Indikator yang Membuat PDIP Pantas Disebut Partai Modern
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setidaknya ada dua indikator yang menunjukkan PDIP pantas disebut sebagai partai politik modern yang berkiprah di pentas politik Indonesia. Hal ini dikatakan oleh pengamat politik, Hendri Satrio.
Yang pertama kata Hendri adalah terbuka. Yakni dalam hal usulan-usulan itu menganut dari masjkan massa Akar Rumput kemudian ke pusat.
"Kemudian yang kedua indikatornya adalah menerima berbagai usulan atau kemungkinan-kemungkinan yang akan menjadi calon presiden," ucap Hendri Satrio, Kamis (5/1/2023).
Baca juga: Jadi Partai Modern, PDIP Dinilai Tak Tinggalkan Elan Kerakyatan
Menurut Founder Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini, PDIP terus melakukan institusionalisasi partai politik. Yakni mulai mendirikan 112 kantor partai hingga memiliki standar kualifikasi manajemen ISO 9001:2015.
"Kinerja ini mendapat apresiasi dengan meningkatnya elektoral mencapai 26 persen dan menang Pemilu dua kali berturut-turut," ujarnya.
Hendri Satrio menyatakan, wajar jika ini membuat PDIP menjadi partai yang kuat. Terlebih ditandai struktur akar rumput sampai pusatnya yang kokoh.
"Kini PDI Perjuangan menjadi partai yang terkuat. Karena memang menurut hasil lembaga survei pun itu masih tertinggi sampai saat ini, jadi wajar bila dikatakan paling kuat, dan kuat struktur akar rumputnya," jelas Hendri.
Hendri pun mengatakan, di usia PDIP yang masih memegang teguh ideologi Soekarno, ternyata masih bisa menjadi partai yang terus bergerak menjadi modern dan profesional.
Diketahui, 10 Januari 2023 PDIP akan merayakan HUT ke-50. Adapun, peringatan ini akan dilakukan sebagai bagian konsolidasi Partai dalam rangka Pemenangan Pemilu sehingga sifatnya lebih ke internal guna memperkuat jati diri PDIP sebagai partai ideologi Pancasila dengan ciri kerakyatan, kebangsaan, dan keadilan sosial.
Adapun, tema yang diusung adalah: Genggam Tangan Persatuan dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam; dengan Sub Tema: Persatuan Indonesia untuk Indonesia Raya.
"Dalam prosesnya sudah ada ke sana. Yang masih dilekatkan adalah ideologinya Soekarno, jadi sangat Soekarno. Menuju ke sana prosesnya (modern) dan hampir jadi," tutup Hendri.
Yang pertama kata Hendri adalah terbuka. Yakni dalam hal usulan-usulan itu menganut dari masjkan massa Akar Rumput kemudian ke pusat.
"Kemudian yang kedua indikatornya adalah menerima berbagai usulan atau kemungkinan-kemungkinan yang akan menjadi calon presiden," ucap Hendri Satrio, Kamis (5/1/2023).
Baca juga: Jadi Partai Modern, PDIP Dinilai Tak Tinggalkan Elan Kerakyatan
Menurut Founder Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini, PDIP terus melakukan institusionalisasi partai politik. Yakni mulai mendirikan 112 kantor partai hingga memiliki standar kualifikasi manajemen ISO 9001:2015.
"Kinerja ini mendapat apresiasi dengan meningkatnya elektoral mencapai 26 persen dan menang Pemilu dua kali berturut-turut," ujarnya.
Hendri Satrio menyatakan, wajar jika ini membuat PDIP menjadi partai yang kuat. Terlebih ditandai struktur akar rumput sampai pusatnya yang kokoh.
"Kini PDI Perjuangan menjadi partai yang terkuat. Karena memang menurut hasil lembaga survei pun itu masih tertinggi sampai saat ini, jadi wajar bila dikatakan paling kuat, dan kuat struktur akar rumputnya," jelas Hendri.
Hendri pun mengatakan, di usia PDIP yang masih memegang teguh ideologi Soekarno, ternyata masih bisa menjadi partai yang terus bergerak menjadi modern dan profesional.
Diketahui, 10 Januari 2023 PDIP akan merayakan HUT ke-50. Adapun, peringatan ini akan dilakukan sebagai bagian konsolidasi Partai dalam rangka Pemenangan Pemilu sehingga sifatnya lebih ke internal guna memperkuat jati diri PDIP sebagai partai ideologi Pancasila dengan ciri kerakyatan, kebangsaan, dan keadilan sosial.
Adapun, tema yang diusung adalah: Genggam Tangan Persatuan dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam; dengan Sub Tema: Persatuan Indonesia untuk Indonesia Raya.
"Dalam prosesnya sudah ada ke sana. Yang masih dilekatkan adalah ideologinya Soekarno, jadi sangat Soekarno. Menuju ke sana prosesnya (modern) dan hampir jadi," tutup Hendri.
(maf)