Puas Akan Kepemimpinan Jokowi, Adat Komering Anugerahkan Gelar Raja

Senin, 26 November 2018 - 02:12 WIB
Puas Akan Kepemimpinan...
Puas Akan Kepemimpinan Jokowi, Adat Komering Anugerahkan Gelar Raja
A A A
PALEMBANG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan anugerah gelar Raja Balaq Mangku Nagaro yang berarti Raja Agung yang Memegang Kekuasaan Tertinggi Negara dalam adat komering, di Griya Agung Palembang, Minggu (25/11/2018).

Sementara Ibu Negara Iriana Joko Widodo dianugerahi kunai/ gelar Ratu Indoman yang bermakna seorang ratu yang bukan saja mengayomi dan membantu rakyatnya, tetapi memberi keteguhan dan kenyamanan dalam negara.

Prosesi upacara pemberian dua gelar tersebut diberikan langsung oleh Ketua Majelis Tinggi Adat Komering Sumsel, H Romli Mustika Ratu. Di hadapan 44 Paguyuban se-Indonesia, Bupati, Kepala OPD, FOKKU dan masyarakat Sumsel. Sedangkan piagam penghargaan diserahkan oleh Gubernur Sumsel, H Herman Deru dan Istri, Febrita Lustia Deru.

Ketua Majelis Tinggi Adat Komering Sumsel, Romli Mustika Ratu mengatakan pemberian gelar tersebut merupakan pelampiasan hati masyarakat Komering dan Sumsel. Mereka bangga dengan kepemimpinan Presiden Jokowi.

"Semoga Presiden bisa memberikan kesejahteraan serta memajukan adat, tradisi dan budaya masyarakat Indonesia khususnya warga Komering dan Sumsel," ujarnya.

Presiden Jokowi dan rombongan tiba di Griya Agung pada pukul 08.40 WIB dan langsung disambut tari Tigong dan pencak silat komering. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengaku sangat menghargai dan berterima kasih atas kehormatan besar yang telah diberikan kepadanya.

Gelar Raja Balaq Mangku Nagaro dan Ratu Indoman yang dianugerahkan ini menurutnya bermakna sebagai pesan dan harapan serta tanggung jawabnya untuk selalu mengangkat derajat masyarakat adat Komring dan yang lebih luas lagi memajukan masyarakat Sumsel.

"Saya berterima kasih sebesar-besarnya atas kehormatan yang diberikan kepada saya. Semoga kebudayaan dan kearifan lokal ini jadi kepribadian bangsa," tutur Jokowi.

Menurutnya di Indonesia tercatat ada sebanyak 714 suku yang dimiliki dengan budaya masing-masing yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini menjadi modal yang kuat bagi Indonesia untuk meraih kemajuan.

Berkaca pada cerita konflik di Afganistan, kata Jokowi, di sana menurutnya hanya ada 7 suku namun dua di antaranya berkonflik berkepanjangan hingga 40 tahun lamanya. Jika dibandingkan dengan 714 suku yang ada di Indonesia, jumlah tersebut sangat kecil sekali. Karena itu Jokowi tak henti-hentinya mengimbau kepada masyafakat Indonesia untuk mencegah konflik sekecil apapun.

"Negara kita ini sangat besar dari Sabang sampai Merauke, ada 714 suku. Karena itu persatuan dan kerukunan adalah aset kita," jelasnya.

Konflik lanjut Jokowi biasanya sering dimulai dari urusan politik, baik itu pemilihan Bupati, Wali Kota, Gubernur hingga Presiden. Menurutnya masyarakat sering lupa bahwa hal ini berulang setiap lima tahun.

"Rasional saja silakan pilih A, pilih B silakan. Jangan sampai ada gesekan sekecil apapun. Ini harus disyukuri. Karena kalau kita bisa satukan, ini bisa jadi aset. Ke depan semoga adat Komring ini berperan aktif menjaga kerukunan di Indonesia," ucap Jokowi.

Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru pemberian gelar ini bertujuan melestarikan budaya daerah Sumsel. Melalui silaturahmi seperti ini Herman berharap dapat meningkatkan kemajuan daerah Sumsel agat maju untuk semua.

"Pemberian gelar ini sudah melalui proses dan ritual adat Komering. Sudah direstui tetua dan Majelis Tinggi Komering Sumsel melalui musayawarah mufakat untuk berikan jajuluk atau gelar kepada Presiden Jokowi," jelas HD.

Adapun pemberian adop/jajuluk/ gelar ini memiliki makna simbolik sebagai pertanda bahwa masyarakat Komering menghormati keberadaan seseorang yang telah berjasa pada masyarakat bangsa dan negara. "Mereka yang dapat gelar ini diangkat jadi keluarga kehormatan dan bagian dari masyarakat Komering," ujar Herman.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1443 seconds (0.1#10.140)