Permainan Tradisional dan Pengembangan Kebudayaan Nasional
A
A
A
Isa Wahyudi (Ki Demang)
Penggagas Kampung Budaya Polowijen Malang
PENGEMBANGAN kebudayaan Nasional bersumber pada kebudayaan daerah. Oleh karena itu,kebudayaan nasional perlu sejalan dengan kebudayaan daerah. Keberadaan kebudayaan daerah sudah semestinya dibina dan dipelihara keberadaannya.
Pembinaan dan pemeliharaannya untuk dikembangkan menjadi budaya bangsa harus dilaksanakan dengan terencana. Adapun salah satu unsur kebudayaan yang perlu dibina, dikembangkan dan diselamatkan adalah permainan tradisional.
Permainan tradisional merupakan suatu kegiatan jasmani yang seringkali dihubungkan dengan kebutuhan setiap kehidupan yang memerlukan pembinaan keseimbangan organ tubuh. Permainan ini dapat memenuhi tuntutan dan menyalurkan rangsangan yang menimbulkan berbagai kebutuhan. Melibatkan berbagai kegiatan sosial budaya, baik secara langsung ataupun tidak langsung, sebagaimana tercermin pada perkembangan berbagai bentuk permainan dan olahraga.
Permainan tradisional sebagai warisan budaya bangsa yang digemari dan masih dimainkan di berbagai daerah sampai sekarang ini merupakan salah satu unsur kebudayaan nasional yang masih hidup dan berkembang di setiap daerah di Indonesia. Ini berarti, bahwa dalam memajukan kebudayaan nasional, kita tidak boleh mengabaikan keberadaan dan kehidupan permainan tradisional, sebagai unsur-unsur kebudayaan daerah, yang akan mewarnai kepribadian dan memperkaya kebudayaan nasional.
Medium Pengembangan Kebudayaan
Kebudayaan nasional yang tunggal dan baku belum berkembang sepenuhnya, karena dilatarbelakangi oleh kebudayaan daerah yang beraneka ragam dan bersifat majemuk. Masyarakat yang majemuk itu sedang mengalami pergeseran sistem nilai sebagai akibat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sejalan dengan kebutuhan yang timbul akibat pembangunan seperti sekarang ini. Ini pada hakekatnya merupakan proses pembaharuan sehingga memungkinkan tergesernya nilai-nilai budaya yang sudah lama terpola dalam kehidupan berbagai masyarakat yang ada.
Di sisi lain nilai-nilai baru belum mantap. Akibatnya yang tidak diharapkan dapat terjadi dalam wujud ketegangan maupun pertentangan sosial. Di antara gejala perubahan itu terlihat pada berbagai jenis permainan tradisional.
Tujuan Pengembangan Permainan Tradisional
Manusia dalam mencapai tingkat kesiapan sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan menempati fungsinya sendiri dalam struktur masyarakat harus menyiapkan diri dalam rangka sosialisasi sesuai dengan tradisi masyarakat dan kebudayaannya. Dalam masa itu, sosialisasi biasanya diberikan lewat ragam permainan yang beraneka ragam bentuk dan sifatnya. Bisa berupa permainan yang sifatnya hanya sebagai hiburan pada waktu luang, permainan ketangkasan, permainan peniruan dan dapat pula dalam permainan bertanding.
Adapun tujuan dari mengembangkan nilai budaya dalam permainan tradisional ini adalah, pertama, memelihara dan mengembangkan serta melestarikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam permainan tradisional.
Kedua, menggali nilai-nilai budaya yang terkandung dalam permainan tradisional sebagai usaha penawaran berbagai alternatif nilai-nilai budaya bangsa dalam rangka pembentukan kerangka acuan sebagai pedoman tingkah laku untuk menjamin efektivitas pergaulan lintas suku/kelompok sosial yang ada di Indonesia. Ketiga, menggali bentuk-bentuk permainan tradisional sebagai unsur kebudayaan untuk dijadikan bahan penyusunan pendidikan kebudayaan bangsa.
Permainan tradisional yang menanamkan nilai-nilai kegotong-royongan ini tersebar di berbagai pelosok di Jawa. Keanekaragaman permainan ini menunjukkan kekhasan suatu daerah.
Ragam Bentuk Permainan Tradisional
Dilihat dari keragamannya, permainan yang memerlukan kerja sama dalam menanamkan nilai-nilai kegotongroyongan yang terdapat di desa-desa di Jawa ini,dibagi atas dua kategori.
Pertama, permainan yang menanamkan nilai-nilai kegotongroyongan bersifat kompetitif. Permainan ini dikelompokkan menjadi dua, yakni permainan yang menggunakan alat dan yang tidak menggunakan alat permainan.Umumnya permainan yang kompetitif ini mempunyai banyak cara dan gaya yang dilakukannya, terutama lebih mengedepankan pengaturan strategi (game of strategy).
Kedua, permainan yang menanamkan nilai-nilai kegotongroyongan bersifat tidak kompetitif. Umumnya, permainan ini dalam memainkannya mempergunakan alat.
Permainan lain lebih bersifat hiburan, karena sifatnya main-main yang tidak mempunyai konsekuensi kalah menang dan tidak mempunyai lawan untuk bermain. Permainan ini umumnya berbentuk hiburan, namun terkait dengan religius magis, karena mempunyai kaitan dengan upacara yang berhubungan dengan pertanian. Permainan ini banyak ditemukan di desa-desa dengan sedikit variasi yang berbeda.
Pada penyelenggaraannya, permainan ini umumnya tidak diiringi musik ataupun lagu-lagu. Sebab, permainan-permainan ini ada kaitannya dengan peristiwa-peristiwa pada momen tertentu, seperti upacara adat atau hari besar. Contohnya permainan untuk upacara panen padi, dan permainan pesapean untuk upacara kesuburan tanah atau upacara meminta hujan.
Tantangan
Permainan tradisional memainkan peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Permainan tradisional sebagai salah satu khasanah budaya bangsa yang memili ragam fungsi. Fungsinya sebagai alat hiburan dan pengisi waktu senggang dan sebagai sarana sosialisasi nilai-nilai budaya masyarakat pendukungnya.
Pada perjalanannya, permainan tradisional sebagian sudah jarang dimainkan, untuk tidak mengatakan berangsur-angsur mengalami kepunahan. Bahkan, ada permainan tradisional yang benar-benar sudah tidak dikenal lagi oleh generasi sekarang.
Meski demikian, masih ada permainan tradisonal yang bertahann hingga saat ini. Kemajuan teknologi komunikasi membawa implikasi pada pilihan permainan untuk anak-anak. Anak-anak lebih memilih bermain seperti game online melalui smartphone atau alat lain.
Dalam konteks ini, permainan tradisional yang sarat nilai-nilai gotong royong dapat dilihat sebagai alat pendidikan yang baik. Permainan ini menggunakan banyak gerakan yang menjadi dasar permainan tradisional, antara lain, gerak tubuh (berlari dan meloncat); gerak dalam menjalin kontak sosial (berkejar-kejaran); gerak berdasarkan perhitungan dan kecekatan (melempar dengan tepat dan menghitung jarak).
Permainan tradisional memiliki beragam fungsi pengembangan seperti, pengembangan mental, sosial, kreativitas, moral dan edukasi intelektual. Sekali lagi, permainan tradisional mengedepankan nilai gotong royong. Permainan ini memiliki fungsi sebagai media belajar yang komunikatif.
Nilai kegotongroyongan itu relevan dengan nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa, yakni terdapat pada sila kelima butir pertama. Dalam konteks inilah, permainan tradisional sangat baik untuk pembinaan budaya bangsa dalam kehidupan bermasyarakat yang nilai gotong royong semakin berkurang.
Dengan demikian, permainan yang menanamkan nilai-nilai kegotong-royongan yang cukup potensial ini perlu dibina dan dikembangkan secara sadar melalui program pendidikan sebagai unsur pendukung materi pelajaran olah raga.
*Disampaikan pada Kajian Multidisipliner dengan tema“Pengembangan Permainan Tradisional dalam Membangun Industri Kreatif Masyarakat” yang digelar oleh Lembaga Kebudayaan Universitas Muhammadiyah Malang, 27 Desember 2018.
Penggagas Kampung Budaya Polowijen Malang
PENGEMBANGAN kebudayaan Nasional bersumber pada kebudayaan daerah. Oleh karena itu,kebudayaan nasional perlu sejalan dengan kebudayaan daerah. Keberadaan kebudayaan daerah sudah semestinya dibina dan dipelihara keberadaannya.
Pembinaan dan pemeliharaannya untuk dikembangkan menjadi budaya bangsa harus dilaksanakan dengan terencana. Adapun salah satu unsur kebudayaan yang perlu dibina, dikembangkan dan diselamatkan adalah permainan tradisional.
Permainan tradisional merupakan suatu kegiatan jasmani yang seringkali dihubungkan dengan kebutuhan setiap kehidupan yang memerlukan pembinaan keseimbangan organ tubuh. Permainan ini dapat memenuhi tuntutan dan menyalurkan rangsangan yang menimbulkan berbagai kebutuhan. Melibatkan berbagai kegiatan sosial budaya, baik secara langsung ataupun tidak langsung, sebagaimana tercermin pada perkembangan berbagai bentuk permainan dan olahraga.
Permainan tradisional sebagai warisan budaya bangsa yang digemari dan masih dimainkan di berbagai daerah sampai sekarang ini merupakan salah satu unsur kebudayaan nasional yang masih hidup dan berkembang di setiap daerah di Indonesia. Ini berarti, bahwa dalam memajukan kebudayaan nasional, kita tidak boleh mengabaikan keberadaan dan kehidupan permainan tradisional, sebagai unsur-unsur kebudayaan daerah, yang akan mewarnai kepribadian dan memperkaya kebudayaan nasional.
Medium Pengembangan Kebudayaan
Kebudayaan nasional yang tunggal dan baku belum berkembang sepenuhnya, karena dilatarbelakangi oleh kebudayaan daerah yang beraneka ragam dan bersifat majemuk. Masyarakat yang majemuk itu sedang mengalami pergeseran sistem nilai sebagai akibat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sejalan dengan kebutuhan yang timbul akibat pembangunan seperti sekarang ini. Ini pada hakekatnya merupakan proses pembaharuan sehingga memungkinkan tergesernya nilai-nilai budaya yang sudah lama terpola dalam kehidupan berbagai masyarakat yang ada.
Di sisi lain nilai-nilai baru belum mantap. Akibatnya yang tidak diharapkan dapat terjadi dalam wujud ketegangan maupun pertentangan sosial. Di antara gejala perubahan itu terlihat pada berbagai jenis permainan tradisional.
Tujuan Pengembangan Permainan Tradisional
Manusia dalam mencapai tingkat kesiapan sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan menempati fungsinya sendiri dalam struktur masyarakat harus menyiapkan diri dalam rangka sosialisasi sesuai dengan tradisi masyarakat dan kebudayaannya. Dalam masa itu, sosialisasi biasanya diberikan lewat ragam permainan yang beraneka ragam bentuk dan sifatnya. Bisa berupa permainan yang sifatnya hanya sebagai hiburan pada waktu luang, permainan ketangkasan, permainan peniruan dan dapat pula dalam permainan bertanding.
Adapun tujuan dari mengembangkan nilai budaya dalam permainan tradisional ini adalah, pertama, memelihara dan mengembangkan serta melestarikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam permainan tradisional.
Kedua, menggali nilai-nilai budaya yang terkandung dalam permainan tradisional sebagai usaha penawaran berbagai alternatif nilai-nilai budaya bangsa dalam rangka pembentukan kerangka acuan sebagai pedoman tingkah laku untuk menjamin efektivitas pergaulan lintas suku/kelompok sosial yang ada di Indonesia. Ketiga, menggali bentuk-bentuk permainan tradisional sebagai unsur kebudayaan untuk dijadikan bahan penyusunan pendidikan kebudayaan bangsa.
Permainan tradisional yang menanamkan nilai-nilai kegotong-royongan ini tersebar di berbagai pelosok di Jawa. Keanekaragaman permainan ini menunjukkan kekhasan suatu daerah.
Ragam Bentuk Permainan Tradisional
Dilihat dari keragamannya, permainan yang memerlukan kerja sama dalam menanamkan nilai-nilai kegotongroyongan yang terdapat di desa-desa di Jawa ini,dibagi atas dua kategori.
Pertama, permainan yang menanamkan nilai-nilai kegotongroyongan bersifat kompetitif. Permainan ini dikelompokkan menjadi dua, yakni permainan yang menggunakan alat dan yang tidak menggunakan alat permainan.Umumnya permainan yang kompetitif ini mempunyai banyak cara dan gaya yang dilakukannya, terutama lebih mengedepankan pengaturan strategi (game of strategy).
Kedua, permainan yang menanamkan nilai-nilai kegotongroyongan bersifat tidak kompetitif. Umumnya, permainan ini dalam memainkannya mempergunakan alat.
Permainan lain lebih bersifat hiburan, karena sifatnya main-main yang tidak mempunyai konsekuensi kalah menang dan tidak mempunyai lawan untuk bermain. Permainan ini umumnya berbentuk hiburan, namun terkait dengan religius magis, karena mempunyai kaitan dengan upacara yang berhubungan dengan pertanian. Permainan ini banyak ditemukan di desa-desa dengan sedikit variasi yang berbeda.
Pada penyelenggaraannya, permainan ini umumnya tidak diiringi musik ataupun lagu-lagu. Sebab, permainan-permainan ini ada kaitannya dengan peristiwa-peristiwa pada momen tertentu, seperti upacara adat atau hari besar. Contohnya permainan untuk upacara panen padi, dan permainan pesapean untuk upacara kesuburan tanah atau upacara meminta hujan.
Tantangan
Permainan tradisional memainkan peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Permainan tradisional sebagai salah satu khasanah budaya bangsa yang memili ragam fungsi. Fungsinya sebagai alat hiburan dan pengisi waktu senggang dan sebagai sarana sosialisasi nilai-nilai budaya masyarakat pendukungnya.
Pada perjalanannya, permainan tradisional sebagian sudah jarang dimainkan, untuk tidak mengatakan berangsur-angsur mengalami kepunahan. Bahkan, ada permainan tradisional yang benar-benar sudah tidak dikenal lagi oleh generasi sekarang.
Meski demikian, masih ada permainan tradisonal yang bertahann hingga saat ini. Kemajuan teknologi komunikasi membawa implikasi pada pilihan permainan untuk anak-anak. Anak-anak lebih memilih bermain seperti game online melalui smartphone atau alat lain.
Dalam konteks ini, permainan tradisional yang sarat nilai-nilai gotong royong dapat dilihat sebagai alat pendidikan yang baik. Permainan ini menggunakan banyak gerakan yang menjadi dasar permainan tradisional, antara lain, gerak tubuh (berlari dan meloncat); gerak dalam menjalin kontak sosial (berkejar-kejaran); gerak berdasarkan perhitungan dan kecekatan (melempar dengan tepat dan menghitung jarak).
Permainan tradisional memiliki beragam fungsi pengembangan seperti, pengembangan mental, sosial, kreativitas, moral dan edukasi intelektual. Sekali lagi, permainan tradisional mengedepankan nilai gotong royong. Permainan ini memiliki fungsi sebagai media belajar yang komunikatif.
Nilai kegotongroyongan itu relevan dengan nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa, yakni terdapat pada sila kelima butir pertama. Dalam konteks inilah, permainan tradisional sangat baik untuk pembinaan budaya bangsa dalam kehidupan bermasyarakat yang nilai gotong royong semakin berkurang.
Dengan demikian, permainan yang menanamkan nilai-nilai kegotong-royongan yang cukup potensial ini perlu dibina dan dikembangkan secara sadar melalui program pendidikan sebagai unsur pendukung materi pelajaran olah raga.
*Disampaikan pada Kajian Multidisipliner dengan tema“Pengembangan Permainan Tradisional dalam Membangun Industri Kreatif Masyarakat” yang digelar oleh Lembaga Kebudayaan Universitas Muhammadiyah Malang, 27 Desember 2018.
(poe)