Kepala BNPT dan Imam Masjid Istiqlal Deklarasi Tolak Radikalisme

Rabu, 23 Januari 2019 - 19:51 WIB
Kepala BNPT dan Imam...
Kepala BNPT dan Imam Masjid Istiqlal Deklarasi Tolak Radikalisme
A A A
TANGERANG - Sekira 500 ulama mendeklarasikan penolakan terhadap segala bentuk terorisme dan radikalisme di wilayah Provinsi Banten. Acara itu berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG), Puspemkab Tangerang, Rabu (23/1/2019).

Selain menolak radikalisme dan terorisme, para tokoh agama itu juga menyatakan menolak hoaks, ujaran kebencian serta politisasi dan provokasi di tempat ibadah. Deklarasi dirangkai dalam kegiatan diskusi bertema "Peran Tokoh Agama dalam rangka Deteksi dan Pencegahan Dini terhadap Terorisme dan Radikalisme".

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius serta Imam Besar Masjid Istiqlal Profesor Nasarudin Umar ikut hadir sebagai narasumber diskusi. Dalam pemaparannya, Suhardi mengingatkan, bahwa semua orang berpotensi terpengaruh paham radikal.

"Radikalisme dan terorisme dapat terkena kepada siapa saja, tua, muda, bahkan anak-anak, lelaki ataupun perempuan. Untuk itu kita harus selalu waspada dan menjaga diri serta keluarga kita," katanya.

Dia melanjutkan, penyebaran radikalisme dan terorisme kian masif terutama di media sosial. Menurut Suhardi, berbagai konten seperti tulisan, gambar, audio, dan audio visual tentang propaganda terorisme bertebaran di media sosial. Bila tidak bijak, maka generasi muda sebagai pengakses media sosial bisa terpengaruh dan masuk ke dalam gerakan terorisme.

Sementara, Nasarudin Umar menuturkan, paham radikal dapat muncul saat ada klaim kebenaran secara mutlak. Menurut imam besar Masjid Istiqlal itu, ada sekelompok orang yang selalu menyalahkan orang lain dan tidak pernah menyalahkan diri sendiri.

"Dibutuhkan orang-orang arif yang tidak selalu merasa benar, sehingga dapat melaksanakan dakwah dengan santun," ucapnya.

Dijelaskan Nasarudin, Pancasila beserta kerukunan di dalamnya menuai pujian dunia. Bahkan dia membandingkan, ada beberapa negara yang berlabel negara Islam justru hampir sepanjang waktu terjadi pertikaian.

"Kita patut bersyukur menjadi warga negara Indonesia. Saat ini, umat Islam Indonesia menjadi idola negara lain," terangnya.

Kegiatan diskusi bertema pencegahan radikalisme dan terorisme itu sendiri mendapat apresiasi banyak pihak, karena menumbuhkan kewaspadaan sebagai pendeteksi dini. Peran tokoh agama pun sangat dibutuhkan untuk membendung sebaran paham tersebut.

"Para tokoh agamalah yang dapat memberi kesejukan sekaligus memberikan pemahaman yang lurus," tutur Ahmad Zaki Iskandar, Bupati Tangerang.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1068 seconds (0.1#10.140)