PDIP Bantah Tudingan Demokrat Soal Pelaku Perusakan Atribut
A
A
A
SUMATERA UTARA - Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto membantah tudingan partai Demokrat terkait pelaku perusakan atribut demokrat dan Ketua Umum DPP Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pekanbaru, Riau atas perintah kader PDIP.
"Sama sekali tidak benar. Bahkan pak Rokhmin Dahuri yang bertugas sebagai Plt ketua DPD (dewan pimpinan daerah) lansung ke sana," kata Hasto di Kabupaten Asahan, Sumut, Minggu (16/12/2018).
Hasto menduga ada pihak-pihak yang mencoba memperkeruh kondisi tersebut karena melihat elektabilitas PDIP yang semakin meningkat di sana. Oknum perusak atribut itu sengaja menyusup untuk menjatuhkan PDIP.
Dalam hal ini, pengurus Ranting PDIP di Pekanbaru merasa tersinggung dengan kicauan Wakil Sekjen Demokrat, Andi Arief. "Pak Djarot kemarin mengatakan mengutuk hal tersebut sebagai sikap resmi partai. Itu mengganggu keharmonian demokrasi kita. Lebih baik menempuh jalur hukum. Yang namanya pemimpin tidak perlu sedikit-sedikit menangis ya," ujarnya.
Terlebih, kata Hasto, anak buah SBY itu juga melontarkan tudingan bahwa pelaku memiliki ilmu sirep sehingga, lolos dari pengawasan keamanan Presiden Jokowi yang saat bersamaan tengah berkunjung ke daerah tersebut.
"Ilmu sirep efektif 2009 ketika kecurangan masif pemilu itu terjadi ketika ada partai yang naik 300 persen itu ilmu sirep. Pengalaman masa lalu jangan kemudian dibawa-bawa ke masa kini. Itu pengalaman saudara andi arif tahun 2009 jangan dibawa ke masa kini," tandasnya.
"Sama sekali tidak benar. Bahkan pak Rokhmin Dahuri yang bertugas sebagai Plt ketua DPD (dewan pimpinan daerah) lansung ke sana," kata Hasto di Kabupaten Asahan, Sumut, Minggu (16/12/2018).
Hasto menduga ada pihak-pihak yang mencoba memperkeruh kondisi tersebut karena melihat elektabilitas PDIP yang semakin meningkat di sana. Oknum perusak atribut itu sengaja menyusup untuk menjatuhkan PDIP.
Dalam hal ini, pengurus Ranting PDIP di Pekanbaru merasa tersinggung dengan kicauan Wakil Sekjen Demokrat, Andi Arief. "Pak Djarot kemarin mengatakan mengutuk hal tersebut sebagai sikap resmi partai. Itu mengganggu keharmonian demokrasi kita. Lebih baik menempuh jalur hukum. Yang namanya pemimpin tidak perlu sedikit-sedikit menangis ya," ujarnya.
Terlebih, kata Hasto, anak buah SBY itu juga melontarkan tudingan bahwa pelaku memiliki ilmu sirep sehingga, lolos dari pengawasan keamanan Presiden Jokowi yang saat bersamaan tengah berkunjung ke daerah tersebut.
"Ilmu sirep efektif 2009 ketika kecurangan masif pemilu itu terjadi ketika ada partai yang naik 300 persen itu ilmu sirep. Pengalaman masa lalu jangan kemudian dibawa-bawa ke masa kini. Itu pengalaman saudara andi arif tahun 2009 jangan dibawa ke masa kini," tandasnya.
(pur)