Lukman Hakiem Apresiasi Mukernas III PPP
A
A
A
JAKARTA - Perlehatan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) III Partai Persatuan Pembangunan (PP) yang dihadiri 34 DPW se-Indonesia berjalan baik dan menghasilkan butir-butir ketetapan.
Lukman Hakiem sebagai orang yang memilih PPP sejak Pemilu 1977, mengapresiasi pelaksanaan Mukernas yang mengusung kembali tema islah (rekonsiliasi) untuk mengembalikan marwah PPP.
"Sejak munculnya konflik PPP, saya tidak pernah bosan menyerukan islah," ujarnya, Selasa (20/11/2018). Dia juga menyerukan satu muktamar untuk satu PPP.
Bagi Staf Khusus Wakil Presiden Hamzah Haz (2001-2004) ini, meskipun pemerintah hanya mengakui PPP pimpinan Romahurmuzi, di lapangan masih ditemui kepengurusan PPP hasil Muktamar Jakarta. "Belakangan malah muncul PPP Khittah," katanya lagi.
Oleh karena itu, dia berharap agar dikukuhkannya pengacara Dr Humphrey Djemat sebagai Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta, bisa meneruskan estafet kepemimpinan Djan Faridz yang mengundurkan diri dan dapat memberi angin segar bagi keutuhan kembali PPP.
"Ini memang tugas yang tidak ringan, tetapi harus tetap dikerjakan. Saya berharap, Pak Humphrey konsisten pada jalan islah yang penuh dengan onak dan duri itu," katanya.
Mengenai keputusan Mukernas mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Lukman menyampaikan kegembiraannya karena Mukernas telah berpihak kepada hasil Ijtima Alim Ulama. "Sebagai partai warisan ulama, sudah seharusnya PPP mengikuti petunjuk para ulama," katanya.
Keputusan Mukernas dinilainya telah mewadahi aspirasi kader dan umat Islam. Lukman melihat hasil Mukernas itu sebagai perubahan haluan politik PPP Muktamar Jakarta yang sangat signifikan dan menggembirakan.
"Semoga dengan hasil Mukernas itu, martabat partai warisan ulama ini kembali tegak," ujar penulis buku mengenai pejuang Muslim yang mengaku sebagai kader PPP dirinya tidak aktif di dalam kepengurusan PPP yang manapun.
"Bagi saya, PPP Romahurmuzi, PPP Humphrey Djemat, atau PPP Khittah; semuanya adalah PPP," katanya sambil menambahkan, "bahwa pemerintah hanya mengakui salah satu, itu soal lain."
Pada kesempatan lain, Mimin Austiana Wasekjend DPP PPP yang pada acara Mukernas lalu bertindak sebagai panitia sungguh bergembira atas rekomendasi yang dihasilkan mendapat respons yang luar biasa dari para kader dan umat islam.
"Saya sampai meneteskan air mata", pungkasnya karena banyak sekali whatsapp dan komen dilaman medsos yang menyambut baik. Bahkan video saat pembacaan hasil Mukernas oleh Ketua Umum yang ada di medsos ditonton puluhan ribu kali. "Subhanallah, sekali lagi umat dan kader menanti ini", lirih Ibu yang juga aktif di Muslimat NU dan mengajar di beberapa perguruan.
Sebelum berpisah, Mimin Austiana mengucapkan selamat mengemban amanah pada Pak Humphrey Djemat selaku Ketua Umum PPP dan mengucapkan terima kasih pada Bapak Djan Faridz yang telah selama ini memperjuangkan PPP.
Lukman Hakiem sebagai orang yang memilih PPP sejak Pemilu 1977, mengapresiasi pelaksanaan Mukernas yang mengusung kembali tema islah (rekonsiliasi) untuk mengembalikan marwah PPP.
"Sejak munculnya konflik PPP, saya tidak pernah bosan menyerukan islah," ujarnya, Selasa (20/11/2018). Dia juga menyerukan satu muktamar untuk satu PPP.
Bagi Staf Khusus Wakil Presiden Hamzah Haz (2001-2004) ini, meskipun pemerintah hanya mengakui PPP pimpinan Romahurmuzi, di lapangan masih ditemui kepengurusan PPP hasil Muktamar Jakarta. "Belakangan malah muncul PPP Khittah," katanya lagi.
Oleh karena itu, dia berharap agar dikukuhkannya pengacara Dr Humphrey Djemat sebagai Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta, bisa meneruskan estafet kepemimpinan Djan Faridz yang mengundurkan diri dan dapat memberi angin segar bagi keutuhan kembali PPP.
"Ini memang tugas yang tidak ringan, tetapi harus tetap dikerjakan. Saya berharap, Pak Humphrey konsisten pada jalan islah yang penuh dengan onak dan duri itu," katanya.
Mengenai keputusan Mukernas mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Lukman menyampaikan kegembiraannya karena Mukernas telah berpihak kepada hasil Ijtima Alim Ulama. "Sebagai partai warisan ulama, sudah seharusnya PPP mengikuti petunjuk para ulama," katanya.
Keputusan Mukernas dinilainya telah mewadahi aspirasi kader dan umat Islam. Lukman melihat hasil Mukernas itu sebagai perubahan haluan politik PPP Muktamar Jakarta yang sangat signifikan dan menggembirakan.
"Semoga dengan hasil Mukernas itu, martabat partai warisan ulama ini kembali tegak," ujar penulis buku mengenai pejuang Muslim yang mengaku sebagai kader PPP dirinya tidak aktif di dalam kepengurusan PPP yang manapun.
"Bagi saya, PPP Romahurmuzi, PPP Humphrey Djemat, atau PPP Khittah; semuanya adalah PPP," katanya sambil menambahkan, "bahwa pemerintah hanya mengakui salah satu, itu soal lain."
Pada kesempatan lain, Mimin Austiana Wasekjend DPP PPP yang pada acara Mukernas lalu bertindak sebagai panitia sungguh bergembira atas rekomendasi yang dihasilkan mendapat respons yang luar biasa dari para kader dan umat islam.
"Saya sampai meneteskan air mata", pungkasnya karena banyak sekali whatsapp dan komen dilaman medsos yang menyambut baik. Bahkan video saat pembacaan hasil Mukernas oleh Ketua Umum yang ada di medsos ditonton puluhan ribu kali. "Subhanallah, sekali lagi umat dan kader menanti ini", lirih Ibu yang juga aktif di Muslimat NU dan mengajar di beberapa perguruan.
Sebelum berpisah, Mimin Austiana mengucapkan selamat mengemban amanah pada Pak Humphrey Djemat selaku Ketua Umum PPP dan mengucapkan terima kasih pada Bapak Djan Faridz yang telah selama ini memperjuangkan PPP.
(wib)