudian diolah dengan gaya retorika ala Prabowo," tandas Inas.
(kri)