Plus Minus Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi di Debat Perdana
A
A
A
JAKARTA - Analis Komunikasi Politik asal Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengulas plus minus dua pasangan calon Jokowi-KH Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno dalam melakoni debat kandidat perdana beberapa waktu lalu.
Hendri mencatat, seharusnya dua paslon memanfaatkan manajemen waktu yang disediakan oleh moderator debat. Di mana Capres Jokowi menghabiskan 48 detik untuk menyapa. Sementara Prabowo menghabiskan 26 detik untuk menyapa.
"Sandi yang kemarin pas melakukan manajemen waktu. Sering sekali tepat waktu," ujar Hendri dalam diskusi Polemik MNC Trijaya di d'consulate Resto, Menteng, Jakarta, Sabtu (19/1/2019).
Menurut Hendri, bicara debat perdana, banyak anggapan yang menyebut dua kubu tengah menyasar kalangan pemilih milenial. Menurutnya, promo yang ditampilkan debat kemarin justeru belum efektif untuk menggaet pemilih pemula dari kalangan milenial.
Hendri menilai, debat perdana kemarin dua paslon dianggap belum bicara konten. Dari tayangan yang ada, dua capres langsung tampil saling menyerang. Namun yang menarik dari debat tersebut, gimik Jokowi yang beberapa kali meminta Prabowo jangan menuduh.
Di saat bersamaan, lanjut Hendri, Jokowi kerap terlihat mengangguk-angguk saat Calon wakilnya itu menyampaikan pandangannya tentang isu terorisme. Belum lagi, soal Kiai Ma'ruf yang ditugasi mengambil bola undian saat moderator mengundi pertanyaan panelis.
"Saya pikir strateginya erick tohir oke juga ya. khusus untuk ambil bola dan jangan jawab apa-apa. Karena jawaban dari awal konsisten, gimana pak kyai dari awal dateng kan jawabannya saya munggu limpahan dari p Jokowi, terus saya dukung saya memperkuat saya setuju. gitu terus," kata Hendri menirukan Ma'ruf.
Menurut Pendiri Lembaga Kedai Kopi ini, Jokowi diuntungkan dengan performa Prabowo yang kurang baik dalam debat kemarin. Prabowo disebutnya lebih menahan diri, sementara Jokowi justeru tampil 'menyerang'. Hal ini berbanding terbalik dengan Jokowi pada 2014 lalu.
"Yang ini (Jokowi) bukan cuma percaya diri, cuma intonasi emosinya juga keluar nyinyirnya dapet. Tapi kurang lugas karena terpaku contekan. Walaupun pak prabowo mungkin juga nyontek. sayangnya itu disorot kamera. Apresiasi ke lawan gak ada, cukup karena contekannya gak ada," ucapnya.
Hendri menambahkan, dari seluruh isu yang dibahas kemarin, masalah terorisme dan Ham kurang dielaborasi oleh masing-masing paslon. Padahal dari survei yang dilakukan lembaganya, masalah terorisme ini juga menjadi sorotan publik.
"Kemarin bagus strategi yang disampaikan prabowo mengembalikan isu ham korupsi terorisme itu ke ranah ekonomi. Karena memang ekonomi yang menjadi permaslahan yg dianggap sangat penting. Itu pasti ada poinnya," pungkasnya.
Hendri mencatat, seharusnya dua paslon memanfaatkan manajemen waktu yang disediakan oleh moderator debat. Di mana Capres Jokowi menghabiskan 48 detik untuk menyapa. Sementara Prabowo menghabiskan 26 detik untuk menyapa.
"Sandi yang kemarin pas melakukan manajemen waktu. Sering sekali tepat waktu," ujar Hendri dalam diskusi Polemik MNC Trijaya di d'consulate Resto, Menteng, Jakarta, Sabtu (19/1/2019).
Menurut Hendri, bicara debat perdana, banyak anggapan yang menyebut dua kubu tengah menyasar kalangan pemilih milenial. Menurutnya, promo yang ditampilkan debat kemarin justeru belum efektif untuk menggaet pemilih pemula dari kalangan milenial.
Hendri menilai, debat perdana kemarin dua paslon dianggap belum bicara konten. Dari tayangan yang ada, dua capres langsung tampil saling menyerang. Namun yang menarik dari debat tersebut, gimik Jokowi yang beberapa kali meminta Prabowo jangan menuduh.
Di saat bersamaan, lanjut Hendri, Jokowi kerap terlihat mengangguk-angguk saat Calon wakilnya itu menyampaikan pandangannya tentang isu terorisme. Belum lagi, soal Kiai Ma'ruf yang ditugasi mengambil bola undian saat moderator mengundi pertanyaan panelis.
"Saya pikir strateginya erick tohir oke juga ya. khusus untuk ambil bola dan jangan jawab apa-apa. Karena jawaban dari awal konsisten, gimana pak kyai dari awal dateng kan jawabannya saya munggu limpahan dari p Jokowi, terus saya dukung saya memperkuat saya setuju. gitu terus," kata Hendri menirukan Ma'ruf.
Menurut Pendiri Lembaga Kedai Kopi ini, Jokowi diuntungkan dengan performa Prabowo yang kurang baik dalam debat kemarin. Prabowo disebutnya lebih menahan diri, sementara Jokowi justeru tampil 'menyerang'. Hal ini berbanding terbalik dengan Jokowi pada 2014 lalu.
"Yang ini (Jokowi) bukan cuma percaya diri, cuma intonasi emosinya juga keluar nyinyirnya dapet. Tapi kurang lugas karena terpaku contekan. Walaupun pak prabowo mungkin juga nyontek. sayangnya itu disorot kamera. Apresiasi ke lawan gak ada, cukup karena contekannya gak ada," ucapnya.
Hendri menambahkan, dari seluruh isu yang dibahas kemarin, masalah terorisme dan Ham kurang dielaborasi oleh masing-masing paslon. Padahal dari survei yang dilakukan lembaganya, masalah terorisme ini juga menjadi sorotan publik.
"Kemarin bagus strategi yang disampaikan prabowo mengembalikan isu ham korupsi terorisme itu ke ranah ekonomi. Karena memang ekonomi yang menjadi permaslahan yg dianggap sangat penting. Itu pasti ada poinnya," pungkasnya.
(maf)