Perbandingan Rekam Jejak Para Capres Bisa Ditelusuri di Google
A
A
A
JAKARTA - Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan nomor urut 01 Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Erick Thohir menolak anggapan sejumlah pihak bahwa penggunaan diksi yang disampaikan Presiden Jokowi memunculkan polemik baru dan 'mengaburkan' komitmen adu gagasan dan program.
Menurut Erick, hingga sampai saat ini pihaknya masih konsisten untuk adu gagasan, program dan rekam jejak. Menurutnya, paling gampang bicara program dan gagasan dilihat dari track record dua paslon kontestan pemilu presiden.
"Perbandingkan track record pak Jokowi dan capres lain di google. Dilihat dari yang cerita-cerita dulu, dimulai dari 1998, 1996 coba. (Bisa) kelihatan," kata Erick di Kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Selasa 27 November 2018.
Tanpa ingin mengungkap lebih lanjut tentang track record capres dan cawapres lain, Erick memilih melihat track record Jokowi yang dianggapnya berjuang dari daerah untuk memperbaiki keadaan. Hal tersebut patut diapresiasi.
Menurutnya, Jokowi tipikal pemimpin yang memiliki semangat membangun Indonesia dari daerah atau pinggiran yang mana, selama ini pembangunan hanya berpusat di Jakarta atau Jakarta sentris.
Ketua Inasgoc itu menganggap, kepemimpinan Jokowi telah mengubah dari yang awalnya pembangunan hanya fokus di Jakarta, kemudian menjadi Indonesia sentris seperti yang dilakukan di Papua dalam kebijakan program satu harga.
"Enggak fair kalau penduduk di Papua, pendapatanya tidak sebesar penduduk di Indonesia. Tapi bayar bensinya lebih mahal. Enggak fair. Gimana pendidikan di Kalimantan, kalah bagus dengan Jawa. Enggak fair. Enggak boleh, itu bangsa Indonesia juga. Itu kenapa di nawacita II kita akan terus tingkatkan. Itu yang dijanjikan beliau," tukasnya.
Menurut Erick, hingga sampai saat ini pihaknya masih konsisten untuk adu gagasan, program dan rekam jejak. Menurutnya, paling gampang bicara program dan gagasan dilihat dari track record dua paslon kontestan pemilu presiden.
"Perbandingkan track record pak Jokowi dan capres lain di google. Dilihat dari yang cerita-cerita dulu, dimulai dari 1998, 1996 coba. (Bisa) kelihatan," kata Erick di Kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Selasa 27 November 2018.
Tanpa ingin mengungkap lebih lanjut tentang track record capres dan cawapres lain, Erick memilih melihat track record Jokowi yang dianggapnya berjuang dari daerah untuk memperbaiki keadaan. Hal tersebut patut diapresiasi.
Menurutnya, Jokowi tipikal pemimpin yang memiliki semangat membangun Indonesia dari daerah atau pinggiran yang mana, selama ini pembangunan hanya berpusat di Jakarta atau Jakarta sentris.
Ketua Inasgoc itu menganggap, kepemimpinan Jokowi telah mengubah dari yang awalnya pembangunan hanya fokus di Jakarta, kemudian menjadi Indonesia sentris seperti yang dilakukan di Papua dalam kebijakan program satu harga.
"Enggak fair kalau penduduk di Papua, pendapatanya tidak sebesar penduduk di Indonesia. Tapi bayar bensinya lebih mahal. Enggak fair. Gimana pendidikan di Kalimantan, kalah bagus dengan Jawa. Enggak fair. Enggak boleh, itu bangsa Indonesia juga. Itu kenapa di nawacita II kita akan terus tingkatkan. Itu yang dijanjikan beliau," tukasnya.
(maf)