Prabowo-Sandi Dinilai Perlu Narasi Baru untuk Dongkrak Elektabilitas
A
A
A
JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru mengenai elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden pascadebat pertama Pilpres 2019 pada 17 Januari lalu. Hasilnya, baik elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak berubah signifikan, tetapi Jokowi tetap memimpin.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf pascadebat sebesar 54,8%, sementara elektabilitas Prabowo-Sandi sebesar 31%, naik sedikit dari elektabilitas per Desember 2018 sebesar 30,6%.
Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengakui bahwa petahana di debat perdana tampak menguasai persoalan ketimbang lawannya. Hal ini ditambah dengan ketenangan Jokowi selama di panggung debat. Sedangkan Prabowo terlihat menahan diri yang disebutnya tak sesuai karakternya.
"Prabowo enggak stylis kalau dia ngomongnya tidak berapi-api. Keliatan sekali dia terlalu menahan diri banget, ketika dia ditanya tentang caleg eks koruptor di Gerindra, ketika moderator bilang tidak boleh nanggapin. Keliatan banget dia joget-joget. Itu ekspresi kemarahan yang terpendam sebetulnya," ujar Adi, Jumat (1/2/2019).
(Baca juga: Kubu Jokowi Sebut Tim Prabowo-Sandi Mainkan Politik Daur Ulang )
Menanggapi hasil survei pasca debat, Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menilai perlu ada narasi yang baru dari Prabowo. Sebab, Karding menyebut jika narasi yang dikembangkan Prabowo tak jauh berubah maka hal itu akan memengaruhi elektabilitasnya.
"Selama model kampanye dan narasi yang dibangun seperi itu-itu saja, maka tidak akan banyak perubahan," kata Karding dihubungi terpisah.
Karding menuturkan stagnasi elektabilitas Prabowo-Sandiaga juga karena masyarakat sudah memahami siapa pasangan tersebut. Sehingga, ia menilai tak akan ada perubahan elektabilitas akibat debat capres.
"Masyarakat sudah memahami siapa mereka sesungguhnya," kata Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
(Baca juga: Jokowi Minta Masyarakat Jangan Saling Mencela )
Meski demikian dari enam dimensi debat Capres-Cawapres, Jokowi-Ma'ruf disebut menang di lima dimensi, sedangkan Prabowo-Sandi menang di satu dimensi. Alhasil skor Jokowi vs Prabowo adalah 5-1
Karding menjelaskan, survei LSI sangat masuk akal lantaran Jokowi memang lebih unggul dibanding Prabowo. Ia menilai Jokowi lebih berkomitmen ketimbang Prabowo.
"(Prabowo) berbeda dengan Pak Jokowi yang menperlihatkan bukti dan komitmen yang kuat untuk membangun dan memperbaiki Indonesia," pungkasnya.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf pascadebat sebesar 54,8%, sementara elektabilitas Prabowo-Sandi sebesar 31%, naik sedikit dari elektabilitas per Desember 2018 sebesar 30,6%.
Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengakui bahwa petahana di debat perdana tampak menguasai persoalan ketimbang lawannya. Hal ini ditambah dengan ketenangan Jokowi selama di panggung debat. Sedangkan Prabowo terlihat menahan diri yang disebutnya tak sesuai karakternya.
"Prabowo enggak stylis kalau dia ngomongnya tidak berapi-api. Keliatan sekali dia terlalu menahan diri banget, ketika dia ditanya tentang caleg eks koruptor di Gerindra, ketika moderator bilang tidak boleh nanggapin. Keliatan banget dia joget-joget. Itu ekspresi kemarahan yang terpendam sebetulnya," ujar Adi, Jumat (1/2/2019).
(Baca juga: Kubu Jokowi Sebut Tim Prabowo-Sandi Mainkan Politik Daur Ulang )
Menanggapi hasil survei pasca debat, Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menilai perlu ada narasi yang baru dari Prabowo. Sebab, Karding menyebut jika narasi yang dikembangkan Prabowo tak jauh berubah maka hal itu akan memengaruhi elektabilitasnya.
"Selama model kampanye dan narasi yang dibangun seperi itu-itu saja, maka tidak akan banyak perubahan," kata Karding dihubungi terpisah.
Karding menuturkan stagnasi elektabilitas Prabowo-Sandiaga juga karena masyarakat sudah memahami siapa pasangan tersebut. Sehingga, ia menilai tak akan ada perubahan elektabilitas akibat debat capres.
"Masyarakat sudah memahami siapa mereka sesungguhnya," kata Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
(Baca juga: Jokowi Minta Masyarakat Jangan Saling Mencela )
Meski demikian dari enam dimensi debat Capres-Cawapres, Jokowi-Ma'ruf disebut menang di lima dimensi, sedangkan Prabowo-Sandi menang di satu dimensi. Alhasil skor Jokowi vs Prabowo adalah 5-1
Karding menjelaskan, survei LSI sangat masuk akal lantaran Jokowi memang lebih unggul dibanding Prabowo. Ia menilai Jokowi lebih berkomitmen ketimbang Prabowo.
"(Prabowo) berbeda dengan Pak Jokowi yang menperlihatkan bukti dan komitmen yang kuat untuk membangun dan memperbaiki Indonesia," pungkasnya.
(kri)